Raina memasukkan buku dari meja kedalam tas saat bel berbunyi menandakan pelajaran telah selesai. Gisel- teman sebangku Raina tiba-tiba menepuk jidatnya seperti lupa akan suatu hal, Raina menatap Gisel sambil mengangkat satu alis, bermaksud bertanya kenapa?
"Gue lupa na! Lo dicariin sama pak Agus kemarin dan doi bilang katanya pulang sekolah lo disuruh ke ruangannya." Kata gisel menyengir.
Raina mendengus malas dan berarti rencana agar cepat sampai ke kedai kopi favoritnya tersebut harus tertunda, ini gara-gara kemarin Raina tidak masuk sekolah.
Ya, setelah insiden kemarin malam ia bertemu Ravan di sebuah pub, Raina buru-buru pulang dan ia terpaksa harus bergadang di sebuah cafe 24jam karena Raina tidak mungkin akan pulang ke rumah. Pagi-paginya saat kedua orang tua Raina sudah berangkat kerja, barulah ia pulang.
Raina menjitak kepala temannya itu tiba-tiba "kok lo baru bilang sekarang sih?!!"
"Gue lupa Na, gausah pake jitak-jitak kepala gue sih nanti rambut gue ubanan semua gara-gara kesihir sama tangan dingin lo itu." Protes Gisel sambil bersiap untuk keluar kelas.
"Lo pikir gue elsa frozen hah?"
"Bukan! Lo mah Raina frozen!" Gisel menertawai ekspresi datar Raina, ia heran mengapa ada cewek sedingin Raina hidup di dunia ini. "Udah ah gue mau pulang, udah dijemput Haykal tuh didepan, yang jomblo mah pdkt-an aja sama pa Agus yah! Bay mwah." Lanjut Gisel masih tertawa mengejek.
"Sialan lo! Awas aja besok gak akan gue kasih contekan pr matematika!" Teriak Raina membalas sambil memberi jari tengah kepada temannya itu yang sudah sampai didepan pintu kelas, melihat hal itu Gisel hanya menjulurkan lidahnya mengejek tidak peduli.
Raina juga heran kenapa di tahun ajaran baru kelas 12 ini ia bisa sebangku dengan perempuan bernama Gisel, masalahnya Raina dan Gisel adalah dua kepribadian yang sangat bertolak belakang, Gisel ramah, ceria, friendly, dan jail. Sedangkan Raina lebih dikenal sebagai perempuan yang pendiam, ketus, dan dingin. Tidak- Raina tidak pendiam ke semua orang, dia bisa menjadi gila jika berdekatan dengan orang yang sudah ia kenal dan dekat, ia hanya tidak suka berbasa-basi kepada orang lain yang sekedar tahu namanya saja.
Setelah sampai didepan ruang guru, ia langsung menuju ke meja pak Agus, yaitu meja wali kelas barunya di kelas 12 ini. Pak agus yang sedang sibuk membaca sesuatu di kertas membuat laki-laki berumur 50 tahunan itu tidak sadar bahwa Raina sudah ada didepan meja pak Agus.
"Bapak manggil saya?" Tanya Raina, membuat perhatian pak Agus langsung tertuju kepada Raina.
"Ah iya Raina, silahkan duduk." Pak Agus menaruh kertas yang sedang ia baca keatas meja, dan membuka kacamatanya. "Kamu kenapa kemarin tidak sekolah?"
"Maaf pak, kemarin saya tidak enak badan dan lupa buat ngasih tau ke guru piket." Alasan Raina berbohong, yang sudah ia pikirkan semenjak ia menuju ke meja wali kelasnya ini.
"Saya ingin menyuruh kamu kemarin untuk mencari novel-novel sastra lama di perpustakaan, karena saya tahu kamu anaknya suka membaca, kamu pasti tau kan novel-novel sastra lama yang bagus?" Tanya pak Agus, membuat Raina mengangguk. "Karena kemarin kamu tidak masuk, jadi sekarang saja tidak apa-apakan kalau bapak suruh? Buat bahan ajaran baru pelajaran bahasa indonesia."
Kebetulan wali kelasnya ini memang mengajar bidang bahasa indonesia, Raina mengangguk lagi, tidak dapat menolak perintah tersebut, "Baik pak sekarang akan saya carikan."
Raina permisi kepada pak Agus, dan langsung menuju perpustakaan. Menjadi murid yang tergolong lumayan pintar dan suka membaca ternyata ada bagian tidak enaknya- seperti lebih sering disuruh guru. Dan itu membuat Raina lagi-lagi harus ke perpustakaan sekolahnya yang terkenal sepi dan berdebu. Maklum, karena murid disekolahnya jarang sekali ada yang ke perpustakaan, selain karena malas hal itu membosankan bagi sebagian anak.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN
Teen FictionBagaimana jika ini semua bukan tentang apa yang dia katakan atau apa yang dia lakukan? Bagaimana jika ini semua adalah tentang perasaan yang berjalan begitu saja sejak pertama kali mata mereka bersitatap? 15+