3

285 23 10
                                    

"Gath. Itu tadi temen lo yang namanya Juli?" tanya Zivan. Seketika, Gatha yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu Zivan lantaran sedang di atas motor dengan matan terpejem buru-buru membuka matanya saat Zivan bertanya seperti itu.

"Iya," Gatha menatap Zivan yang berada di sebelahnya, "kenapa, Suka?" Gatha tersenyum meledak sambil melirik Zivan. Yang dilirik menampilkan semburat merah di pipinya. "Dih, blushing. Jujur, suka kan lo?"  Gatha menunjuk-nunjuk Zivan disebelahnya.

"Apa sih, enggak ye," elak Zivan. Zivan membuang pandangannya ke arah kiri,  yang sudah jelas itu menandakan ciri orang yang berbohong.

"Iyain deh." hening panjang terjadi. Zivan angkat bicara.

"Itu siapa yang tadi bantuin lo pas naik ke mobil?"

Gatha sedikit tersentak saat Zivan bertanya seperti itu. Yang dimaksud oleh Zivan ialah Devan.

"Bukan siapa-siapa," jawab Gatha, sedatar mungkin. Gatha sebisa mungkin tidak tegang. Ia takut muncul semburat merah juga di pipinya kalau ia tegang.

"Serius? Kok kayaknya deket banget sama lo?" Zivan memperdalam pertanyaannya yang membuat Gatha salting. Kembarannya ini terlampau ingin tahu  sekali. Maka sudah pasti terus memperdalam pertanyaannya jika jawaban yang dia dapat belum memuaskan.

"Kepo banget sih. Sekarang gue tanya,  kenapa tiba-tiba lo jemput gue ke sekolah padahal lo lagi sekolah dan yang nelfon lo bukan gue tapi Juli. Kenapa? Suka kan lo kalo doi yang nelfon. Jujur-jujuran deh sekarang," Gatha terus terang. Ia katakan, bahwa kepalanya terus bertambah pusing kalau Zivan terus bertanya.

"Eh," Zivan menggaruk tengkuknya karena bingung ingin menjawab.

"Bingung kan?!" ketus Gatha. "Aduh, aduh, sssshh..." lenguh Gatha, disaat yang bersamaan saat ia sedang kesal dengan Zivan.

"Eh elo kenapa. Woi Gatha, lo kenapa ya ampun?" panik Zivan. Dia akhirnya menepikan mobilnya dengan keadaan tangan kanan untuk menyetir dan tangan kirinya merangkul Gatha.

"Aduh, Ziv. Kepala gue pusing banget," lenguh Gatha. Kepalanya tiduran di paha Zivan disaat dia sudah menepikan mobilnya.

"Sabar, sabar, sini tiduran," dengan cepat Zivan mengambil minyak angin yang berasa di dashboard mobil. Zivan menyodorkan minyak angin tersebut di depan hidung Gatha, "gimana, udah enakan belum?"  tanya Zivan memastikan sambil memijit kening Gatha. Gatha mengangguk samar.

Akhir-akhir ini kepala Gatha sering sakit, entah apa penyebabnya. Gatha belum dibawa ke rumah sakit,  karena bunda belum tahu tentang masalah penyakit Gatha saat ini.

"Lo bangun bentar ya, sepuluh menit aja senderan di kursi. Bentar aja," Zivan berusaha untuk menenangkan Gatha.

***

Juliah: Gath, lo les gak?

Satu pesan masuk di dalam kotak pesan ponsel Gatha. Gatha mendengarnya.

"Gath, Juli nanyain lo les atau gak?"

Gatha yang sedang di dalam toilet tidak bisa menjawabnya, maka ia meminta tolong Zivan untuk menjawabnya.

"Ziv, tolong jawab ya. Bilangin apa semau lo aja dah yang pasti hari ini gue gak les dulu."

"Oke," jawab Zivan.

Zivan menjawab pesannya, dibukanya kotak pesan dari juli. Sebenarnya Zivan menyukai Juli hanya saja ia takut mengutarakan hatinya.

Enggak, gue masih sakit.

Tidak lama kemudian. Ponsel Gatha bergetar dan berbunyi kembali.

Juli: Oh oke. Gws ya Gatha :)

Iya. Makasih.

Juli: Gath, Zivan ada?

Jleb.

Zivan terkejut saat Juli menanyakan dirinya kepada Gatha.

Ada. Kenapa?

Juli: Salam ya, ehe..

Oke, ntar gue sampein.

Juli: Makasih Gatha ma luv :)

"Napa lo senyum-senyum." Zivan terkejut mendengar ucapan Gatha hingga ponsel Gatha ingin terjatuh.


"Lah kaget?"  Gatha menahan tawanya.

"Enggak pa-pa," Zivan membuang pandangannya. Ia teringat sesuatu, "makan dulu gih,  udah gue beliin bubur nih."  Zivan bangkit dan menuju meja makan kamar.

"Oh iya,"

Gatha mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

"Mau kemana?"

"Ke bawah,  mau ngambil camilan."

"Oke. Gue makan ya,  lo gak makan?"

"Nanti," Gatha mengangguk dan membuka bungkus bubur ayamnya.

Gatha memakan bubur ayam yang dibelikan oleh Zivan. Tiba-tiba ia penasaran dengan apa yang tadi Zivan balas kepada Juli. Ia membukanya dan boom. Ini sih namanya PDKT. Ada-ada saja.

***

Keep read my story guys :)

Jangan lupa Vote dan komen ya.

Off seminggu PAS semester 5. Doakan saya ges.

Instagram: arifah.arr

26/11/17

Late Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang