18. Quarrels and Awkward

112 16 18
                                    

#8 in Fakelove
#9 in themostwanted
--------------------------------------------------------

Devan kali ini benar-benar emosi, bagaimana bisa jika Panji mengetahui rencana Devan.

Sebenarnya rencana Devan apa? Ia sudah pernah bilang bahwa ia...

Tunggu, Devan masih tidak habis pikir. Bagaimana bisa Panji tahu niat Devan yang katanya akan membuat Gatha sakit hati. Masa? Devan can't believe.

Devan berjalan menuju toilet laki-laki sekolah Vederick High. Ia menatap bayangannya di cermin, Devan membuka keran wastafel lalu mengusapnya perlahan ke wajah.

"Argghh..." Erang Devan sendirian di toilet. "Kenapa bisa tau coba Ya Tuhan?!"

Devan mendengar gerombolan Ridwan vs di luar toilet. Sepertinya ia sedang membicarakan seseorang, Devan sengaja mendekatkan tubuhnya ke pintu toilet.

"Iyalaah, cocok mereka."

"Siapa?"

"Gatha sama si Panjul alias Panji. Kalo sama siapa tuh yang lama, yang sampe sekarang ngejar-ngejar?"

"Devan."

"Naahh iya, kagak cocok, biasa aja, Devan aja terlalu posesif ngelarang Gatha deket sana-sini."

"Iya anjay."

Telinga Devan rasanya sudah panas mendengar ocehan mereka, ingin rasanya Devan melabrak mereka, tetapi Devan sadar diri ia bukanlah laki-laki yang mainnya labrakan.

Devan langsung keluar begitu saja dari toilet dan berjalan menuju kelas, sebelumnya ia menendang tempat sampah di dekat kantin, dan ya kalian pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya, tumpah ruah.

Sebelumnya, gerombolan Ridwan cs terkejut karena yang keluar dari toilet adalah orang yang sedang mereka bicarakan beberapa menit yang lalu.

"Anjing! Devan woi." Umpat Irfan dan langsung menonjok bahu Yovi disebelahnya.

"Berarti daritadi itu anak denger apa yang kita omongin?" Tanya Ridwan polos.

"Iyalah goblok. Mampus lo, tuh anak kan kayak orang psikopat." Koar Sakhi sembari menunjuk Ridwan. "Yaaa mampus lo, Wan."

"Alaahh, bodoamat udah, santai aja." Kata Kenny dengan gamblangnya.

Kenny benar-benar, dia itu daritadi membicarakan Devan tentang kejelekannya tanpa ada yang tau jika di dalam toilet adalah sang empunya.

"Besok besok kalo mau gibahin orang di atas pohon ajalah." Kata Irfan frustasi, masalahnya Irfan adalah orang yang paling semangat membicarakan Devan.

"Dasar, kang gibah. Lo laki apa cewek, nyinyir lo jaga, perempuan wajar kang gibah, lo kaum Adam terkenal cuek kenapa jadi suka gibahin orang?" Tegur Kenny tiba-tiba, perasaan tadi Kenny bilang santai saja. Duh, Ken.

"Iya, bacot banget lo." Dengus Irfan dan segera menjauh dari teman-temannya.

***

"YESS, GUE BERHASIL." jerit Panji sepanjang koridor sekolah untung saja tidak terlalu ramai.

Saat ini Panji mencari keberadaan temannya, kenapa daritadi tidak muncul batang hidungnya, biasanya teman-temannya nganggur di depan kelas 11-5 yang sangat terpojok tapi kali ini tidak ada.

"Buset, kemana coba anak-anak!" Panji geleng-geleng kepala, tatkala ingin berbelok menuju arah tangga, ia melihat teman-temannya di sebrang yaitu depan toilet laki-laki.

Late Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang