4

298 22 27
                                    

Devan tengah bersama kedua teman rumahnya, yaitu Lukas dan Liam. Untuk kali ini Rey dan dan Erik tidak ikut karena ada acara keluarga, kebetulan Lima dan Lukas satu sekolah dengan Rey dan Erik makanya mereka kenal juga dengan Rey dan Erik.

Kali ini Devan dkk sedang berada di tempat langganan mereka untuk nongkrong-nongkrong sembari si Liam melayani fans-ya, karena ia Selebgram.

"Woi, main QnA kuy?" ajak Lukas memecah kebosanan yang melanda seperti banjir melanda kota Garut, karena Liam sedaritadi terus melayani fans-ya secara random untuk berfoto sana-sini dan jadilah Lukas dengan Devan dikacangin dilalerin.

Devan melirik sinis Lukas karena telah mengagetkan dirinya. "Iya udah, suit," 

Tangan Devan dan Lukas terus ia buka untuk melakukan suit, untuk menentukan siapa yang pertama mengajukan pertanyaan.

"Suit," ucap keduanya terus-terusan secara bersama.

"Hah! Kena lo, Dev."

Devan berdecak kecil sambil memutar bola matanya.

"Oke," Lukas mengusap-ngusap telapak tangannya berlawanan arah sambil melirik meledek ke arah Devan.

"Ah, lama lo, gece!" rengek Devan, ia sudah memasang tampang kesalnya kepada Lukas yang super duper lola dan lemot.

"Milih Gatha atau Juli?"

Pertanyaan itu ambigu. Secara keempat teman Devan,  salah satunya Lukas tahu bahwa Devan dahulu mencintai Gatha dan cintanya bertepuk sebelah tangan dan masih memiliki rasa untuk Gatha, mungkin sjaa.

"Pertanyaan pribadi," Devan mengangkat kedua tangannya dan digerakkan secara berlawanan arah, "tenot, pass," elak Devan. Sudah jelas-jelas kalau teman-temannya bermain QnA sampai ke pertanyaan sangat pribadi sekalipun. Pertanyaan seperti itu di pass? Oh tidak bisa , apalagi untuk seorang Lukas yang keponya tingkat dewa.

"Eleh, ngeles pinter banget loo," Lukas menoyor pelan kepala Devan yang berhasil dihindari oleh Devan. "Buruan jawab!"  paksa Lukas, sambil memukul pelan bahu Devan.

Devan membuang nafas kasar karena kesal. "Gatha 30% Juli 70%."

"Oke," Lukas melirik Devan dengan lirikan meledak.

"Apa?!" Devan membuang pandangannya, "gue tanya sekarang gantian. Masih suka sama Miss Rahayu gak?" 

Pertanyaan itu membuat semburat merah muncul di pipi Lukas. Miss Rahayu adalah guru kimia yang umurnya masih sangat muda, yaitu 22 tahun dan beliau sangat cantik, sampai Lukas berkali-kali menembak Miss Rahayu.

Sebenarnya banyak banget yang nembak Miss Rahayu. Sering banget ada di meja guru Miss Rahayu setumpuk coklat, bunga, boneka, dan ucapan-ucapan manis memenuhi mejanya, padahal meja tersebut lumayan besar bahkan sangking banyaknya sampai tidak muat.

"Eh," Lukas menggaruk tengkuknya sambil menunduk .

"Jujur," perintah Devan sambil tersenyum penuh arti.

"Gak,"

"Serius?"

Lukas mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan seraya mengangguk.

"Oke-oke,"

Panggilan dari Liam kepada Lukas serta Devan menghentikan permainan QnA Lukas dan Devan.

"Sori ya,"

"Iye," jawab Lukas dan Devan bersamaan.

"Eh kok gue denger ada Gatha sama Juli disebut-sebut?" Liam menarik kursinya supaya lebih dekat dengan meja. Tidak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan mereka.

"Tadi main QnA, terus si Devan suka sama Juli," kata Lukas, seraya menyeruput minumnya.

"Serius lo suka sama Juli?" Liam memberi jeda dan memukul pelan meja, "bukannya lo suka sama Gatha ya, Van?" lanjutnya.

"Udah gak terlalu sih,"

Liam melirik Devan dengan maksud meledek. "Serius?" tanyanya.

"Jangan serius-serius nanti baper lho," celetukan Lukas membuat kedua temannya di depan ini langsung menoleh ke arah Lukas.

"Sehat kan lo, Kas? Tumben tuh bocah galau," kata Liam.

Lukas hanya nyengir.

"Lagi galau emang tuh dia, gara-gara dua hari yang lalu Miss Rahayu nolak dia," ledek Devan.

"Ah lo, Van. Ngalihin pembicaraan pinter banget," Liam menoyor kepala Devan dan kali ini tidak berhasil dihindari dari Devan, "jawab!"  tekan Liam dengan nada pembicaraannya.

"Serius dih, orang udah gak terlalu." Devan memutar bola matanya karena jengah. Kedua temannya ini sangat sangat terlalu kepo.

"Tapi kok, lo malah deketnya akhir-akhir ini sama Gatha?" Lukas penasaran.

"Emang kenapa?"

"Ya,  gak pa-pa. Emang ada apa sama Gatha?" gantian Liam yang kepo lagi.

"Adalah secret." Devan berhenti sebentar lalu angkat bicara lagi. "Eh, lo kenal gak sama anak yang namanya Zivan, anak sekolahan Trivana?"  Devan menatap kedua temannya bergantian. Kedua temannya menggeleng datar. "Oke. Bro, gue mau pergi dulu ya." pamit Devan diiringi tubuhnya yang keluar dari bangku dan menepuk kedua bahu temannya secara pelan dan berlari menuju pintu keluar.

"Dia mau kemana?" Lukas menoleh kembali ke arah Liam disaat Devan sudah menghilang dari pintu keluar.

Liam mengangkat bahunya. "Entahlah,"

"Gue takut masa, Gatha kayaknya mulai buka hatinya buat Devan deh dan gue takut Devan ngejadiin si Gatha simulasi sebelum, ya you know that, dia nyatain perasaannya ke Juli,"

Liam memukul meja secara tiba-tiba. "Oh iya, nanti kayak... Astaga, gimana ini!"  Liam tiba-tiba panik sambil menatap Lukas yang menampakkan wajah khawatirnya juga.

"Kita harus cegah, bagaimanapun itu caranya,"

Liam mengangguk.

***

Typo bertebaran 👻

Keep read my story guys.
I hope you like it. :)

Instagram: arifah.arr

27/11/17

Late Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang