8

262 19 5
                                    

Dug... Dug... Dug...

Bunyi pantulan bola basket terus berbunyi nyaring di lapangan dan sekitarnya.

Kali ini Gatha berangkat lebih awal, pukul enam pagi ia sudah sampai disekolah, kalau biasanya ia datang pukul setengah tujuh pagi.

Gatha terus memasukkan bola basket ke dalam ring. Ia sesekali melihat koridor sekolah yang nampak sudah sedikit ramai. Rambut badainya sesekali terbang terkena terpaan angin pagi yang menyejukkan bak iklan shampo di televisi.

"GATHA!" Suara teriakan tersebut membuat Gatha terlonjak kaget, melesetlah shoot yang baru saja Gatha lakukan. Gatha berdecak kecil lalu memutar badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"GATHA, O EM JI. LO BUKANNYA MASIH SAKIT? BUKANNYA LO MASIH DIRAWAT DI RUMAH SAKIT?? KOK UDAH BALIK????!" Rentetan pertanyaan dilontarkan dari mulut super duper nyinyir Juli. Juli itu kalo udah bawel susah di diemin.

"Ah, bacot lo. Gue mau ngeshoot jadi gagal kan!" Rutuk Gatha, ia kembali melakukan shooting dan masuklah bola basketnya ke dalam ring.

Juli memutar badan Gatha tiba-tiba.
"Gatha, gue nanya. Kenapa lo udah balik?"

Gatha tersenyum aneh, "gue kabur." Setelahnya ia kembali melanjutkan permainan bola basketnya. Juli hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Gatha yang kalau sudah berkutik dengan bola basket tidak bisa dihentikan.

"YOU MAD?! LO KABUR?" Juli memutar bola matanya. Gatha akhirnya melempar bola basketnya sembarang dan mengkode Juli untuk ikut dengannya, Gatha membawa Juli ke kantin.

Sesampainya di kantin, Gatha dan Juli memulai pembicaraan mereka yang sempat tertunda.

"Gatha jelasin!" Perintah Juli karena penasaran.

"Iyak," Gatha melihat sekeliling kantin, "jadi. Sebenarnya gue gak kabur sih, hehehe." Gatha nyengir sesaat, karena setelahnya ia mendapat tatapan super tajam dari Juli.

"Gak jelas ih, tadi bilangnya kabur."

"Gue emang niat mau kabur tapi gak jadi, soalnya dokter ngeizinin gue pulang." Gatha kembali nyengir dan tersenyum meledek.

"Ish, makanya kalo cerita jangan setengah-setengah kutu semut," sewot Juli.

"Yora mana?" tanya Gatha.

"Enggak masuk tuh anak, izin,"

Gatha mengangguk. Juli akhirnya bangkit dan diikuti Gatha yang ikut bangkit pula, sudah pasti akan menuju kelas karena tidak lama bel berbunyi, niat Gatha yang ingin ke toilet untuk cuci muka karena sedikit keringetan bermain basket diurungkan. Ia akan pergi ke toilet setelah guru akan masuk.

***

"Ziv, gue mau kabur nih." Celetukan Gatha membuat Zivan membulatkan matanya seketika. Ia terkejut dengan aksi gila kembarannya ini.

"Gila lo ya," Zivan geleng-geleng kepala tidak habis pikir, "tunggu sebentar kenapa sih, tuh dokter sepuluh menit lagi kasih kepastian tentang kepulangan lo hari ini."

Gatha menaikkan sebelah alisnya. "Serius? Bakalan ngasih kepastian nih, kalo ujung-ujungnya PHP gimana?" Gatha sedari tadi terus menatap pintu kamarnya harap-harap dokter tersebut datang dan mengatakan bahwa dirinya bisa pulang hari ini.

"Kebanyakan di-PHP-in gini nih, udah jangan banyak bacot."

Gatha memukul bahu Zivan. "Dasar laknat, gue nanya nyet,"

Late Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang