- Author PoVSetelah Bintang sudah siap untuk pergi, ia langsung bergegas keluar rumah dan memesan ojek online. Tak disangka. Elang masih berada didekat rumahnya untuk memantau Bintang.
Elang mendekat kearah Bintang yang sedang berdiri di depan rumahnya untuk menunggu ojek yang ia pesan.
"Mau kemana lo?" kata Elang tanpa berbasa-basi. Bintang langsung kikuk.
Mengapa dia ini? Elang membatin.
"Umm.. Gue mau.. mau ke minimarket, Lang. Lo mau ikut?"
"Kalo lo ngizinin," kata Elang dengan mengangkat bahu. "Ke minimarket aja lo pake baju bagus, gimana nanti pas kita nikah. Mungkin, lo nanti minjem baju malaikat ya?" lanjutnya.
Bintang tak tersenyum malu, apalagi memerah. "Apaan sih, Lang?"
Setelah itu ojek online yang dipesan oleh Bintang datang. Bintang langsung gelagapan. "Lo ke minimarket mesen ojek?"
Elang memegang tangan Bintang. "Sekarang jujur, lo sebenernya nggak mau ke minimarket, kan?"
Alay, Lang!
"Lo mau ketempat kemarin, kan? Gue ikut ya? Gue juga pengen nyobain," kata Elang dengan nada memohon. Setelah mendengar itu Bintang langsung melotot. Kemudian ia langsung menaiki ojek yang ia pesan tadi.
Menyebalkan, pikir Elang.
Elang menyalakan mesin motornya dan bersiap untuk mengikuti arah ojek yang ditumpangi oleh Bintang. "Kenapa gak bareng gue aja sih? Pinter banget jadi pacar."
***
Suara dentuman musik yang besar membuat jantung Elang berdetak lebih kencang. Penerangan yang kurang juga membuat Elang keheranan disini. Seperti anak kecil yang kehilangan jejak ibunya di supermarket. Ia hanya bisa melihat kesana kemari dengan tatapan kebingungannya.
"Berasa kayak kondangan gue."
"Lang! Buruan!" Bintang terpaksa menarik tangan Elang. Elang benar-benar seperti orang kampung yang baru saja masuk ke kota. Memalukan.
Bintang mendudukan Elang di kursi. Setelah itu ia memesan minuman. Elang terus menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat wanita yang seperti kekurangan bahan pada pakaiannya.
Bintang kembali kehadapan Elang dengan membawa dua botol minuman keras sekaligus. Ia memberikan satu kepada Elang. "Nih, minum! Kamu mau coba, kan?"
Elang mengambil salah satu botol yang dibawa Bintang. "Ini apa?"
"Ngomong-ngomong besok masih hari Sabtu." Elang mencoba membuka tutup botol tersebut.
"Hari sabtu kan libur," kata Bintang datar.
Elang hanya mengangguk saja. Ia masih terus berusaha membuka tutup botol. Setelah berhasil membukanya, ia langsung meminum langsung dari botol.
Tolol.
"Ini bisa rekomen lagu engga si? Gue pengen lagu dangdut nih," kata Elang.
"Pinter banget."
"Atau lagu remix koploan," kata Elang dengan menyender di bahu Bintang.
Bintang hanya sedikit menoyor kepala Elang, "Duh. Untung sayang."
"Lagu dangdut koplo masa ngga ada sih? Wah percuma gue ikut kesini, mending ke kondangan. Dapet makan, ada dangdutan."
Bintang hanya diam. "Gue mau pulang aja lah. Ayo pulang," kata Elang dengan menarik tangan Bintang.
"Eh gue ga punya uang buat bayar minum, lo aja ya yang bayar. Ntar gue ganti deh, pake kebahagiaan. Eaaa. Gombal receh njir. " Setelah mengucapkan itu Elang melepaskan tangan Bintang untuk membayar.
Setelah sampai diluar, Bintang menunggu Elang untuk mengambil motor. Tapi setelah lima belas menit Elang tidak kunjung datang. Terpaksa Bintang harus menemuinya.
--
Belum selesai aku males lanjut afAO
- 🐜
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG
Novela JuvenilMungkin menjadi pria dingin adalah keinginan Elang. Tapi apa daya, Elang hanyalah anak nakal yang jauh dari kata sempurna. Elang ingin menjadi dingin hanya karena mencari pengalaman. Elang bukan anak broken home ataupun punya masa lalu yang kelam. ...