Middle Bagian 14 (Fakta)

1.1K 126 11
                                    

Jennie menjalani hari-harinya seperti biasa.

Sore itu ia menghabiskan me time-nya berjalan menyusuri toko-toko pakaian yang ada di mall.

Namjoon tak bisa menemaninya karena sedang sibuk sebagai co-ass di Samsung Medical Center; rumah sakit terbesar dengan fasilitas terbaik di Korea. Bahkan rumah sakit ini berada di peringkat pertama di Korea tentang kelengkapan peralatan dan fasilitasnya, membuat Namjoon akhir-akhir ini tak bisa menemuinya dengan alasan sibuk. Bisa dikatakan 4 bulan ini, intensitas Jennie bertemu Namjoon semakin jarang. Kalaupun bertemu, tak akan lebih dari 2 jam.

Jennie sedang asik melihat-lihat keluaran terbaru dari brand favoritnya; Gucci, saat seseorang dengan suara berat memanggilnya.

"Jennie?"

Jennie menoleh.

"Chanyeol oppa?"

"Ah lama tidak bertemu. Kenalkan ini kekasihku".

"Ah ne, aku Jennie", Jennie menunduk pada wanita di depannya. Sepertinya bukan orang Korea.

Cantik dan sexy dalam satu package, sangat cocok dengan Chanyeol oppa - Jennie

Cantik dan sexy dalam satu package, sangat cocok dengan Chanyeol oppa - Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu tersenyum ramah pada Jennie.

"Dia tidak bisa berbahasa Korea", Chanyeol terkekeh kecil.

"Ah jadi begitu".

"Nī̀ khụ̄x jennie pheụ̄̀xn k̄hxng c̄hạn (Kenalkan, ini Jennie temanku)", Chanyeol berbicara pada wanita itu dengan bahasa yang tak dimengerti Jennie.

"Oh hi, I'm Esther", kemudian mengulurkan tangan pada Jennie.

"Oppa, impor huh?" Jennie sedikit berbisik pada Chanyeol yang disertai dengan tawa Chanyeol.

"Oh iya Jenn, besok sabtu akan ada pertemuan ASAN di hall hotel biasanya. Kau datang kan?"

"Benarkah? Tapi Namjoon oppa belum memberitahuku".

"Sungguh?"

Jennie mengangguk.

"Mungkin dia sedang sibuk co-ass kau tahu ia sedang berada dimana kan?"

"Iya oppa aku tahu".

"Baiklah, sampai bertemu besok malam Jenn".

"Baiklah oppa".

"Bye-bye Jennie", ucap Esther.

Jennie melambaikan tangannya pada Esther sambil tersenyum.

Seperginya Chanyeol, Jennie makin semangat memilih baju.

Ia berniat memberi kejutan pada Namjoon esok hari. Ia akan tiba di ASAN dan mengejutkan Namjoon dengan kedatangannya. Jennie memilih baju sambil senyum-senyum sendiri, membayangkan reaksi Namjoon esok malam.

-MIDDLE-

Jennie hendak memasuki ruang pertemuan, namun langkahnya terhenti.

"Maaf nona, harus ada undangan untuk bisa masuk ke dalam".

"Ah begitu rupanya". Jennie lupa bahwa beberapa kali ia selalu datang bersama Namjoon, jadi tak perlu undangan untuk bisa masuk ke dalam.

Lalu ia memutuskan untuk menunggu Namjoon di depan pintu hotel, sekaligus mengejutkannya di sana.

Beberapa saat kemudian Jennie melihat mobil sport berhenti beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Ah dia datang - Jennie

Jennie merapikan gaunnya.

Namjoon agak berlari ke arah pintu kursi penumpang, membukakan pintunya dan keluarlah seorang wanita mungil dengan senyum cantiknya.

Namjoon tampak berdiskusi dengan wanita mungil itu sambil berjalan menuju pintu. Ia terkejut dengan keberadaan Jennie, namun ia berusaha mengontrol raut mukanya.

Namjoon melewati Jennie seolah tak mengenalnya, tapi lengan tangannya segera ditahan oleh Jennie.

"Ada apa ini?" tanya Jennie dengan pandangan menyelidik.

"Kare wa daredesu ka? Anata wa kare o shitte imasu ka? (Siapa dia? Apa kau mengenalnya?)" wanita imut itu bertanya pada Namjoon.

Namjoon berdehem, "Hai, kare wa watashi no kanjadesu (Iya, dia pasienku)"

"Ā sō (Oh begitu)"

Jennie melihat kertas yang dipegang Namjoon; yang tadi didiskusikan Namjoon dengan wanita mungil itu. Tampak seperti undangan, sekilas Jennie membaca 'Kami mohon kedatangannya dalam acara pertunangan Kim Namjoon dan Ayuka Minami'.

"Mā, watashi wa matte irudarou (Baiklah, aku akan menunggumu di dalam)" wanita mungil itu kemudian pergi.

-MIDDLE-

Jennie dan Namjoon sedang ada di kursi taman di depan hotel.

"Jenn, bukan maksudku menyakitimu", suara Namjoon terdengar serak.

"Lalu?"

"Kau benar-benar gadis impianku. Aku menyayangimu lebih dari Ayuka".

"Jadi apa kau berniat membatalkan pertunanganmu?"

"Tidak. Aku tidak bisa melepaskan putri dari pemilik Samsung Medical Center".

"Tunggu, jadi kapan kau berniat mencampakkanku?"

"Aku tidak ada niat mencampakkanmu. Kenapa kita harus berpisah hanya karena aku menikah?"

"Apa?"

"Tidak ada yang berubah diantara kita setelah aku menikah. Ayuka tinggal di Jepang, saat aku di Korea aku akan fokus padamu".

"Kau.. benar-benar brengsek Kim Namjoon!".

"Aku akan menebus kesalahanku, aku akan membelikanmu apapun yang kau minta".

Jennie tak bisa berkata-kata. Air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.

"Kau.. kenapa datang bahkan saat aku tak memintamu untuk datang?" Namjoon tampak sangat panik melihat Jennie.

"Kau.. jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" Jennie berjalan dengan gemetar. Rasanya kakinya sudah tak kuat lagi menahan beban tubuhnya. Namjoon, lelaki yang beberapa bulan telah mengisi harinya, yang membuat Jennie selalu menomorduakan Yoongi si pria tulus itu ternyata sangat brengsek.

"Chim, bisa jemput aku?" Jennie berbicara pada Jimin di seberang telepon.

Jimin yang tahu bahwa Jennie sedang terisak, langsung menyetujui tanpa bertanya.

Apa-apaan ini? Bukankah aku yang ingin mengejutkannya, kenapa malah aku yang terkejut? - Jennie

Middle (BLACKPINK x BTS) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang