Sampai jumpa

211 7 0
                                    

Kita melangkah jauh dari rumah, semua orang tertuju pada ku. Aku tau ko apa maksud mereka, dari tatapannya udah beda banget. Tapi gapapa, hari ini bakal jadi story indah buat buku diaryku.

"Astaghfirullah" tiba-tiba Zahwa menghentikan langkahku, dan berfikir sejenak.

"Kenapa Zah?" tanyaku heran.

"Kita belum pamitan ke ibu sama ayah kamu sal" saut Zahwa ketakutan.

Aku terdiam, badanku lemas, mataku mulai memupuk air, tapi tidak! Aku tidak boleh menangis lagi.

"Ayah belum pulang sal, skejul ceramah" jawabku santai

"Ooohh gituu.. Terus ibu kamu ikut?" sambung Zahwa dengan polos, membuat aku bingung menjawabnya.

"em ibu, ngga ko ibu ga ikut, ibu ada, tapi tadi ibu lagi pergi ke pasar sama Aisyah mungkin beli sayur" jawabku santai lagi, berharap Zahwa tak mengerti semua ini. "yaudah ayo kita jalan, ibu pasti tau ko kalo aku pergi sama kamu" ucapku dengan nada biasa.

"Andai Zahwa tau, antara aku, ibu, dan Aisyah. Di rumah aku bukan siapa-siapa bagi mereka. Aku hanya sekedar bayangan, tidak lebih. Maaf Zahwa aku rahasiakan ini, aku cuma ga mau, kamu membenci ibu dan Aisyah, bagaimanapun ibu yang telah melahirkan ku" gumamku dalam hati.

"Yaudah kalo gitu, aku takut aja nanti ibu kamu khawatir cari kamu"

Aku tidak tau harus bersikap bagaimana, menjawab atau diam!

"Ngga ko, nanti juga ibu whatsapp aku" aku tersenyum menutupi luka. Padahal jangankan whatsapp, di tengok ke kamar saja aku jarang, ah sudahlah..

"Oooh gituu.. Yaudah deh kalo gitu, kita naik ojek online aja biar cepet" Zahwa memberi saran sambil membuka handphone dari mini clutch peachnya, begitu juga aku.

Kalo di hitung mungkin sehari aku hanya dua kali pegang handphone, untuk kabari ayah dan tugas saja.
"Eh iya, hari ini ayah belum mengabari aku, ayah kemana ya?" gumamku dalam hati.

"Nah, udah ada nih yang terima orderan aku" Zahwa terlihat senang, entah apa yang membuatnya ingin cepat-cepat ke pasar. "Kamu udah ada yang terima belom sal" tanya nya.

"Udah ko, nih nih pak Jaya Kusuma" aku menunjukkan handphone ku pada Zahwa.

Tidak lama, ojek online datang. "Zahwa beruntung banget sih tukang ojek nya masih muda, lah aku? Bapa-bapa." aku menggerutu sambil menghampiri sepeda motor pak jaya. Dan Zahwa membalas tawa kecil saja.

Motor yang ditumpangi Zahwa berhenti di depan Restaurant, ya mau ga mau aku dan pak jaya buntutin mereka deh..

"Ini sih bukan ke pasar namanya." ucap ku sambil menghampiri Zahwa yang tengah membayar ongkos, aku curiga sih meraka tukaran nomor. 😂

Tukang ojek pun pergi meninggalkan kita, aku biasa aja sih ya pas pak jaya pergi, lah lah Zahwa aneh gitu muka nya.. 🤣

"Ehem ehem, beda gitu sih ekspresi nya" aku menyenggol pundak Zahwa dengan pundakku.

"Apasih sal, udah ah ayo kita masuk." Zahwa menarik lenganku, terlihat terburu-buru sih.

Aku melihat sekeliling meja yang berada di restaurant tersebut, tidak ada apapun.. Terus maksud Zahwa kesini apa? Batinku berdiskusi.

Tak lama lirikan mata ku berhenti di satu titik, dan....

"Zahwaa" Seseorang memanggil Zahwa. panggilan itu, sangat aku kenali. *Rizki* yah itu Rizki sahabat ku, sahabat kita lebih tepatnya.

"Ayo sal kita kesana, udah di tunggu noh" Kami tersenyum, aku bahagia 3 serangkai akhirnya berkumpul.

"Assalamu'alaikum.." ucap Zahwa lembut, dan aku ikut tersenyum saja.

"Wa'alaikumussalam, bidadari-bidadari surga" jawab Rizki membangunkan mood ku.

"Aaamiin, gimana ki? Cantik kan Salma?" Zahwa mengangkat satu alisnya.

"Ih kalian mah bikin aku GR, iya aku tau aku cantik, biasa aja kali" sambungku sedikit nyeleneh.

"Huh dasar, tolong dikondisikan ya nyeleneh nya, kan udah pake jilbab" Rizki membalas ku dengan ledekan, kita tertawa meramaikan suasana..

Cuma mereka yang bisa menghadirkan lesung di pipiku. Makasih Zahwa, Rizki, kalian harta terindah buat aku.. Batinku turut bahagia.

Hari ini ternyata miladnya Rizki, aku benar-benar lupa.
Dan anehnya, Rizki yang milad malah aku yang dikasih suprise gini.

"Oh iya, nih Sal janji aku" Zahwa mengarahkan kotak kado, dan sepertinya mereka sekongkol. Aku melihat mata Zahwa kaya ngasih kode gitu ke Rizki, au lah gelap meraka itu aneh, aneh nya bisa bikin aku bahagia..

Malu sebenernya, Rizki yang Milad malah aku yang dikasih kado.. Ga mau nolak tapinya..

Waktu mengusaikan perbincangan kita, terpaksa kaki melangkah pulang, besok Zahwa akan pergi lagi ke pesantren, dan Rizki.. Dia harus melanjutkan kuliah ke kairo, ya kairo.. Tempat yang sangat banyak didambakan oleh semua orang..
Pantas saja dia ngasih aku kado, ternyata bakal pergi ninggalin aku..

Semoga Allah akan menjaga kalian dimanapun kalian berada, sahabatku, pergilah dengan lillah. Doa ku mengiringi langkahmu...
-----------------

Jangan sia-siakan sahabat, walau seperti apa sikapnya. Mereka adalah yg berpengaruh terhadap hidupmu.. Kelak kamu akan sadar pentingnya sahabat, sesederhana kita tertawa bersamanya, itu menjadi luar biasa saat kamu mengingatnya.

--Sahabat--


Cinta Dibalik Tirai Rumah AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang