Part 2

60 4 0
                                    

*skip*

Aku dan Liam telah sampai ke rumahku dengan selamat.

"Maaf jika rumahku sederhana dan kecil." ucapku merasa tak enak padanya

"Tenang saja. Justru aku lebih senang dengan rumah seperti ini. Terlihat sederhana dan nyaman." jawabnya

Kami berdua telah memasuki rumah. Aku mempersilahkan dia untuk duduk sedangkan aku ke dapur untuk membuatkannya minuman. Hanya butuh waktu 5 menit aku telah membawa 2 gelas es sirup dan beberapa toples cemilan.

"Silakan diminum." ujarku seraya memberikan minuman kepadanya

"Terima kasih. Maaf jika merepotkanmu." ucapnya merasa sungkan denganku

"Tak apa. Kau kan tamu di sini. By the way tadi kau bilang sedang dikejar paparazi. Memang kau artis ya?" tanyaku dengan polosnya

"Kau tidak mengenaliku?" tanyanya sedikit kaget

"Kita saja baru berkenalan tadi. Bagaimana caranya aku bisa mengenalimu?" ucapku membuat Liam terkekeh

"Hahaha. Aku ini member vocal grup One Direction. Kau tahu?" ucap Liam

"Oh kalau nama vocal grup itu aku tahu. Memang tentang dunia selebriti aku kurang update." ucapku sedikit malu

Aku dan Liam asik mengobrol. Ternyata Liam asik juga orangnya. Tak terasa hari sudah hampir malam. Liam berpamitan pulang tetapi sebelumnya dia sudah menelepon Paul si bodyguard untuk menjemputnya.

"Bolehkah aku minta nomer handphone mu? tanya Liam padaku

"Tentu. Mana handphone mu? Biar aku catat." ucapku dengan senang hati sambil memasukkan nomer teleponku ke kontaknya.

Sejak kejadian itu, aku dan Liam semakin dekat. Tak jarang dia menelepon, mengirim sms untuk menanyakan kabarku. Saat dia ada day off dia kadang mengajakku untuk jalan-jalan, ke taman tentu saja dengan berbagai penyamaran. Bahkan aku sering diajaknya untuk ke basecamp tempat dimana dia dan band-nya berada. Bahkan aku dekat dengan the boys yang lain serta Perrie dan Eleanor pacar Zayn dan Louis. Hingga pada suatu ketika Liam mengajakku ke taman dekat basecamp dan dia menembakku. Pertama aku ragu karena apakah fans-fans suka dengan hubungan ini. Dia terus meyakinkanku hingga aku memutuskan untuk menerimanya menjadi kekasihku. Sejak itulah aku berpacaran dengannya hingga saat ini. Sudah 1 tahun.

*flashback off*

Tiba-tiba saja handphone berdering. Setelah aku lihat ada telepon dari seseorang yang selama 1 tahun ini mengisi hatiku. Tertera nama "My Lovely Liam" di handphone-ku. Segera saja kuangkat.

*on the phone*

"Hai my baby. Miss you." ucap seseorang di sebrang sana

"Hai Liam. I miss you too." jawabku

"Kau sedang apa sekarang?" tanyanya

"Aku sedang membuat kue. Kenapa? Mau coba? Ini enak lho." godaku

"Ya tentu saja mau. Nanti siang kau akan dijemput oleh Paul untuk ke basecamp. Aku dan The Boys serta Perrie dan Eleanor merindukanmu." ujarnya

"Hahahaha. Okay baiklah." jawabku sambil tertawa

"Nah. Ya sudah aku mau olahraga dulu bersama Harry. Jangan banyak pikiran ya sayang. Sampai nanti. Love you" peringat Liam padaku

"Love you too." balasku

Sambungan pun terputus. Aku segera memasukkan kue yang telah aku buat ke dalam oven. Sambil menunggu kue matang aku putuskan untuk mencuci segala peralatan yang tadi aku pakai. 35 menit kemudian kue matang. Aku segera mengeluarkannya dari oven dan memasukkan ke dalam kulkas untuk didinginkan. Setelah selesai aku langsung mandi dan bersiap-siap.

*skip*

Siang hari. Aku mendengar suara klakson mobil yang familiar di telingaku. Ya itu klakson mobil the boys. Dan itu Paul dia datang menjemputku karena disuruh oleh Liam. Aku segera keluar dengan membawa kue hasil buatanku tadi. Ternyata jarak antara rumahku dan basecamp tidak terlalu jauh. Jadi tak perlu memakan banyak waktu. Saat aku datang the boys serta Perrie dan Eleanor menyambutku seperti orang yang baru pulang dari merantau. Mereka memelukku dan mencubiti pipiku. Padahal aku bukan anak bayi.

"Lil sista. Miss you so much" ucap Perrie dan Eleanor sambil memelukku

Mereka memanggilku lil sista karena aku memang paling muda di antara mereka berdua.

"I miss you too big sista" ucapku sambil terkekeh

"Hey kau jangan memeluk pacarku terlalu lama!" protes Liam yang tiba-tiba datang

"Hey Liam. Kami hanya kangen dengan adik kecil kami. Lagian aku punya Zayn yang lebih tampan darimu." ucap Perrie berpura-pura marah

"Iya lagipula aku sudah memiliki Louis yang paling tampan di antara semuanya." tambah Eleanor

"Sudah-sudah. Oh iya aku ke sini membawa kue hasil buatanku. Mau coba?" tawarku pada mereka

"Makanan? Mana makanan? Aku lapar sekali. Sangat lapar." ucap Niall dengan heboh

"Hai baby Nialler." sapaku

"Mommy Direction. Miss you." balas Niall yang hendak memelukku namun ditahan oleh Liam

"Jangan peluk-peluk pacarku Nialler!" peringat Liam

"Hahaha. Sudahlah. Ini ayo dimakan" ajakku pada mereka semua

Mereka mulai memakannya. Satu persatu mengatakan bahwa aku pandai memasak kue. Mereka bahkan menyuruhku untuk sering-sering masak untuk mereka

"Kue nyam ini nyam enak nyam sekali nyam mom" ucap Niall dengan mulut penuh makanan

"Telan dulu Nialler" peringatku

"Maaf. Kue ini enak sekali mom. Aku suka." puji Niall

"Terima kasih Nialler" kataku

"Kurasa Liam akan gendut jika kau masak seenak ini Bell." canda Harry yang sedari tadi diam sambil memainkan iphone-nya

"Kurasa iya Harr. Mungkin sebesar kingkong badannya." candaku

"Oh jadi kau meledekku babe? Kau bilang aku kingkong hmm?" tanya Liam dengan tatapan tajamnya padaku

"Kan aku hanya bercanda. Maafkan aku ya my baby" mohonku pada Liam sambil menunjukkan puppy face-ku

"Huh ya sudahlah. Aku memang selalu luluh ketika melihat ekspresimu yang seperti itu" kata Liam menyerah

Kami semua asik bercanda dan tertawa bersama. Candaan yang dibuat oleh Louis selalu bisa membuat semua orang tertawa meskipun kadang candaanya sedikit bahkan sangat garing. Sejenak aku dapat melupakan masalahku tentang fans yang membenciku. Tetapi jika diingat itu juga dapat membuatku sedih

-BERSAMBUNG-

Dont forget to vote and comment. Thanks for reading my story :) xx

They Dont Know About Us (Liam Payne Love Story)Where stories live. Discover now