Part 4

50 3 0
                                    

Setelah kejadian di Nandos itu mereka semua pulang ke basecamp dengan perasaan yang bisa dikatakan sedang marah. Sedangkan Bella dia hanya bisa menangis di pelukan Liam.

"Ssshhh.. Udah babe. Jangan nangis lagi" ujar Liam sambil mengusap-usap kepala Bella

"Tapi.. aku salah.. apa? Hingga.. mereka membenciku.. seperti itu? Hikss.. hikss.." ucap Bella sambil menangis tersedu-sedu

"Kamu gak salah babe. Mereka hanya cemburu saja padamu karena kamu wanita yang berhasil mendapatkan hatiku bukan mereka" ucap Liam sambil sedikit bercanda

"Kamu apaan sih" ucap Bella sambil meninju lengan Liam

"Nah gitu dong senyum. Kan tambah cantik" ucap Liam sambil mencolek dagu Bella

"Mommy Bella. Kalau misalkan ada fans yang jahat lagi panggil kita semua ya mom" ucap Niall menimpali

"Iya benar. SuperLouis siap membantu" ucap Louis sambil menirukan gaya superhero

"SuperZayn juga" tambah Zayn

"SuperNiall juga siap"

"SuperHarry juga"

"Dan tentunya SuperLiam here"

"Hahahahahahahahahahaha. Kalian ini. Lucu sekali. Ele, Perrie pacar kalian kenapa semua? tanya Bella sambil tertawa

"Aku tak tahu. Kalau Louis aku tak heran. Dari lahir dia memang begini. Sudah sedikit aneh" ucap Eleanor sambil terkekeh

"Kalau Zayn mungkin dia tertular virus gila Louis" kata Perrie sambil tertawa

"Jadi kalian berdua meledek kami?" seketika tatapan Louis dan Zayn menatap pacar mereka dengan tatapan tajam

"Karena kalian pantas untuk diledek" ucap Bella sambil menjulurkan lidahnya

"Uuuhh Daddy. Mommy Bella jahat" ucap Louis sambil pura-pura menangis

"Sudahlah kalian. Kalau kalian seperti itu aku tak fokus menyetirnya" ucap Harry

"Maafkan aku mate" ucap Louis dan Zayn

-skip-

Bella's POV

Aku masih terpukul dengan kejadian di nandos tadi. Mengapa banyak orang yang membenciku seperti itu. Aku mengerti perasaan mereka. Mungkin mereka cemburu bahwa idolanya telah memiliki seorang kekasih. Aku kadang merasa iri dengan Perrie dan Eleanor. Mereka tidak mempunyai haters sebanyak diriku. Memang ada beberapa orang yang membencinya. Tetapi persentase-nya lebih banyak shippers daripada haters. Tiba-tiba Liam menghampiriku dan mencium pipiku sekilas.

"Apa yang sedang kau pikirkan babe?" tanya Liam padaku

"Nothing" ucapku berbohong padanya

"Kau berbohong babe. Katakan padaku apa yang kau pikirkan. Masalah di nandos tadi?" tanya Liam sambil mengusap rambutku

"Iya" ucapku sedih

"Bella sayang. Sudah kubilang kau tak perlu memikirkan semua itu. Mereka hanya iri dan cemburu padamu babe. Jadi jangan kau pikirkan lagi ya" ucap Liam sambil mencium bibirku sekilas

"Kau ini mencari kesempatan" ucapku sambil meninju lengannya pelan

"Sakit baby. Tega banget sih" ucap Liam cemberut

"Ototmu besar tapi masa begitu saja sakit." ucapku meledek

"Awas kau. Tunggu pembalasanku" ucapnya mengancam

"Aawww.. Aku takut" ucapku sambil tertawa

"Babe mulai besok sampai 1 minggu ke depan aku dan the boys ada mini konser di beberapa kota. Kau akan bersama Perrie dan Eleanor. Tak apa kan aku tinggal kau selama seminggu?" tanyanya cemas

"Tak apa sayang. Asalkan ada Perrie dan Eleanor yang menemaniku. Tenang saja. Okay?" ucapku meyakinkannya

"Aku tak akan lama. Aku janji akan selalu menghubungmu" ucap Liam sambil mengelus pipiku lembut

Saat selesai mengobrol, tiba-tiba Liam mendekatkan wajahnya ke arahku. Dekat dekat dekat dan semakin dekat. Tanpa dikomando, bibir Liam mendarat sempurna di bibirku. Ia melumat bibirku dan aku membalasnya. 3 menit waktu kami habiskan untuk berciuman. Setelah itu kami melepaskan ciuman itu dan mengambil nafas.

"Ini sebagai ganti yang tadi" ucap Liam sambil mengedipkan matanya genit ke arahku

"Hahahahaha. Sejak kapan kau bisa melakukan wink itu? Kau belajar dari Harry?" tanyaku

"Mungkin. Hahahaha." ucapnya sambil menarikku untuk bergabung dengan yang lainnya di gazebo.

-Bersambung-

Maaf jika cerita ini makin ngaco dan kurang menarik. But don't forget to comment and vote :)

They Dont Know About Us (Liam Payne Love Story)Where stories live. Discover now