Part 1

69 4 0
                                    

Bella POV

Pagi hari ini memang pagi yang cerah. Tapi wajahku tak secerah pagi hari ini. Sebelumnya perkenalkan namaku Bella Valerie Anderson. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuaku adalah seorang pegawai biasa sedangkan aku mahasiswi di Havard University. Universitas terkenal di London. Aku mempunyai seorang kekasih. Aku telah berpacaran 1 tahun dengannya. Dia adalah Liam James Payne. Siapa yang tak tahu dia? Dia merupakan salah sat member grup vocal terkenal di seluruh dunia "One Direction". Entah aku harus merasa senang atau sedih. Kenapa harus sedih? Kebanyakan orang pasti berpikir mengapa sedih karena berpacaran dengan seorang artis? Sedih karena setiap hari aku mendapatkan teror dari directioners seluruh dunia. Mereka banyak send hates kepadaku lewat sosial media. Memang itu suatu hal yang wajar mendapat hates dari penggemar. Tetapi aku rasa ini terlalu berlebihan. Kadang aku mendapat ancaman pembunuhan karena aku berpacaran dengan Liam. Terkadang aku merasa iri dengan pacar member yang lain seperti Perrie dan Eleanor. Mereka 'disayang' oleh para directioners. Banyak directioners suka dengan hubungan mereka. Sedangkan aku? Setiap hari aku harus menerima cacian, teror, hates dari mereka. Betapa malangnya nasibku ini. Kalian pasti bertanya bagaimana aku bisa bertemu dengan Liam dan akhirnya berpacaran dengannya. Baiklah akan aku ceritakan.

*flashback on*

Tahun lalu tepat pada tanggal 7 Januari aku baru selesai menyelesaikan ujian semesterku. Saat pulang entah mengapa aku ingin membeli beberapa minuman segar untuk menyejukkan tenggorokan sekaligus persediaan untuk di rumah. Saat aku hendak memasuki sebuah mini market aku melihat seorang pria yang terlihat seperti buronan yang dikejar polisi karena tertangkap basah kabur dari penjara. Ia berlari dengan kencang seperti dikejar sesuatu. Aku tak peduli dengan itu dan segera membeli minuman untuk menyegarkan tenggorokanku yang kering ini. Selesai membayar aku keluar dari mini market dan memutuskan untuk pulang. Saat aku hendak sampai ke tempat di mana mobilku terparkir aku merasa ditabrak oleh seseorang dan alhasil aku terjatuh.

BBRRUUKK

"Aaww..." ujarku sambil meringis kesakitan

"Maaf.. maaf. Aku tak sengaja. Aku sedang dikejar oleh paparazi." ujar seseorang yang telah menabrakku.

Aku mendongakkan kepalaku agar bisa melihat wajah orang yang telah menabrakku tersebut. Ternyata dia seorang pria. Tetapi wajahnya tidak bisa terlihat dengan jelas. Dia memakai kacamata hitam, jaket hoodie berwarna hitam. Pokoknya orang itu misterius hingga membuatku merasa sedikit takut. Dia membantuku berdiri dan mengajakku berkenalan.

"Hei. Kau tak usah takut. Aku bukan orang jahat. Tenang saja." ujar orang itu mengetahui bahwa aku sedang takut.

"Namaku Liam. Liam James Payne. Kalau kamu?" ujar orang itu yang ternyata bernama Liam sambil mengulurkan tangannya.

"Bella. Bella Valerie Anderson." ujarku sambil menjabat tangannya.

"Nama yang bagus. Emm. By the way aku bisa minta tolong tidak?" tanyanya dengan sedikit ragu

"Boleh saja. Kamu perlu bantuan apa?" tanyaku ramah

"Aku sedang dikejar oleh paparazi. Aku membutuhkan tempat persembunyian. Apakah kau bisa menolongku?" tanyanya sambil berharap-harap cemas.

"Baiklah. Silakan naik ke mobilku. Tenang saja. Kaca mobilku sangat gelap jadi orang dari luar tidak akan bisa melihat kita. Ayo cepat masuk." perintahku kepadanya

Aku dan Liam segera masuk ke dalam mobil dan paparazi yang kehilangan jejaknya mulai bubar. Aku yang melihatnya kelelahan segera memberinya minum yang tadi aku beli di mini market. Memang aku membeli banyak tadi.

"Ini minum dulu. Aku tahu kau pasti capek sekali." ujarku sambil menyodorkan sekaleng minuman

"Thanks" ujarnya seraya meminum minuman tersebut

"Rumahmu di mana? Biar aku antar kau pulang." tanyaku

"Aku tinggal di basecamp bersama teman-teman band-ku. Kalau boleh bisakah aku turun di rumahmu saja? Nanti aku suruh bodyguard-ku untuk menjemputku di rumahmu." ujarnya sambil tersenyum

"Eemm. Baiklah." kataku

"Aku janji nanti aku akan menceritakan semua kepadamu." katanya sambil mengacungkan jarinya membentuk 'peace'

"Hahaha. Okay. Baiklah." tawaku yang melihatnya seperti anak kecil

-BERSAMBUNG-

Nantikan kelanjutan ceritanya.

Halo semua. Ini adalah cerita kedua buatanku. Sebenarnya ini eksperimenku. Entah mengapa ide ini muncul di otakku. Mungkin cerita ini kurang menarik karena aku masih amatir. Dan aku sangat berterima kasih karena kalian mau membaca cerita eksperimenku ini. Mohon untuk vote dan comment ya. Saran dan kritik dari kalian sangat aku butuhkan. Terima kasih sudah mau membaca :) xxx

They Dont Know About Us (Liam Payne Love Story)Where stories live. Discover now