Part 9

45 3 0
                                    

Louis's POV

Aahh.. Segarnya habis tidur beberapa jam. Badan yang semula berasa remuk sekarang sudah menjadi segar kembali. Kulihat jam yang tergantung di dinding. Masih jam 3 sore. Apa yang harus aku lakukan ya? Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menemui Ele serta yang lain. Saat aku keluar kamar, basecamp terlihat begitu sepi. Kemana semua orang? Tiba-tiba aku melihat Liam yang keluar dari arah dapur dan aku langsung menghampirinya.

"Liam. Kemana yang lainnya?"

"Bella, Ele, dan Perrie sedang ke supermarket untuk belanja. Harry dan Niall pergi untuk cari makan. Zayn kurasa dia masih tidur"

"Aku bosan. Bagaimana kalau renang di kolam belakang?"

"Boleh juga. Tapi tunggu semuanya lengkap saja. Biar seru"

"Harry dan Niall pergi dari jam berapa?"

"30 menit yang lalu"

"Kalau girls?"

"Sama. Aku akan memanggil Zayn bangun dulu. Perrie menyuruhku untuk membangunkan Zayn. Mau ikut?"

"Boleh. Ayo cepat"

-di kamar Zayn-

Liam's POV

Kulihat Zayn tidur dengan damainya. Meskipun tidur dia terlihat sangat tampan. Tapi kau jangan salah sangka. Aku bukan gay atau semacamnya. Cuma dulu aku dan Zayn pernah bercanda. Jika aku menjadi wanita, aku akan menikah dengan Zayn karena dia sangat tampan begitu sebaliknya.

"Zayn.. Bangun Zayn" ucapku sambil menepuk-nepuk pipinya

"Zayn.. Zaynn.. Bangun!!!!" teriak Louis dengan suara khasnya

"Berisik sekali ini. Shut up!!!" ucap Zayn sambil menutup telinganya dengan bantal.

Mereka berdua terus membangunkan Zayn namun mereka berdua selalu mendapat bentakkan dari Zayn bahkan lemparan bantal, guling, maupun teddy bear dari fans. Hingga Louis mendapat akal agar Zayn bangun

"Liam sini deh" panggil Louis

"Apalagi Lou?"

"Aku punya ide untuk membangunkan Zayn"

"Ide apa?"

Louis segera membisikkan idenya padaku

"Itu ide yang brilliant cuma terlalu extreme" ucapku pada Louis

"Habis kita tak punya cara lagi untuk membangunkan Zayn"

"Ayo jalankan misinya"

Setelah ber-high five mereka segera menjalankan misi itu

"Zayynnnn... Aku mendapat bbm dari Ele bahwa Perrie tadi bertemu teman lamanya dia seorang lelaki. Dan Perrie berpelukan dengannya" teriak Louis heboh

"Iya Zayn. Bella juga bbm aku dan mengatakan bahwa Perrie terlihat mencium kedua pipi lelaki itu" ucapku tak kalah heboh

Dan benar. Zayn langsung bangun dan segera mengambil handphonenya untuk menelepon Perrie. Namun Louis mencegahnya

"Mate itu semua hanya akal-akalanku dan Liam" ucap Louis sambil tertawa terbahak-bahak

"Jadi kalian membohongiku?" tanya Zayn dengan tampang polos

"Iya mate. Kami melakukan itu karena kau tak bisa bangun. Aku mendapat pesan dari Perrie untuk membangunkanmu" ucapku sambil terkekeh

"Kalian ini. Hampir saja membuat separuh jiwaku hancur. Kalian tak mengerti betapa dan berap besarnya cintaku pada Perrie?" ucap Zayn dramatis

"Sejak kapan kau menjadi puitis huh?" tanyaku

"Baru saja"

"Hei. Kita renang yuk. Aku bosan nih" ajak Louis

"Tapi kita tunggu Harry dan Niall dulu. Mereka sedang pergi mencari makan" kataku

"Baiklah" ucap Louis dan Zayn serempak

-di tempat lain tepatnya di Nando's-

Niall's POV

Aahh.. Nando's aku merindukanmu. Aku pergi ke Nando's bersama Harry. Dia ingin ikut karena dia sangat lapar. Biasanya jika diajak dia tidak mau. Itupun kalau aku membujuknya dia tetap tidak mau sebelum aku berjanji untuk membelikan pisang untuknya. Saat aku dan Harry masuk, tidak ada satu meja pun yang kosong. Padahal aku sudah amat sangat lapar sekali. Hingga pandanganku menangkap ada meja di pojok yang diduduki oleh 2 orang wanita. Aku dan Harry langsung menghampirinya

"Permisi apakah kami berdua boleh menumpang duduk di sini? Karena sudah tidak ada meja kosong lagi" tanyaku dengan sopan

"Silakan. Boleh saja" ucap salah satu wanita tersebut

Aku menitipkan pesananku pada Harry. Dan aku mengajak bicara 2 wanita yang ada di depanku ini.

"Hai. Nama kalian siapa? Aku Niall Horan. Kau bisa memanggilku Niall" ucapku sambil mengulurkan tangan

"Aku Maira Annabelle. Kau bisa memanggilku Maira" ucap wanita berambut hitam bergelombang itu

"Aku Laras Jaqueline Leonita. Kau bisa memanggilku Laras" ucap wanita yang berambut panjang coklat itu

"Dia temanku Harry Styles. Kau bisa memanggilnya Harry" ucapku pada Harry yang sudah duduk di sampingku

"Ya ya. Aku tahu kalian berdua. Kalian dari boyband One Direction kan? Siapa yang tak kenal kalian?" ucap Maira padaku

"Mengapa kalian tidak berteriak seperti gadis pada umumnya?" tanyaku

"Kita berdua bukan fans fanatik kalian. Hanya sekedar menyukai kalian dan tentunya lagu kalian" ucap Laras teman Maira itu

"Wajah kalian seperti orang Asia. Kalian berasal dari mana?" tanya Harry yang sedari tadi bungkam

"Kami berdua berasal dari Indonesia. Dan Indonesia terletak di Asia memang" ucap Maira

"Oh. Aku pernah mendengar Indonesia sebelumnya dari pelajaran Geografi di sekolahku dulu" ucap Harry

"Kalian ke London ada urusan apa?" tanyaku

"Kami mendapat beasiswa untuk kuliah di Havard University" ucap Laras

"Oh. Hebat sekali kalian" ucapku kagum

Kami menyantap hidangan yang telah tersedia di depan kami dengan sesekali mengobrol dengan mereka. Entah kenapa sedari tadi pandanganku tak bisa terlepas dari wanita berambut panjang berwarna coklat itu yang kuketahui bernama Laras. Cantik dan imut.

Harry's POV

Wanita yang berada di hadapanku ini cantik sekali. Dengan rambut panjang yang bergelombang dan matanya berwarna kecoklatan entah mengapa aku tertarik padanya. Maira. Nama yang bagus sesuai dengan orangnya. Kami berempat telah menghabiskan makanan kami. Setelah itu aku meminta nomer ponsel mereka sekedar untuk berhubungan saja. Siapa tahu aku salah satu di antara mereka maksudku Maira bisa menjadi kekasihku nanti. Oh tidak apa yang kupikirkan. Aku dan Niall segera pulang karena sedari tadi Louis mengirimkan bbm terus padaku. Setelah berpamitan dengan mereka berdua aku segera tancap gas untuk pulang ke basecamp.

-Bersambung-

Part 9 posted. Don't forget for vote and comment readers. Thanks :)

They Dont Know About Us (Liam Payne Love Story)Where stories live. Discover now