Part 3

60 4 0
                                    

Liam's POV

Aku senang Bella tidak lagi terlihat sedih. Meskipun terkadang aku bisa merasakan dia sedang bersedih. Saat berkumpul aku memutuskan untuk online di twitter sekedar untuk menyapa para fansku di twitter. Tapi niat itu aku urungkan karena aku melihat banyak fans yang send hates di twitter untuk seseorang yang sangat aku cintai.

"@Bella_Valerie go away from my Liam, bitch"
"@Bella_Valerie you love Liam because his popularity. Bitch"

dan masih banyak lagi. Sungguh hatiku sakit membaca semua itu. Kenapa semua ini harus terjadi kepadan dirinya. Tetapi banyak juga mention yang membuat hatiku kadang merasa senang.

"@Bella_Valerie @Real_Liam_Payne love you both. i ship you"
"@Bella_Valerie @Real_Liam_Payne sweet couple. Like it!"

ya mention seperti itu yang membuatku senang. Meskipun banyak yang menentang hubungan kami, masih banyak fans yang juga mendukung kami. Meskipun demikian rasa cintaku kepada para fans masih sama. Tidak akan terkurangi sedikitpun.

"Kamu kenapa Liam?" tanya seorang wanita yang sangat aku cintai

"Nothing babe. Don't worry" jawabku berbohong

"Tapi dari matamu mengatakan bahwa kamu ada masalah. Ceritakan kepadaku Liam" ujar Bella menyelidik

"Sungguh Bella. Aku tak apa. Percayalah padaku"  ujarku meyakinkannya sambil mencium keningnya

"Benar kau tidak apa? Aku khawatir tentangmu." ujarnya khawatir kepadaku

"Sungguh aku tak apa. Percayalah." jawabku mantap

Aku hendak menciumnya. Jarak antara bibir kamu hanya 3 cm. Saat hendak aku hendak menciumnya, tiba-tiba Niall datang mengacaukan semuanya.

"Daddy ayo kita pergi ke Nan-" ucap Niall terpotong

"Uumm maaf dad. Aku tidak bermaksud mengganggu" lanjut Niall merasa tak enak dan kabur keluar

Bella's POV

Saat Liam hendak menciumku tiba-tiba Niall datang sehingga kami berdua mengurungkan niat kami. Aku hanya cekikikan melihat tingkah Liam yang kesal. Aku segera mengusap punggungnya dan menyuruhnya agar tidak marah terhadap Niall.

"Sudah. Nanti bisa lagi kan?" ujarku menenangkannya

"Tapi tinggal sedikit lagi tuh." ujar Liam cemberut

"Sudah Liam. Nanti kamu jangan marah sama Niall ya. Kan dia gak sengaja. Okay?" ucapku sambil mencium pipinya

"Okay. Anything for my princess" ujar Liam sambil tersenyum padaku.

Niall's POV

Mereka semua segera tancap gas menuju Nandos restoran kesukaanku. Dengan naik mobil Liam yang cukup memuat 8 orang kami menuju Nandos di tengah panasnya kota London. Kami semua tertawa mendengar gurauan sang Louis.

30 menit tak terasa kami sudah sampai di Nandos. Kebanyakan tempat sudah terlihat penuh. Hanya tersisa meja di pojokan. Segera kita menuju meja tersebut. Saat kami sudah duduk aku segera mendekati Liam dan Bella untuk minta maaf atas kejadian tadi.

"Uumm Liam Bella" panggilku sambil menunduk

"Ya kenapa Nialler?" tanya mommyku si Bella

"Aku hanya ingin minta maaf atas kejadian tadi. Aku menggagalkan acara kiss-" ucapku terpotong karena Liam mencelanya

"Sudahlah baby Nialler. Tak apa sungguh" kata Liam sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Sungguh? Sebagai gantinya aku akan mentraktir kalian." ucapku tersenyum

"Tak perlu Nialler. Kami berdua ikhlas memaafkanmu" ucap Bella sambil memelukku

"Iya Nialler. Lebih baik uangmu itu kau simpan untuk membeli cincin nikah untuk calonmu kelak" ucap Liam sambil meledekku

Aku hanya bisa cemberut dan mengerucutkan bibirku. Sedangkan Bella dan Liam hanya tertawa sambil Bella sesekali mencubit pipiku.

***************************

Liam's POV

Kami sudah memesan makanan apa yang kami inginkan. Saat sedang asyik makan sambil sedikit berbincang-bincang. Ada segerombolan fans yang mendekati kami. Mungkin sekitar 7 orang. Mereka meminta foto bersama, follback, dan tanda tangan kami. Sebenarnya kami sedikit terganggu dengam mereka cuma tak apalah. Namun ketujuh gadis (fans kami) membuatku kesal dan marah. Mereka menghina Bella kekasihku sehingga membuatnya menangis di pelukan Perrie dan Eleanor.
"Liam mengapa kau masih berpacaran dengan si bitch itu?"
"Liam kau hanya dimanfaatkan olehnya"
"Pergilah dari Liam kami bitch"

dan sebagainya. Bagaimana aku tidak kesal dan marah. Tiba-tiba Zayn berdiri dan memarahi mereka
"Jangan pernah kau hina mommy kami. Jika kau tak suka dengan hubungan mereka lebih baik kau diam dan jangan mencampuri urusan mereka. Kau tidak akan pernah aku anggap directioners jika kalian menghina keluarga kami" ucap Zayn dengan penuh emosi
"Jika kalian tak suka pergilah. Jangan membuat aku tambah naik darah karena kalian. Selama ini aku cukup sabar tetapi perilaku kalian semua membuatku muak!" ucapku sangat marah terhadap mereka

"Sudahlah Liam Zayn. Jangan kalian buat hati fans kalian jadi sakit. Sudah biarkanlah mereka" lerai Bella sambil menangis
"Hei bitch. Kau telah merebut Liam dari kami dan kau telah meracuni Liam dan Zayn sehingga mereka membentak kami. Kau pakai pelet apa hah?" tanya seorang directioners kepada Bella
"Shut up! Jaga bicara kalian. Bella itu bukan seorang bitch. Pergilah kalian semua. Aku muak melihat kalian!" ucapku sudah benar-benar emosi

Kemudian mereka semua keluar. Untung Nandos saat ini dalam keadaan sepi. Hanya ada kami dan beberapa pelayan. Mereka telah membuat nafsu makanku hilang. Karena kejadian ini kami memutuskan untuk pulang. Harry menggantikanku menyetir mobil karena ia tahu bahwa pikiranku sekarang sedang kacau. Aku mungkin merasa menyesal karena telah membentak mereka. Cuma sikap dan perkataan mereka itu sungguh membuatku marah. Karena sebal kami meng-unfollow twitter mereka yang baru saja kami follow.

-Bersambung-
Maaf jika chapter ini kurang menarik. Aku masih dalam tahap belajar. Don't forget to vote and comment guys. Thanks :)

They Dont Know About Us (Liam Payne Love Story)Where stories live. Discover now