Pergerakan tangan Ahra yang berada digenggaman Seokmin, membuat Seokmin terbangun dari tidurnya. Ia pun segera menengok kearah kedua mata Ahra yang perlahan-lahan mulai terbuka.
Gadis itu memicingkan kedua matanya, berusaha menyesuaikan sinar redup lampu yang berada diatasnya.
Kedua bola mata itu bewarna hazel, begitu indahnya hingga membuat desiran aneh bergejolak di dada Seokmin.
"Apa yang kau lakukan disini?"tanyanya langsung pada Seokmin tepat setelah kesadarannya kembali, menarik tangannya yang berada di genggaman Seokmin, lantas menatapnya penuh ketakutan.
Seokmin tau kalau ia sudah begitu lancang karena berani menyentuhnya.
Mengeluarkan senyum canggung, ia berusaha menenangkan getaran ketakutan yang mulai muncul dari tubuh Ahra.
"Perkenalkan aku Lee Seokmin. Hm...yah...kau sudah mengenalku kan? Kita bertemu di taman kemarin. Tenang, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin berbicara denganmu" ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
"Pergilah" usir Ahra tanpa melihat kearahnya.
Tangan Ahra yang bebas begitu gemetar, membuat Seokmin ingin untuk memberi ketenangan dengan mengenggamnya kembali.
"Pergi!!!" Ahra berteriak histeris, kedua matanya mulai mengeluarkan buliran air mata yang sama sekali tidak Seokmin sukai.
Cukup sudah Seokmin membawa penderitaan untuk hidupnya. Bahkan kini gadis itu begitu ketakutan melihat sosoknya.
"Ma-maaf-maafkan aku. Aku akan pergi dari sini sekarang"
Mempercepat langkahnya, sesegera mungkin ia menghilang dari hadapan Ahra.
Dari balik jendela yang tertempel di pintu ruangan milik Ahra. Seokmin dapat melihat kondisinya yang mulai sedikit tenang, tepat setelah ia pergi meninggalkannya, helaan nafas penuh kelegaan pun keluar dari balik bibirnya.
Ini buruk. Apa yang harus ia lakukan agar gadis itu dapat memaafkannya? Memikirkan sebuah penjelasan yang akan ia berikan pada kedua orang tuanya saat ia memutuskan bertanggung jawab saja, cukup membuat kepalanya terasa ingin pecah dan pening setengah mati.
***
Beberapa hari ini Ahra telah pulang dari rumah sakit, dan beberapa hari ini juga Seokmin selalu menyempatkan diri untuk pergi ke apartement Ahra saat jam makan siang.
Jangan tanyakan bagaimana bisa ia dapat mengetahui apartement Ahra. Karena mengingat hal itu kembali dapat membuat Seokmin bergidik ngeri membayangkan betapa mengerikannya perlakuan Taehyung padanya.
Ah iya. Fyi, Seokmin telah mengetahui nama lelaki itu sekarang. Kim Taehyung. Terdengar ramah dan biasa, tapi kenapa lelaki itu selalu memandanginya dengan bringas?
Mengingat hal yang ia lakukan pada adiknya, Seokmin rasa wajar saja Taehyung bersikap seperti itu.
Seperti biasa ia akan berdiri tepat didepan pintu ini, berharap tujuan yang sama setiap harinya—pintu itu akan terbuka, menampakkan sosok yang benar-benar ingin ia lihat, sosok gadis yang memiliki mata hazel yang membuat dadanya bergemuruh tanpa sebab, mentap pintu itu lama sambil menjinjing sebuah kantong plastik berisi makanan yang telah berhasil ia bawa, menghirup udara banyak-banyak sebelum membunyikan satu dering bel.
Dan seperti biasa, Ahra akan melihat sosoknya dari balik layar intercome, dengan dilema yang menggorogoti seluruh pikirannya.
Lalu seperti biasa pula, Ahra akan berakhir berdiri di belakang pintu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Crazy Girl
FanfictionDunia kerlap kerlip malam, membuat mereka terjebak dalam satu masalah. Puncaknya masalah itu timbul. Ketika Seokmin mengetahui bahwa wanita yang baru dua bulan lalu ia temui secara tidak sengaja telah mengandung anaknya. Dan parahnya lagi, wanita...