BAB 04

156 12 0
                                    

"Ngapain anak dugong pagi-pagi kerumah gue?"

Lovena berkacak pinggang sambil mengamati Melvin yang baru saja keluar dari mobilnya, gadis itu mengintip Melvin dari atas kamarnya dengan sedikit membuka tirai jendela. Lovena kembali menutup tirainya saat melihat Melvin yang sudah masuk kedalam rumah.

Lovena menggerutu. Gadis itu memakai tas ransel warna biru navy miliknya, kemudian sebelum keluar, sekali lagi, Lovena merapikan seragamnya yang sebenarnya tak kusut, sekadar jaga-jaga.

Lovena keluar dari kamarnya. Gadis itu terlihat anggun memakai jaket warna biru laut yang menutupi seragamnya dan sebelah telinganya dipasang earphone dengan lagu What Do You Mean dari Justin Bieber.

"Kakak! Ada Abang nih, Melvin namanya."

Lovena tersenyum kecut. Gadis itu menarik kursi disebelah Athar sehingga menimbulkan suara decitan dari lantai. Lovena mengambil cream sup yang dipesan dari KFC dan menyantapnya tanpa melirik Melvin yang duduk didepannya.

"Papa mana, Mah?" Lovena mengambil susu milo coklat miliknya dan menyesapnya hingga tandas, "Susunya lagi ya, Bik."

Bi Oni alias salah satu pembantu rumah tangga keluarga Lovena mengangguk dan mengambil gelas kosong berukuran kecil milik Lovena, lalu menuangkan kembali susu milo dingin yang diinginkan Lovena.

"Udah berangkat duluan ke Bogor diantar Pak Heko."

"Kenapa Mama gak bareng? Mau kerumah tante Nela kan, anaknya sunatan."

"Iya, Mama nyusul nanti diantar pak Sekti. Sekarang mau kesekolah Athar dulu, ada pertemuan orangtua murid, biasa acara ibu-ibu."

Lovena mengangguk kecil dan hanya berkata, "Oh... " Lalu, Lovena kembali melanjutkan sarapannya.

Wilena tersenyum ramah pada Melvin yang duduk disebelahnya, kemudian menatap anak gadisnya yang terkesan tak menganggap kehadiran calon mantunya itu.

"Lovena, ajak ngobrol dong Melvin-nya."

"Eh—jangan deh Ma, Lovena-nya lagi sarapan." Ucap Melvin balas tersenyum tak kalah ramah.

Lovena mendelik tajam kearah Melvin yang tidak dihiraukan sama sekali oleh cowok itu, Dasar tukang cari muka!— batin Lovena.

"Aduuu.., kamu pengertian sekali. Mama jadi gak enak sama kamu karena sikap Lovena."

"Uhuk—" Lovena sedikit menepuk dadanya yang seperti ada yang menganjal. Gadis itu menarik tissue diatas meja dan mengelap mulutnya dengan gerakan cepat.

"Sejak kapan dia jadi anak Mama?!" Lovena menunjuk wajah tengil Melvin yang sedang memamerkan senyuman, seolah mengatakan padanya jika cowok itu satu langkah lebih depan dari Lovena.

"Sebentar lagi kalian kan akan tunangan dan menikah, gak salah dong kalau Melvin udah Mama anggap sebagai anak Mama sendiri, sama kayak kamu dan Athar. Athar setuju kan?"

Athar hanya mengangguk tanpa mengerti dengan mulut dipenuhi roti selai kacang.

"Tapi Lovena enggak, Ma." Ucap Lovena lesu. Lovena tidak bisa menggunakan nada membentak pada ibunya. Takut dikutuk jadi batu seperti Malin Kundang.

"Mama gak minta pendapat kamu." Wilena mendorong kursinya kebelakang dan berdiri, "Athar, lap mulutnya, sayang. Kita berangkat sekarang ya, nanti Mama telat ke Bogor-nya."

Athar kembali mengangguk dan menarik tissue diatas meja, kemudian ikut turun dari kursi mendekati Wilena. Athar menggenggam tangan ibunya itu.

"Habis dari sekolah Athar, Mama langsung pergi ke Bogor. Kamu berangkatnya bareng Melvin, ya."

MELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang