BAB 11

51 8 1
                                    

Melvin menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang keluarga rumahnya. Laki-laki dengan seragam urakan itu beberapa kali menghela nafas berat. Kejadian di sekolah tadi benar-benar mengusik fikiran Melvin. Bermula dari majalah sialan EHS sampai laki-laki misterius yang membuat Lovena kelihatan gusar.

Melvin menegakkan tubuhnya. Mengambil hape didalam saku celana abu-abunya, kemudian jarinya bermain lincah di atas layar benda pipih itu untuk menelpon seseorang. Tidak butuh waktu lama sampai orang diseberang sana mengangkat panggilan Melvin.

"Yan! Sini lo kerumah gue. Ajak yang lain juga." Ujar Melvin saat Julian baru saja menerima panggilannya.

"Ngapain? Gamau gue diajak ngebabu."

"Mau ngomong gue bentar—eh Arrion juga ya."

"Random bet sih lu! Yaudah tunggu, gue ajak yang lain!"

Setelah mendengar jawaban Julian, Melvin langsung memutus sepihak sambungan mereka, tidak peduli jika Julian dibuat kesal dengan tingkahnya yang semena-mena.

Melvin menunggu dengan gregetan kedatangan Julian beserta Azka, Milo, dan Arrion . Dua jam menunggu tapi keempat anak manusia yang menjabat sebagai temannya itu masih tidak kunjung menampakkan batang hidung mereka. Sampai rasanya Melvin ingin menspam masing-masing roomchat mereka.

"Peliharaan gue pada dimana sih?!"

Selang beberapa detik setelah melontarkan umpatan untuk teman-temannya, barulah para makhluk yang ditunggu Melvin menampakkan wujud masing-masing bersamaan dengan suara gaduh yang mereka ciptakan.

"MELPIN MELPIN MAIN YOK!!!" Teriakan maha dahsyat Milo mampu membuat Melvin melemparkan tasnya kewajah laki-laki itu sehingga dibalas dengan teriakkan lebih keras lagi dari Milo, "KASAR LO YA PIN!!"

"Berisik tolol! Mau lu diseret satpamnya rumah Melpin?" Hardik Julian sambil mengusap telinganya yang terasa berdengung karena teriakkan Milo.

"Wah si kecil aktif ya Bun." Azka ikut-ikutan, menambah kesan gaduh diruang keluarga rumah Melvin.

Sedangkan Arrion tanpa basa-basi langsung berbaring disofa, tidak mengacuhkan acara teriak-teriak yang terjadi antara teman barunya itu.

"Sialan. Udalah gak jadi gue ngajakin kalian ngomong. Pulang kalian semua! Gue cuma butuh Arrion!"

Melvin berlagak seakan mengusir Azka, Milo, dan Julian dari rumahnya. Tapi bukannya tersinggung atau pergi, teman-temannya itu malah mengambil toples makanan diatas meja kemudian duduk rapi sambil menonton acara kartun yang sedang tayang di TV.

Melvin mendelik tajam, tapi tidak urung, Melvin ikut bergabung diantara mereka.

"Arrion, bangun lo setan. Gak dimana-mana kerjaan lo molor muluh!"

Melvin menendang pantat Arrion sampai laki-laki itu terjatuh dari sofa. Mau tidak mau, Arrion terbangun dari sesi santainya karena merasakan pantatnya nyut-nyutan setelah berciuman dengan lantai dingin rumah Melvin.

"Anjing! Emang gak bener gue datang kerumah lo! Kenapa sih?" Ucap Arrion, tangannya masih setia menggosok pantatnya yang terkena serangan langsung dari Melvin.

"Serius gue Yon. Gue mau nanya sesuatu nih sama lo."

Melihat ekspresi Melvin yang sepertinya sedang tidak ingin bercanda, Arrion berdehem sekilas, kemudian duduk tenang, siap mendengarkan topik apa yang akan Melvin bicarakan. Azka, Milo, dan Julian juga sepertinya jadi penasaran karena ekspresi Melvin.

"Lovena punya mantan gak?"

Kening Arrion bergelombang mendengar pertanyaan Melvin. Kenapa rasanya Arrion menjadi was-was?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang