BAB 05

132 14 0
                                    

Lovena pulang kerumah dengan wajah suntuk. Tidak ada yang berani menegurnya semenjak cewek itu kembali dari ruang Kepala Sekolah. Lovena menghempaskan badannya ke sofa ruang keluarga, melepas sepatu tanpa menggunakan tangannya—maksudnya sepatunya dilepas pakai kaki.

Salah seorang pembantunya menghampiri Lovena, "Non Lope, ada telpon dari Bapak. Mau bicara sama non Lope katanya."

Lovena mengangguk. Berdiri dari selonjorannya, dan berjalan menghampiri telpon rumah didekat lemari pajangan.

"Kenapa Pah?"

"Lovena, kamu siap-siap sekarang ya. Pertunangan kamu dimajukan malam ini."

WHAT?!!

"LHO! Kenapa bisa begitu, Pa?!"

"Minggu depan itu Kakeknya Melvin gak bisa, jadinya dimajukan malam ini. Kamu mandi sekarang ya, mama kamu udah diperjalan menuju kerumah."

"Tapi Pa—"

"Satu jam lagi Papa pulang. Keluarga besar kita udah diperjalan semua menuju rumah. Jangan lelet kamu!"

"Pa! Lovena gak ngerti mau ngapain!"

"Yang penting kamu mandi dulu sekarang."

"Papa—"

Tut tut tut.

"Halo? Halo Papa! Papa!"

GOD! COBAAN APA LAGI INI??!

*****

"Sumpah demi apa ya Lop, gue langsung terbang dari Bali ke Jakarta saat itu juga pas dapet kabar dari bokap lo kalau lo bakal nikah. Gue syok parah masa, kita udah bersama dari lo belum tau cara jalan sampe lo segede gini, tapi lo gak kasih tau langsung kalau lo bakal nikah. Lo bakal NIKAH Lovena!"

Venalofi terduduk lemas bin dramatis diatas kasur Queen side Lovena setelah mengoceh sepanjang pantai kenangan. Dia itu sepupu Lovena, mereka seumuran, tapi Venalofi lebih tua dua bulan.

Venalofi itu bagaikan duplikat Lovena. Semua yang ada didiri Lovena pasti juga dimiliki oleh Venalofi. Cuma bedanya Venalofi tidak seganas Lovena.

Moto hidup Venalofi itu,
1. Kalau lo baik sama gue, gue bakal lebih baik sama lo.
2. Kalau lo jahat sama gue, gue tetap bakal baik sama lo, karena gue pengen masuk surga.

"Lope, nyaut dong kalau diajak bicara. Gue gak ada ya ngajarin bersikap gak sopan."

Lovena menghela nafas. Kenapa juga ini makhluk yang bernama Venalofi Gempita harus secerewet ini. Nyebelin!

"Lopi, gue terpaksa tunangan atas permintaan Kakek. Gue cuma tunangan. TUNANGAN! BUKAN NIKAH!"

Sebel Lovena tuh.

"Sama aja. Entar ujung-ujungnya lo bakal nikah sama itu cowok yang bahkan gue gak tau siapa."

Lovena mendengus. Cewek itu melihat pantulan dirinya dicermin. Lihatlah Lovena sekarang sudah seperti seorang putri kerajaan yang sebentar lagi akan bertemu pangeran pujaan.

"Gue? Nikah sama Melvin? Najis."

Venalofi menegapkan badannya, "Melvin? Jadi nama cowok itu Melvin? Cowok yang bakal nikah sama lo?"

"Tunangan." Koreksi Lovena.

"Jadi namanya Melvin? Melvin apa?"

"Melvin Leander."

"WHAT?!!"

Lovena menghela nafas. Jangan lupakan tentang Venalofi yang sangat membanggakan keluarga Leander. Alasannya? Tentu saja karena Venalofi mengidolakan salah satu keturunan Leander.

MELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang