2.Just Memory

73 5 7
                                    

Hai aku Daniel. Salam kenal :)

Hmm...Siapa yang iseng meletakkan kertas ini di atas meja ku? Siapa daniel itu?

Tiba tiba lelaki yang duduk di depan ku berbalik dan tersenyum kepada ku.

-----

"Hai murid baru, ada pulpen lagi nggak?" tanya lelaki itu kemudian.
"Pulpen? Oh, ada." aku mengambil salah satu pulpen didalam kotak pensil ku dan menyerahkannya.
"Gue pinjam, ya."

"Tunggu," sergah ku kemudian saat lelaki itu ingin membalikkan badannya. Lelaki itu kembali menoleh dengan sebelah alis terangkat, "Apa?"

"Punya lo?" aku menyodorkan kertas tadi yang telah kubaca. Lelaki itu mengambil kertas itu dan membacanya.

"Bukan."

"Masa' sih, kalau bukan punya lo siapa lagi?" aku mengernyit tidak percaya. Entah kenapa aku yakin sekali kertas itu miliknya karena posisi tempat duduknya dekat sekali dengan ku, persis didepan ku. Siapa lagi kalau bukan dia?

Namun, lelaki itu tetap bersikeras bahwa kertas itu bukan miliknya, "Ini bukan punya gue, sungguh! Lagipula nama gue bukan Daniel!"

Aku terdiam sejenak.

"Terus, Daniel itu siapa?"

"Mana gue tahu! Dikelas ini nggak ada yang namanya Daniel." sahut lelaki itu.

"Hei kalian berdua yang paling belakang! Sedang apa kalian?!"

tiba tiba suara ibu Icha mengagetkan kami berdua. Lantas lelaki itu berbalik ke posisi semula dan aku hanya bisa menundukkan kepala.

"Aldi, sedang apa kamu?!" tanya ibu Icha, terdengar jelas intonasi tajam dari suara nya.

"Minjem pulpen bu, hehe."lelaki yang bernama Aldi itu menjawab dengan cengengesan.

"Saat jam pelajaran tolong jangan ada yang berdiskusi atau membahas hal yang tidak penting! Paham?" seru ibu Icha, pandangan beliau masih tertuju ke arah kami.

"Baik, bu."

----

"kenalin, gue Celly." seorang gadis dengan rambut tergerai sebahu mengulurkan tangannya, seulas senyum tergambar diwajahnya.

"Kalau gue Rossie tapi biasanya dipanggil Rossa soalnya kami berdua mirip," celetuk seseorang disamping nya lagi sambil nyengir.

"apaan 'sih? Pede banget." Celly mencubit lengan Rossie dengan gemas.

"Aduh, sakit tau!" gerutu Rossie sambil memegangi lengannya.
Aku tertawa menyaksikan tingkah lucu mereka. Aku pun menyambut tangannya dan balik tersenyum, "Gue Keysha."

"Ikut kami ke kantin yuk!" ajak Celly tiba-tiba. Tanpa berpikir panjang aku pun meng-iyakan ajakan mereka.

----

"Bi Ijah, jus jeruk nya satu ya!" pesan Celly sesampainya kami di kantin.

"Sama es teh juga!" tambah Rossie.
"Keysha, lo mau mesen apa?"

Tanya Celly padaku. "Sama kayak lo aja." sahut ku.

"Bi Ijah tambah satu lagi jus jeruk nya!"

"Iya, neng." sahut bi Ijah.

Sambil menunggu pesanan, Celly dan Rossie asik berceloteh ria. Aku hanya diam menyaksikan celotehan mereka sambil sesekali menanggapi saat salah satu dari mereka bertanya.

"Keysha, ngomong ngomong lo tinggal sama siapa?" Tanya Celly tiba-tiba.

"Gue tinggal sama kakak gue."

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang