“ZAFRANNN BANGUUUN UDAH SIANG, UDAH SHOLAT SUBUH BELUMM?!” Teriak perempuan paruh baya di depan pintu kamar Zafran yang tengah tertidur pulas.
Mendengar teriakan bundanya Zafran hanya menggeliat sambil melihat jam di atas nakas yang menunjukan pukul 05.35 WIB. Zafran pun beranjak bangun lalu mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat subuh.
Zafran memang nakal di sekolah nya tetapi untuk urusan sholat ia tak pernah lupa. Selesai mandi dan memasang name tage di baju sekolahnya, Zafran merapikan rambutnya dan tersenyum nakal ke arah kaca yang memantulkan bayangan dirinya.
“Ganteng banget sih gue, pangeran Arab sampe ngiri.” ucapnya percaya diri.
Zafran kemudian turun ke bawah sambil memasang anting magnet di telinga kiri dan bersiul ria.Kamar Zafran terletak di lantai dua, membuat sedikit waktunya berkurang untuk menuruni tangga. Ia sengaja memilih kamar di lantai atas supaya bisa memandangi kota Jakarta dari balkon kamar-nya. Dan juga melihat wajah penuh keringat cewek kompleks yang jogging di hari Minggu.
Zafran hanya diam sambil cepat-cepat menghabiskan sarapan. Meskipun di meja makan terdapat kedua orang tua nya.
“Zafran jangan buru-buru, kamu kayak lagi lomba lari marathon aja!” Rahayu membuka suara melihat cara makan anak laki-laki nya.
“Aku udah selesai Bun, udah gak nafsu lagi. Assalamualaikum.” balas Zafran sambil mencium pipi kanan Rahayu.
“Salam dulu dong sama Ayah!” sela Rahayu melihat Zafran yang hendak pergi.
Zafran hanya melengos melihat Bobby yang memperhatikanya. “Males!” ketus Zafran berjalan menuju garasi, mengeluarkan motor sport merah yang biasa ia gunakan ke sekolah.
Rahayu tersenyum tipis mendengar jawaban Zafran. “Waalaikumsalam, hati-hati bawa motor nya, jangan kebut-kebutan.”
“Siap komandan.”
Zafran melirik jam tangan yang sudah menunjukan pukul 07.05 ia pun melajukan motor nya dengan kecepatan penuh karena sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup.
Rahayu menatap dalam kepergian anaknya. 'Sampai kapan kamu akan begini terus nak.' batinnya menatap sendu punggung Zafran yang semakin menjauh.
*******
Sementara itu di kediaman keluarga Adelia Alvareza Oktavani, selesai sarapan Adel bergegas mencium tangan Alva—Mamanya yang tengah mengupas buah Apel.
“Ma Adel pergi dulu ya, udah siang. Assalamualikum.”
“Walaikumsalam, pulang sekolah jangan kemana-mana, langsung pulang ke rumah.” sahut Alva lalu mencium kening Adel.
“Iya-iya, rumah Adel kan cuma satu Ma.”
Setelah itu Adel berjalan ke halte yang berada di dekat rumah nya. Adel memang di sarankan naik motor oleh Alva tapi ia menolak dengan alasan ingin mandiri, yaitu dengan naik angkutan um, bus.
Letak sekolah nya pun tidak terlalu jauh dari rumah sehingga Adel memutuskan untuk naik bus saja. Lebih irit dan aman baginya.
Sesampai di sekolah Adel langsung menuju kelas nya di XII IPS 4. Dikelas yang sudah ramai itu ia telah di tunggu oleh dua orang sahabatnya Vella dan Tika, Adel dan Vella sudah bersahabat sejak kelas 1 SMP. Sedangkan Tika saat masuk SMA, karena masa SMP-nya di Semarang.
“Adelia anak nya tante Alva yang paling cantik dan baik hati, liat PR Geografi dong.” Vella langsung tersenyum lebar melihat tatapan kesal Adel.
“Lo tuh ya, pagi-pagi udah nanya PR aja, tanyain kabar gue dulu kek.” sungut Adel sambil memajukan bibirnya sebal.
“Yeeee, ini mah masalah hidup dan mati gue, Bukyan bentar lagi bakalan dateng.” balas Vella “lagian sama temen sendiri pelit amat, udah berapa tahun kita temenan? tega lo sama gue.”
Bukyan adalah singkatan untuk guru Geografi mereka, nama asli guru itu adalah Buk Yanti, karna sifat guru itu yang memang bengis maka para siswa menjulukinya sebagai salah satu guru killer di SMA N 1 Jakarta.
“Ya udah nih, cepetan keburu Bukyan dateng malah gue yang kena semprot.” Adel memberikan buku bersampul hijau dari dalam tas nya.
“Astajeem, diem dikit napa. Gue baru mau mimpi nih, lo berdua ngeributin apa sih? Duluan ayam apa telor?” gerutu Tika yang sedang merebahkan kepalanya di atas meja.
“Nih bocah masih pagi udah molor aja, begadang bareng Rhoma Irama tadi malem? eh lo pasti belum juga kan pr Geografi.” cetus Adel mengingat kebiasaan buruk Tika yang sedikit pemalas jika berurusan dengan Buk Yanti.
Tika hanya menyengir dan melanjutkan tidur “Hhehe, tau aja lo.”
“Lo nggak mau ngerjain?” tanya Vella melihat Tika yang terlihat santai tanpa beban. Tika menggeleng dalam proses tidurnya.
“Ya udah, awas ntar Bukyan nagih tau rasa lo, di suruh nyikat WC cowok yang bau nya kayak kuburan bolong. Dih baru ngebayangin aja gue udah mau pingsan.”
Vella bergidik ngeri lalu kembali menyalin tugas di buku Adel.Adel hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua sahabat nya tersebut. “Satu tukang nyontek, satunya lagi tukang tidur, engga ada yang bener temen gue.” gumam Adel lalu membaca novel yang selalu ia bawa.
******
Sampai di sekolah Zafran langsung ke kelas nya di XII IPA 1 di ujung koridor lantai dua. Ia masuk ke kelas lalu melempar tas-nya kasar di atas mejanya sambil duduk dan merapatkan kedua tangannya untuk tidur.
Namun belum sempat Zafran memejamkan mata empat sahabat sudah datang mengganggu. Zafran mempunyai sahabat sedikit ogeb di sekolah nya yaitu Juki, Adit, Ojan, dan Jefri. Ralat Jefri tidak termasuk ogeb, karena dia yang paling pendiam dan cuek diantara tiga lain nya.
Meskipun mereka berbeda, mereka tetap setia kawan dan selalu membuat Zafran tertawa, tapi memang lebih banyak membuat kesal sih.
“Woii SEMPAKK AMOEBA PAGI-PAGI UDAH MAU MOLOR AJA LO!!” teriak Juki tepat di wajah Zafran.
“BANGKE lo ahkkk, ganggu aja baru mau merem nih!” dengus Zafran kesal dan menatap tajam Juki.
“Wihh, tuh mata gue tusuk pake pisau metong juga lo.” sahut Ojan lalu terkekeh.
“Ehh tapi jangan lah, ntar lo gak bisa memandang wajah gue yang tampan badai plus cetar membahana ini lagi.” lanjut Ojan sambil mengelus-ngelus wajahnya.
“Najis sumpah,mau muntah gue!” balas Zafran sambil berpura-pura ingin muntah.
Melihat hal itu Juki dan Adit hanya tertawa. “Udah, ke kantin aja yok. Bolos aja kita sekali-kali.” usul Juki.
Mendengar itu Jefri geleng-geleng kepala “Sekali-kali pala lo botak, kita udah berkali-kali bolos nya.”
“KITA?? LO AJA KALIK!!” jawab Zafran, Ojan, Adit dan Juki serempak.
“Tai lo pada.” ketus Jefri sambil pergi meninggalkan mereka.
“Yeee anak perawan ngambek.” ujar Zafran sambil mengejar Jefri “tungguin adek dong bang.”
“Bang Jef kan gak perawan lagi Za, udah duda dia. Anak tiga malah” lanjut Adit lalu tertawa ngakak.Ojan dan Juki pun menyusul sambil terkekeh geli.
-TO BE CONTINUED-JANGAN LUPA MAMPIR KE DAILYCAFE DAN ALTHAF YAH 💜
Instagram : anitae.ma_
(Follow just aks follback😊)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy My Love ✔ [TELAH TERBIT]
Teen FictionZafran, nama nya. Biasa di panggi Zahra oleh teman-teman nya. Seorang cowok tengil, gila, punya rupa yang menawan, namun hobi membuat baper setiap perempuan. Itulah yang orang-orang katakan tentang Zafran, namun siapa yang tau jika ia punya banyak...