Pelangi

1.8K 53 26
                                    

5 Tahun yang lalu setelah hujan turun di tengah hari, aku berjalan menelusuri pesawahan yang ada di desaku, hanya ada aku di sana. Aku menyukai pelangi, karena menurutku pelangi adalah hiasan terindah yang Tuhan ciptakan walau munculnya pelangi tidak lama namun sekali muncul akan menampakan kesan yang begitu indah di mata penglihatnya.

Aku menghitung pelangi dengan telunjuk tanganku. Merah, kuning, hijau, dan aku sebut satu persatu.
Hingga seseorang membuatku terkejut dan hampir membuatku terjatuh.

"Gak boleh menghitung pelangi pake telunjuk pamali." Aku mengarah ke padanya, sejenak aku terpukau menatapnya dia begitu tampan sampai membuatku ternganga.

"Dan satu lagi, gak boleh natap orang sembarangan nanti cinta."

"Apaan si?" Aku menunduk malu.
Lelaki yang tidak aku kenal benar-benar menyebalkan.

"Kamu gadis asli yah dari desa?" Tanyanya aku mengangguk dengan segera.

"Iya." Jawabku singkat.

"Kenalin aku Ilham?" Dia mengulurkan tangannya.

"Wulan." Aku menatapnya ragu dan entah dorongan dari mana ku ulurkan tanganku lalu kami bersalaman, ia tersenyum begitu manis ke arahku.

"Umur kamu berapa?" Tanyanya, aku mengerutkan keningku lelaki di depanku benar-benar kepo.

"13 tahun." Jawabku lagi dengan singkat.

"Masih di bawahku rupanya aku 15." Padahal aku tidak menanyanya.

"Kamu anak kota ya?" Tanyaku dia mengangguk cepat. Pantas saja aku tidak pernah melihatnya sebelumnya.

"Kamu kenapa di sini?"

"Liburan, kebetulan aku punya nenek di sini." Jawabnya.

"Oh."

"Kamu suka pelangi?"

"Iya."

"Oh, sama dong ya." Dia mengeluarkan kameranya lalu memotret pelangi yang masih terlihat jelas sejenak aku memundurkan langkahku
Dia tampak menyadarinya.

"Kenapa? Kalau mau foto silahkan jangan malu." Ucapnya, aku tidak menjawab segera aku melangkah menjauh darinya, aku malu dia sepertinya orang kaya dan aku hanyalah orang tak punya
Jangankan memfoto ponselnyapun aku tidak punya. Hingga aku memilih berlalu dari depanya.

Jepret Jepret... aku mendengar suara Jepretan kamera sejenak aku menghentikan langkahku lalu berbalik dan lagi lelaki itu memfoto tapi kali ini terarah padaku, aku mematung sesaat.

"Wah ternyata cantik juga." Gumamnya.

"Hei kenapa lancang sekali mengambil fotoku?" Aku tak terima aku berlari ke arahnya menyuruhnya untuk menghapus fotoku namun dia malah mengangkat kamera itu ke atas dan membuatku sedikit berjinjit karena melihat tubuhnya yang begitu tinggi dariku.

"Kalau butuh fotonya, datang ke tempatku ya rumahku dekat dengan sekolah." Dia berkata selanjutnya pergi begitu saja, aku membuang nafasku dengan kasar.

Dasar anak tengil batinku, aku memilih pergi, dia ke kanan sedangkan aku ke kiri, niat ingin menikmati pelangi malah bertemu dengan lelaki tengil bernama Ilham dasar orang kota aku terus berdecak kesal saat melihat dia.

Sore ini aku berjalan menuju warung yang letaknya tidak jauh dari rumahku, Ibuku menyuruhku untuk membeli peralatan mandi hingga mau tidak mau akupun pergi untuk membelinya. Sebelum sampai di warung aku melewati sebuah gank yang sering pake tongkrongan anak kampung disini.

Sejenak aku terdiam melihat lelaki yang tadi siang aku temui di pesawahan dia tengah memainkan sebuah gitar. Aku begitu ragu untuk berjalan hingga yang ku bisa hanyalah diam.

CERPEN Atnisia Ksh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang