Bab 3

11.1K 1.3K 105
                                    

"Sar... Sarah..." kembali kurasakan tubuhku diguncang.

"Kalau nggak bangun aku cium lo!"

Deg.

"Iya-iya kak El, Sarah bangun! Jangan dicium!" teriakku kaget dan tiba-tiba kurasakan sesuatu melayang mengenai kepalaku.

"Dasar tukang tidur!" gerutu seseorang kesal.

"Kita dihukum ngepel lapangan basket lo malah enakan molor!" aku menatap sosok yang mengomeliku beberapa detik lalu.

"Dihukum? Ishhhh!!" aku menggosok kepalaku dan menyadari ternyata aku tertidur sambil bersandar pada tembok.

"Siapa Kak El yang lo mimpiin? Pastinya bukan kakak lo kan?!" aku mencibirkan bibirku. Kesal, kenapa juga aku selalu mimpiin dia terus coba akhir-akhir ini?

Umm, gimana kabar kak El ya? Apa dia masih ingat aku ya? Terakhir aku bertemu ya waktu aku kecil dulu, saat umur delapan tahun. Setelah itu setiap aku datang kesana kak El tidak ada, kata Tante Olin masih pendidikan militer. Apa mungkin sudah menikah ya?

"Kak El tuh!"

"Hah?! Mana??" aku celingukan menoleh ke kiri dan kanan.

"Ciehhhh... lo suka Kak El ya??" aku mengerucutkan bibirku saat menyadari bahwa Kalea sahabat gila ku itu mengerjaiku.

"Siapa sih?! Baru kali ini gue denger nama Kak El elo sebut-sebut! Ganteng mana sama Dipta?" aku menggigit bibir bawahku dan menumpukan daguku pada tongkat pel.

"Pradipta Bagaspati?" tanyaku menoleh pada Kalea.

"Emang ada Dipta lain di sekolah ini selain dia?" aku meringis.

"Ummm... gantengan dia..." aku meringis.

"Dipta?"

"Bukan! Gantengan kak El..." aku tertawa dan spontan Kalea melotot padaku dengan kesal.

"Gitu ya punya gebetan ganteng nggak dikenalin ke gue!Huh!" aku terkikik melihat Kalea yang mengepel dengan asal.

"Kalo' lo ngepel gitu yang ada kita bakalan ngepel lagi Kal!" Kalea menghentakkan kakinya kesal.

"Arggghhh!!! Kenapa sih gue bodoh dan percaya aja sama elo! Kalo' tadi gue nggak ikut-ikutan elo bolos pelajaran olah raga pasti gue udah di rumah! makan masakan Mommy gue!"

"Lohhh... Mommy lo udah bisa masak??" tanyaku sok polos.

"Arghhh!! Sial! Mommy kan nggak bisa masak!" protesnya kesal.

"Bahkan elo lebih pintar masak daripada Mommy gue!" ucap Kalea lagi.

"Udahhh... terima nasib aja... ntar lo pulang bareng gue aja... kak Devran jemput gue..." aku tersenyum pada Kalea dan bisa dipastikan kemarahannya padaku akan sirna tak bersisa begitu kusebut nama kak Devran.

"Serius lo dijemput kak Devran?" aku mengangguk.

"Katanya mau jemput temennya sekalian jemput gue... nggak ada salahnya kan lo nebeng sekalian..." aku meringis.

"Beneran? Bawa mobil kan? Nggak lucu kalo' kakak lo bawa motor! Emang gue mau ditaruh mana coba?!" Kalea tiba-tiba mendekat padaku.

"Kak Devran belum punya pacar kan?"

"Hari ini?" tanyaku pada Kalea.

"Ya iyalah! Masak tahun depan!"

"Tadi pagi sih kaya'nya belom ada pacar... secara dia bangun siang. Kalo' udah ada pacar pasti bangun pagi jadi supir..." Kalea mencibirku dan mengulurkan tangannya.

Hello SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang