Aku menutup mataku rapat-rapat dan menggigit bibirku. Kak El benar-benar mengajak nonton, nonton film horror yang ada pocong-pocongnya.
"Hei... buka mata dong... rugi bayarnya kalo' merem aja!!" bisik kak El ditelingaku.
"Ga mau! Ada pocongnya!" bantahku sambil geleng kepala.
"Nihhh... bahu kak El... kalau Sarah takut..." aku mengerutkan alisku dalam gelap gedung bioskop.
"Kak El ngapain sih nonton disini?!" bisikku pelan.
"Enakkan?" tanya kak El sambil menoleh padaku sambil meringis.
"Ini sama aja nonton dikamar Sarah kali kak!" seruku dengan suara berbisik.
"Apa?" tanya kak El yang berpaling dariku dan menatap layar bioskop.
"Ini sama seperti nonton dikamar Sarah!" bisikku lagi.
"Masak?!" tanya kak El sambil mencomot popcorn dipangkuanku.
"Ya anggap aja kak El numpang nonton dikamar Sarah... ntar deh kapan-kapan gantian nonton dikamar kak El..."
"Hah?!" aku mengerutkan alisku. Kak El ini ngomong apa sih? Aku kan komplain soal tiket yang dia beli. Ini memang pertama kalinya aku nonton bioskop dengan kasur didalamnya.
"Tuhhh... tuhhh... pocongnya muncul..."
"Aaa!!!" spontan aku berteriak begitu menatap layar dan muncul wajah menyeramkan.
"Udah pergi?" cicitku takut dan masih rapat memeluk kak El. Modus? Terserahlah pikiran kak El yang pasti aku tidak akan membuka mata dan menjauh dari kak El sebelum hantu pocong itu hilang.
"Udah pergi belum??!!!" tanyaku lagi.
"Hihihi... pocongnya disebelah kamu Sarah..." bisik kak El sambil terkikik dan spontan aku semakin mengeratkan genggamanku di kemeja kak El.
"Waaa..."
"Aaaaaa!!!!" jeritku sekeras-kerasnya saat tiba-tiba ada tangan yang mencengkeram bahuku.
"Hahhahahaa...." derai tawa kak El spontan membuatku kesal.
"Ssssstttt!!!!" seorang penonton disisi kananku menegur kami.
Aku meringis minta maaf dan kak El meringis lebar.
"Uhhh..." aku segera menjauh dari kak El dan kembali menutupi wajahku dengan kedua tanganku.
"Astaga... sini!!" kak El tiba-tiba menarik tanganku sehingga aku menjadi sangat dekat dengan kak El.
"Nih... dada kak El, kalau kamu mau sembunyi..." ucapnya yang segera memaksa kepalaku bersandar dibahunya.
"Habis gini keluar pocongnya lo..."
"Hah?!" benar saja, begitu aku menatap layar kembali sang pocong muncul. Duh, nih film judulnya bukan pocong kenapa yang muncul pocong terus sih?
Eh, tapi dada kak El lebar dan nyaman banget.
Jadi ingat dulu waktu kecil, berjam-jam bersandar dibahunya meskipun kak El kram tapi diam saja dan asyik main game tanpa protes, seenggaknya tidak protes di depanku dan mengganggu tidurku.
Sebenarnya sejak liburan ke pantai waktu itu aku sangat mengidolakan kak El. Dia, meskipun anaknya nakal seperti kak Keenan dan kak Devran tapi dia itu super hero ku.
Waktu dipantai kalau tidak ada kak El aku sudah tenggelam terbawa ombak, dan saat anak-anak seumuranku menggangguku dan mengataiku penakut, kak El juga yang membuatku berani melawan mereka, bahkan aku menonjok salah satu anak laki-laki yang menggangguku.
Kalau dipikir banyak hal baru dan pertama kali aku lakukan jika bersama dengan kak El.
Seperti saat ini, ini pertama kalinya aku menonton bioskop dengan tempat tidur yang nyaman seperti ini. Seperti dikamar sendiri.
Ini juga pertama kalinya aku pergi ke bioskop dan nonton film horor yang penuh pocong.
Ini juga pertama kalinya setelah sepuluh tahun tidak bertemu kami berkencan.
Kencan...
Aku tersenyum menyadari kata 'kencan' yang baru saja terlintas dipikiranku.
"Mikirin apa kamu hayooo... kok senyum-senyum?"
"Hah?!"
"Mikir mesum ya? Wahhh, aku aduin sama Om Dave dan tante Ralin lo kalau kamu-"
"Apaan sih kak! Orang Sarah lagi ingat temen Sarah yang ngompol pas liat pocong kok..."
"Hmmm... beneran nih?"
"Sssttttt..." kembali kami mendapat teguran dan lagi-lagi kami hanya meringis.
"Kamu nggak lagi ngompol kan?" bisik kak El tanpa menoleh padaku.
"Eh-" aku menggertakkan gigiku, kak El ini benar-benar menyebalkan.
"Jangan gemes sama kak El. Tapi kak El ini emang ngegemesin kok..."
"Buset! Narsis bener sih nih kak El?" batinku kesal dan menatap kak El yang kini tersenyum lebar tanpa menatapku.
"Nihhh!" aku menoleh saat melihat kak El menyodorkan popcorn padaku.
"Jangan cemberut! Ntar cantiknya hilang lo..." ucap kak El sambil tersenyum dan menyuapiku dengan beberapa popcorn.
"Gitu dong..." ucap kak El lagi sambil mengacak pucuk kepalaku.
Kok aku jadi deg-deg gini ya?
"Pocongnya ke luar jangan lihat..." ucap kak El, tapi entah kenapa kepalaku menoleh dan benar saja pocong di film ini ke luar lagi.
"Aaaa!!" jeritku bersamaan dengan penonton lainnya.
"Hihihihi... lucu ya..." aku mengintip dan melihat kak El tersenyum lebar.
"Besok, gantian nonton di kamar kak El ya?"
"Hah?!"
-
Hai...
Kangen?
Hehehe...maaf lama update ya...
Semoga ini bisa menghibur yang kangen Sarah dan El ya...
Selamat membaca
Salam hangat
Smith Family😍😍😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Summer
Romance"El? Dia? Menurut gue? Cowok super duper nyebelin yang selalu dibanggakan orang tua gue melebihi kebanggaan mereka sama gue! Sialnya kenapa gue punya kakak cowok!! Masak iya sih Papi nyomblangin gue sama dia?! OMG!!" ~Sarah~ "Sarah? Cewek tomboy yan...