SARAH
"Sarah..." aku masih merapatkan mataku—berpura-pura tidur saat kak El memanggil namaku. Aku tahu pasti ini sudah sampai di rumah Nadia, cinta matinya kak El.
Daripada aku jadi obat nyamuk dan mengganggu kemesraan mereka berdua, lebih baik aku di dalam mobil saja—aman!
"Sarah..." kembali kudengar suara kak El, tapi kenapa suaranya terdengar sangat dekat sekali?
Aku bergerak sedikit saat merasakan angin berhembus di ceruk leherku.
Aneh, kan di dalam mobil. Kok bisa ada angin?
Deg.
Jantungku berdetak keras. Saat ini yang terbayang diotakku adalah kak El berada sangat dekat denganku—dengan leherku.
Apa kak El di dekat telingaku? Apa dia akan menciumku? Lagi?
Ya, Tuhan. Apa yang harus aku lakukan?
Bagaimana kalau dia benar-benar akan menciumku?
"Sarah, tidurnya lanjutin di dalam aja..." aku masih bertahan mode pura-pura tidur, berharap kak El membiarkan aku di dalam mobil sendirian.
Tak lama aku merasakan ada gerakan dari kak El, aku rasa kak El menyerah dan keluar dari mobil.
Aku menghembuskan napas lega karena kak El sudah pergi pastinya.
Astaga, tadi itu saat di tempat paralayang siapa yang mencium duluan?
Kembali aku mencoba mengingat dan yang aku ingat adalah aku yang mencium kak El lebih dahulu.
"Astaga..." desisku dan spontan wajahku terasa panas karena malu.
Ketika aku akan bergerak ku dengar pintu mobil disisi kiriku terbuka.
"Hai Tan..." suara kak El menyapa seseorang, dan bisa dipastikan itu Mamanya kak Nadia.
"Sama siapa?" aku mengerutkan keningku mendengar suara keras wanita yang bisa aku pastikan itu orang tua kak Nadia.
"Sama Sarah, Tan..."
Memangnya Mamanya kak Nadia kenal siapa aku? Kak El ini memang playboy, sama seperti kakak Kee.
Deg.
Jantungku berdegub cepat saat kurasakan hembusan napas yang begitu dekat dengan wajahku.
"Jangan salahkan kak El, Sarah..."
"Hm? Apa maksudnya? Kak El mau menciumku?"
Refleks aku membuka mata dan kulihat bibir kak El sangat dekat dengan wajahku.
"Kyaaaaaaa!!!" jeritku keras dan mendorong kak El dengan jurus seribu pukulan tak tentu arah.
"Kak El mesum!!!!" jeritku panik tanpa mempedulikan kak El yang juga berteriak.
"Sarah masih kecil! Sarah masih sekolah!" teriakku panik bonus serangan membabi buta alias pukul dan tendang asal kena.
"Kak El please Sarah masih sekolah..." ucapku panik dan aku rasa air mataku sudah menetes.
"Sarah... Sarah..." aku menoleh dengan takut saat sebuah tangan menepuk bahuku.
"Tante Kim?" ucapku gugup dan aku segera memeluknya.
"Astaga..." jantungku berdegub cepat, tapi sedikit tenang saat kurasakan pelukkan hangat tante Kim yang menenangkan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Summer
Romance"El? Dia? Menurut gue? Cowok super duper nyebelin yang selalu dibanggakan orang tua gue melebihi kebanggaan mereka sama gue! Sialnya kenapa gue punya kakak cowok!! Masak iya sih Papi nyomblangin gue sama dia?! OMG!!" ~Sarah~ "Sarah? Cewek tomboy yan...