Pertemuan dan Akhir dari Segalanya

11 2 0
                                    

Ah aku dimana? Apakah aku sudah mati? Kenapa gelap disini? Ah cahaya itu muncul lagi. Itu tak salah lagi memoriku tentang aku dan Eri. Dan disitu aku pertama kali bertemu dengannya (gambaran saat Mia bertemu dengan Eri dibandara Tokyo). Ah aku ingat saat aku bermain polisi perampok. Ah itu dan ada lagi. Eri kau sebenarnya dimana? Aku rindu wahai matahari.

Tiba-tiba saja Mia seperti disedot entah kemana dan boom!!! perlahan-lahan matanya membuka. Kabur,dikedipkan lagi sedikit kabur,mengedip lagi sedikit jelas,dan mengedip lagi penglihatan Mia pun menjelas seketika.

Mia pun melihat Dokter dan rekan-rekannya yang membantu Mia bangkit dari kematiannya itu.

Tiba-tiba saja kepala Mia sedikit pening dan berkata....

"Aku dimana?"

"Kamu sedang dirumah sakit sekarang,jadi kamu tak usah khawatir lagi."

"Ah baiklah. Terima kasih Dokter."

"Ya sama-sama nona Akane."

Setelah itu Mia pun memejamkan matanya dan berkata,"terima kasih tuhan,kau memberiku kehidupan ke dua kalinya. Aku janji akan menjaga diriku sendiri sampai aku bertemu Eri. Sekali lagi terimakasih tuhan,"ucapnya dalam hati.

Para perawat pun segera memindahkan Mia ke ruang pasien yang sudah disediakan. Dan tiba-tiba saja Mia pun tidur lelap seketika.

Ruang Pasien...

Begitu sepinya ruangan ini seperti hatiku yang kini telah sepi tanpa adanya dirimu disisiku,tetapi kini kau telah kembali dihadapanku.

Kau terbaring lemas diatas kasur tanpa ditemani keluarga mau pun kerabat,diruangan ini hanya ditemani sang angin yang meniup-niup tirai rumah sakit yang membuat ruangan ini semakin sunyi saja.

Aku sangat kasihan melihat kau terbaring diatas kasur sambil kesakitan,aku berharap tuhan akan selalu menjagamu setiap saat.

Dengan ini aku menemanimu sambil duduk diatas kursi dan memegang erat tanganmu yang dingin itu. Aku melihat sang putri tidur yang begitu sangat cantik dan manis yang membuat hatiku ini berdegup semakin kencang dan pipiku mulai memerah.

Tak sengaja aku melihat bibirmu yang semerah delima. Begitu manisnya bibirmu itu. Apakah aku akan mendapatkannya suatu saat nanti? Atau tidak sama sekali? Yang pasti bahwa kau harus tau kalau aku mencintaimu.

Lelaki itu pun keluar dari ruangan pasien yang disana terdapat sang putri sedang tidur diatas ranjang pasien.

Saat melangkah keluar ia menyempatkan untuk menoleh kebelakang agar melihat bahwa sang putri terlihat baik-baik saja dimatanya. Lalu seketika ia pun tersenyum dan meninggalkan ruangan tersebut.

Kepergian lelaki itu membuat wanita itu terbangun dari tidur lelapnya. Perlahan-lahan matanya pun terbuka dan menyempatkan menoleh ke arah kanan dan kiri. Ia pun bangkit dari tempat tidur lalu menghela nafas seketika.

Sang putri pun menatap ke luar jendela.
Langit yang tampak biru,burung-burung berterbangan kesana kemari,awan putih melayang diangkasa membuat sang putri ingat pada sang pujaannya yang hilang.

Tetapi ia selalu merasa curiga dan ingin tahu siapa lelaki yang menolongnya tersebut sampai-sampai dia rela menyelamatkannya.

Dengan cepat ia pun memakai jaket lalu mencabut infusan rumah sakit dan meninggalkan ranjang kasur tersebut. Sedikit demi sedikit ia jalan untuk keluar dari ruangan tersebut dengan menyeret kakinya yang kesakitan.Dengan tekadnya mencari sosok mataharinya ia rela melakukan ini sambil kesakitan.

HANABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang