Tekad Kuat

14 2 0
                                    

Tring.........

Jam beker pun berdering dengan amat keras.

Ahh! tadi malam itu hanya mimpi ya? Coba saja itu menjadi kenyataan.

Kau tahu? Sekarang aku berada di Kyoto dan kebetulan aku menginap di hotel yang paling murah di Kyoto.

Aku sih berencana akan menginap di Kyoto sampai akhir bulan.

Entah kenapa aku merasa hatiku ini hampa sekali. Biasanya di pagi hari ibu selalu menyiapkanku makanan,tetapi hari ini yang menyiapi makananku bukan ibu melainkan penjaga hotel.

Biasanya disekelilingku begitu ramai,hari ini tanpa keluargaku terasa sunyi,dan begitu dingin di sekitarku.

Tetapi disaat-saat itu aku mempunyai tekad,yaitu untuk menemukan sang matahari.

Aku pun keluar dari hotel,diluar terasa begitu ramai sekali. Entah kenapa semangatku tiba-tiba bangkit dengan sendirinya.

Dan aku pun bertanya pada diriku sendiri"Wahai sang matahari yang duluku puja dari dulu hingga sekarang,hari ini kau dimana? Sedang apa? Dengan siapa? Duniamu ini sekarang merindukanmu,aku merasa dingin dan hatiku gelap tanpamu. Hanya satu kata yang inginku ucapkan saat diriku bertemu denganmu,bahwa aku sangat "merindukanmu" wahai sang matahari."

Dengan begitu aku bertanya- tanya pada setiap toko yang ada di sekitar jalan tersebut,tetapi mereka semua pun tidak tahu siapakah Eri.

Aku pun bersemangat lagi untuk mencari sang matahariku.

Siang....

Matahari hari ini semakin panas dan begitu menyilaukan.Kota Kyoto hari ini terasa seperti padang pasir yang gersang.

"Ah aku haus sekali!"ucapku sambil mengibas-ngibaskan tangan saking panasnya dunia ini.

Aku pun melihat mesin minuman. Dengan cepat aku pun menghampiri mesin minuman itu,setelah itu aku mencari minuman kesukaanku "ya tak salah lagi kalau minuman kesukaanku yaitu minuman soda strawberry" ah aku pun memasukan koin dan menekan tombol minuman soda kesukaanku.

Klontong......

Aku pun mengambil minuman itu dari kotak mesin minuman dan duduk dibangku taman.

Cess....

Minuman pun dibuka,dan dengan cepat aku pun segera meminum minuman itu.

"Ah leganya!"sambil berteriak.

"Btw hari ini aku mau kemana lagi ya?"

"Ah!!! Nyari satu orang aja susah! Apalagi seribu orang."ucapnya sambil berteriak dengan penuh kekesalan.

"Aku rindu Eri,kamu kemana sih Eri?"

Sore....

Matahari pun sedikit demi sedikit menenggelamkan dirinya.

Aku pu dengan wajah penuh kekecewaan meninggalkan bangku itu.

"Eri kamu dimana?"sambil berjalan.

Lama-lama rindunya pun semakin mendalam,rasanya ingin sekali menghilangkan rindunya itu sekejap agar air mataku tidak jatuh saat-saat ini.

Malam....

Malam pun tiba. Cuaca di kota Kyoto pun begitu dingin sekali.

Saat pulang untuk ke hotel tiba-tiba saja aku melihat pemain instrumen di daerah jalan ke arah hotel yang kutinggali saat ini. Aku pun menghampiri pemain instrumen itu,kebetulan disana itu banyak orang yang menonton pemain tersebut dan aku pun menonton dari belakang.

Sesaat itu aku pun mendengar alunan suara biola,gitar,bas dll. Saat mendengar melodi itu terasa hatiku bangkit lagi bersemangat untuk bertemu dengan sang matahari. Sambil mendengar aku pun sambil bertepuk tangan dengan di aluni melodi-melodi musik itu.

Entah kenapa,seseorang yang disampingku auranya begitu hangat sekali. Aura ini begitu sangat sekaliku kenali.

Saat aku membalikkan tubuhku ke sebelah kiri seseorang itu pun pergi entah kemana,auranya pun menghilang seketika."Apakah ini hanya perasaanku saja bahwa matahariku ada disini?"ucapnya dalam hati. Aku pun terdiam seketika,setelah itu aku pun memberi koin dan meninggalkan pemain instrumen itu.

Aura tadi pun terngiang dalam pikiranku. Apakah memang dia ada disini? Atau ini hanya perasaanku? Tapi yang pasti bahwa aku harus cepat menemukan dia sebelum musim panas ini berakhir atau semuanya akan menjadi sia-sia.



HANABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang