0. Prolog

4.6K 393 77
                                    

o0o

Berdiam diri di rumah bukan selalu introvert! Kau tahu, aku pandai bergaul, bahkan aku selalu masuk anggota inti organisasi di sekolah, walaupun itu dahulu.

Menutup semua gorden rumah dan pintu kamar, bukan berarti psikopat! Hell, buktinya aku tak pernah membunuh orang. Berhenti menatapku begitu, aku serius astaga. So, jangan selalu berprasangka buruk terhadap orang-orang seperti itu.

Selalu keluar rumah dan beraktivitas pada malam hari juga tak bisa kau sebut vampire! Hei, aku tidak menghisap darah eum, tetapi jika semua cairan merah kau sebut darah, yeah ... terserah kau saja.

"Sakura, cobalah keluar sekali saja, Nak. Ibu sudah tak tahan mendengar cibiran para tetangga."

Ya, dan aku juga kesal kau selalu mengatakan itu, Bu. Hei, jika aku bisa, aku akan keluar dan menyapa mereka. Namun, sayangnya aku tak bisa.

Lagipula mengapa juga orang-orang yang ibu sebut tetangga itu mengurusi kehidupanku. Selagi aku tak merugikan mereka, jangan ganggu aku atau cobalah menganggapku tak ada.

"Sakura-sayang, coba tebak, ibu akan mengatakan apa!"

Memutar bola mataku, aku mendengus mendengar ucapan ibu. "Katakan saja, Bu. Aku tak suka main tebak-tebakan. Lagipula tanggal deadline novelku tinggal sebentar lagi," ucapku lalu kembali menatap layar laptopku. Yeah, tak bisa keluar rumah membuatku tak bisa bekerja, jadi untuk membantu ibu yang hanya karyawan biasa di sebuah perusahaan, aku mencoba menulis.

"Kita memiliki tetangga baru!"

Hah, seharusnya aku sudah menduga. "Hm, lalu? Jika kau ingin aku menyapanya, aku tak mau, Bu. Titik."

"Kau bisa, Sayang. Aku punya cara yang jenius! Kumohon, sekali saja kau coba, Sakura. Ibu sudah membuat kue beras untuk kauberi padanya, kau tak ingin membuat usaha ibu sia-sia, bukan?"

Ibu memasang wajah sedih, hal yang paling kubenci dan tak bisa kulihat. Mencibir pelan, aku bangun dari tempat tidurku dan menutup laptopku, "Coba kulihat, sejenius apa caramu itu, Bu."

Dan yeah, ia tersenyum lebar lalu memelukku erat. Oh, ibu, maafkan aku yang hanya bisa membahagiakanmu lewat hal kecil seperti ini.

—V a m p i r e ?

Kupikir kata gila lebih pantas dibanding jenius untuk mewakili tampilan diriku sekarang. Ayolah, mana ada orang waras yang memakai syal, topi nike, sweater dan celana model aladin di musim panas. Jangan, jangan membayangkan itu. Kau pasti akan tertawa mengejek dan aku membencinya.

"Sempurna!" pekik ibu sambil menatap riasan yang ia torehkan di wajahku. Hm, boleh juga. Bebek yang buruk rupa, berubah menjadi angsa yang cantik sekarang.

"Nah, sekarang waktunya kau beraksi, Sayang! Ayo, ayo, cepat!" Ibu mendorongku keluar rumah. Kemudian, memberiku sekotak tupperware berisi kue kesukaanku sebelum menutup lalu mengkunci pintu.

Sialan.

Menghela napas, aku membalik tubuhku, dan tadaa ... seperti yang sudah kuduga, orang-orang yang menatapku aneh. Mencoba mengabaikan mereka, aku mengambil masker dalam kantung dan memakainya lalu menurunkan topiku sampai hampir menutupi mata.

Setelah itu, berjalan cepat ke rumah besar sebelah tempat tinggalku. Sampai di sana, segera aku memencet bel rumahnya. Sekali, diabaikan. Dua kali, tak ada tanggapan. Tiga kali, tak ada yang keluar. Ck, sialan. Kesal, aku mengetuk pintu rumahnya seperti orang gila. Tak peduli dengan petuah ibu tentang menjaga kesan baik di pertemuan pertama.

Dan dari sini kudengar langkah kaki menuruni tangga sebelum akhirnya suara grendel pintu terdengar dan menunjukan wajah pemiliknya.

Oh sial, dia tampan. Pantas saja ibu mendandaniku seperti ini. Ibu, maafkan Sakura-mu ini yang menutupi hasil karyamu dengan masker seharga dua ribu. Mungkin inilah karma dari Tuhan.

Dahiku mengernyit ketika melihat dia mendelik saat melihat penampilanku dari atas ke bawah. Kemudian, menatap mataku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Berhenti melihatku seperti itu, Sayang. Onyxmu membuatku gugup. Sebelum kusadar dia akan ...

Ya Tuhan, jangan lagi. Aku membencinya.

"Kau-"

"Jika kau ingin mengataiku vampir, sebaiknya tutup mulutmu!"

**

to be continued

Story baru, tema baru. Lol.

I wanna ask u something,

Kesan pertama baca cerita ini apa?

VAMPIRE? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang