3. Long Years Ago

1.8K 196 2
                                    

Warn! Alur campuran. Setiap bab, tidak selalu berurutan.

o0o

"Buat apalah susah, cari ke sana-ke sini. Sudah di depan mata, kamulah takdirku."

"Pantai?! Tentu saja aku mau, Bodoh!" pekikku bersemangat. Hei, mana ada orang waras yang tidak ingin berjemur di pantai saat liburan musim panas?

"Biasa saja, Darl. Kau membuatku malu dengan teriakanmu itu, Sialan!" cibir Ino, membuatku tertawa kecil mendengarnya.

"Okay, sorry, jadi kapan kita akan pergi?" tanyaku sembari mengguncang bahunya antusias.

"Well, karena liburan akan dimulai akhir pekan nanti, kurasa itu waktu yang tepat untuk mengawalinya. Minggu pagi aku akan menyusulmu, jangan lupa menyiapkan bikini terseksimu, okay?"

Aku tersenyum lebar, "Tentu saja!"

Ia mengacungkan kedua jempolnya padaku. "Aku juga akan mengajak Tenten dan Karin untuk ikut serta, kau tidak keberatan, 'kan?"

"Yeah, selagi mereka tak mengajak pacar mereka untuk ikut." Ino tertawa mendengar jawabanku.

"Kasihan sekali sahabatku yang jomblo ini, hm."

"Perlu kuingatkan jika kau juga begitu, Sayang."

Dan pembicaraan kami berakhir dengan tawa mengejek satu sama lain.

*

Wah, ini akhir pekan yang indah. Menggeret koper merah jambu kesayangan, aku keluar dari rumah memakai tank top hitam dan hot pans putih dengan motif polkadot biru laut. Karena kami akan berlibur selama tiga hari, cukup banyak barang yang kubawa hari ini. Mulai dari pakaian hingga lotion pencegah nyamuk.

Aku menarik napas dalam-dalam ketika telah di luar rumah. Udara pagi masih sangat segar di komplek ini, matahari yang terbit lebih awal juga membuat tubuhku menjadi hangat, ah~ aku sangat menyukainya.

Tin tinn!

Melihat Ino telah tiba di depan rumah, aku tersenyum lebar. "Ibu, aku berangkat!" teriakku pada ibu yang tadi sedang bersantai di depan televisi, dan tak lama kemudian terdengar balasan "hati-hati, Nak!" yang membuatku semakin bersemangat untuk bersenang-senang.

Memasukan koperku ke dalam bagasi mobil, aku berguman, "Pantai, aku datang!" sebelum akhirnya memasuki lamborghini kesayangan Ino ini.

— V a m p i r e ? —

"My God! Akhirnya aku kemari setelah lama bermimpi!" Karin pura-pura menghapus air matanya dramatis, "terima kasih, Sayangku. Kau yang terbaik as ever." ia memeluk Ino erat yang membuat gadis blonde itu menggeliat tak nyaman.

"Menyingkir, Bodoh! Aku tak mau dikira lesbian," oceh Ino.

Aku dan Tenten hanya tertawa geli melihat mereka.

"Tanabe Okikagahama. Tempat di mana aku bisa menemukan banyak pria tampan dari berbagai negara! Shit, ini surga dunia!" Mataku melotot saat melihat beberapa pria berotot, bertelanjang dada menunjukan absnya.

"Kau bisa move on dari oppamu, Forehead." Ino menepuk bahuku, membuatku mendelik tak suka.

"Nope, oppa mempunyai bagian tersendiri di hatiku. Ia tak akan tergantikan!" aku mengepalkan tanganku yakin.

VAMPIRE? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang