o0o
"Sakura, cepat bangun! Sudah jam lima."
Aku melenguh mendengar teriakan ibu, ah menyebalkan, aku 'kan masih mengantuk. Semalam aku tidur terlalu larut sebab harus mengejar target menulis sehari satu bab agar naskah novelku cepat rampung.
Beberapa hari ini juga, aku disibukkan oleh terapi phobiaku dengan mengulang kembali apa yang Sasuke telah ajarkan sehingga yeah waktu istirahatku hanya ketika tidur. Benar-benar melelahkan.
"Sakuraaaa!"
"Iya, aku sudah bangun," jawabku malas. Kukucek mataku untuk menghilangkan rasa kantuk lalu duduk sebentar supaya kepalaku tidak pusing saat berdiri.
"Dasar pemalas."
"Eh?" nyawaku seolah dicas dengan kecepatan 5G mendengar suara itu. Aku menatap pria yang tengah bersender di pintu kamarku bingung, "Wah, sangat merindukanku ya sampai-sampai tidak bisa menunggu sebentar lagi?" godaku, sekadar info aku memang biasa ke rumahnya kurang lebih jam segini. Biasanya aku akan membantu ibu menyapu sebentar, mandi atau menyiapkan pakaian ganti lalu langsung berlari ke rumah Sasuke.
Hidungku dijepit oleh Sasuke, tapi segera kutepis, sakit tahu.
"Tetap saja cerewet bahkan dengan muka bantal seperti itu."
Sontak aku menoleh ke kanan—meja riasku, sial sangat memalukan, wajahku kusut sekali. Aku langsung melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi. Gigiku bergemeletuk, mendengar tawa menyebalkan Sasuke.
"Mau apa kau ke rumahku pagi buta seperti ini?"
Alisnya terangkat sebelah, "Memangnya tidak boleh, ya. Bu, apa aku tidak boleh main kemari?" teriaknya pada ibuku yang sedang memasak.
Mulai deh capernya.
"Kata siapa? Rumah Sakura, rumah Sasuke juga," jawab ibu.
Oh tentu saja, siapa yang selama ini mencomblangi aku dengan Sasuke.
"Kau dengar?" dia tersenyum miring, mengejek.
"Ck, jadi sekarang mau apa? Ayolah, apa harus sepagi ini." aku cemberut membayangkan harus melakukan terapi ini-itu. Malas tahu.
"Ikut aku saja, ayo." dia menarik lenganku.
"Hei, aku belum mandi, belum menyapu juga, nanti ibu akan marah." ya, memang itu hanya alasan,
tetapi diluar dugaan Sasuke memajukan tubuhnya lalu mengendus bauku. Sial, apa yang kau lakukan, Uchiha bodoh?
"Tidak bau," jari-jarinya membentuk 'ok' sign, "bu, Sakuranya aku pinjam boleh tidak? Kami harus melakukan sesuatu sebentar," dia meminta izin.
"Tentu, tidak Sasuke pulangkan juga ibu tak masalah," jawab ibu seringan kapas.
"Wah," aku menggelengkan kepala tak percaya.
"Aku juga akan membantu Sakura membersihkan rumah setelah pulang nanti." setelah mengucapkan hal itu, dia mengambil hoodie merah jambuku di balik pintu lalu buru-buru menarikku keluar seolah ada hal genting. Oke, aku mulai penasaran.
Dahiku mengernyit melihat kami melewati rumahnya begitu saja, kami akan pergi kemana sebenarnya?
dan ya, aku tidak tahan untuk tak menyuarakan pikiranku.
"Muncak," jawab Sasuke singkat.
"Huh?"
Dia menunjuk bukit di balik sekolah menengah tempatku dulu, dan aku tak bisa menahan mulutku untuk tidak terbuka lebar, "What?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE?
Fanfiction[O N G O I N G - S S S] "Jika kau ingin mengataiku vampir, sebaiknya tutup mulutmu!" ★★ Rate®T+ Genre: Comedy-Teen Copyright©2017 by KarinaHimalaya87 Completed ️(1 Desember 2017 - 19 Juni 2020)