5. Fangirl or Therapy?

1.4K 209 34
                                    

o0o

"Nak Sasuke saja yang jadi suaminya Sakura."

"Aku tidak mau!" pekikku cepat.

"Kau pikir aku mau?" Sasuke menatapku sinis lalu tersenyum ketika melihat ibuku, "Maaf, Bu. Aku tidak tertarik menikahi kerbau betina itu."

Kerbau? Dia bilang aku kerbau? Sialan! "Kau mau mati, ya?" aku melemparinya guling, bantal, bahkan bonekaku ke wajah menyebalkannya. Dia tertawa lebar seolah aku sedang melawak. Dasar monyet!

"Aish, sudah hentikan. Kenapa kalian malah bertengkar!" ibu menarik telinga kami berdua, tanpa ampun. Sial, sekarang aku merasa punya saudara kandung.

"Aw, Bu. Hentikan! Ini sakit tahu!" aku meringis, tampaknya telingaku memerah saat ini.

Ibu melepaskan telinga kami dan segera aku menjauh darinya agar tidak kena sasaran lagi.

"Sekarang, jangan berisik. Kalau kalian bertengkar lagi, aku benar-benar akan mengkawinkan kalian!"

Kami menelan ludah bersama mendengar ancaman itu. Sial, aku baru sadar, jika ibuku sedikit berbeda dari yang lain.

— V a m p i r e ? —

"It goes down down,  baby,  ridomo omomul, it goes down down baby,  makigo surico. Oooh urin ohhhhhhhhh .... Break it down now!"

Bergoyang ke sana kemari di atas kasur, aku mencoba mengikuti dance-nya Kai. Jika keren, aku bisa ikut kokobop challenge ya,  'kan? Hehe.

"Sakura, bisakah kau berhenti? Kepalaku pusing karena kasur ini terus bergerak, Sialan!"

Ah, bedebah. Aku lupa dia masih di sini. Memandangnya malas, aku mencibir, "Tidakkah lebih baik kau pulang saja?"

Dia menutup album fotoku yang sejak tadi dia lihat kasar lalu menatapku kesal. Sedangkan aku mengangkat alisku, menantang. "Kau lupa tujuanku ke sini untuk apa?"

"Ya," ucapku tak peduli lalu kembali mencari music video yang bagus di laptop, "Omo, Sehunnie. Kau membuatku zina mata." aku menutup mataku saat melihat penampilan solonya tanpa memakai baju. Roti sobeknya membuatku lapar, sial.

"Tidak usah berpura-pura. Aku melihat matamu mengintip di balik jari-jari itu."

"Tidak bisakah kau tidak menggangguku?" aku menatapnya kesal. Selalu saja dia mengganggu waktuku untuk berfangirl.

Dia menjulurkan lidahnya, "Tentu saja, tidak. Karena aku di sini bukan untuk melihatmu mengagumi para oppamu itu."

"Lalu untuk apa kau di sini, huh?!"

"Menyembuhkanmu."

Setelah diam sejenak untuk berpikir, aku menjawab, "Eum, nanti saja ya, aku masih ingin melihat Chanyeol oppa."

"Ck, pikirkan mana yang lebih penting, Saku, kesembuhanmu atau oppamu? Phobiamu itu, lebih cepat ditangani, maka lebih mudah sembuhnya."

"Sebentar saja ya, Sasu. Kumohon .... Waktuku untuk menonton mereka sangat sedikit, mengingat aku harus kembali menulis." aku menatap para kesayanganku yang sedang menyanyikan lagu universe, sedih. Kenapa harus lagu itu? Kan momentnya jadi pas sekali. Buat baper deh.

VAMPIRE? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang