Part 10

1K 65 4
                                    

Yoo Mi masuk kedalam apartmennya sendirian setelah ia berhasil membuat Jisoo percaya. Jisoo akan datang satu jam lagi setelah dia menyelesaikan urusannya.

"jangan jauh-jauh dari ponselmu. Kalau ada apa-apa segera telepon, mengerti?" begitu kata Jisoo tadi.

Wah dia benar-benar rindu tempat ini. rak sepatu masih di tempat yang sama, komik yang masih teronggok asal di meja, meja belajar yang berantakan, semuanya masih terlihat sama saat ia terakhir di tempat ini. Hanya saja, debu berserakan dimana-mana, persis seperti rumah yang ditinggalkan berbulan-bulan, namun itulah kenyataannya.

Ia lantas mendudukkan dirinya di ranjang empuknya. Walau seprai bermotif tea cake itu sekarang terlihat lusuh dan bau apek ia masih merasakan kenyamanan di sana. Yoo Mi mengingat kembali ke zona nyamannya. Dimana ia akan selalu berbaring tempat ini setelah pulang kerja, berlama-lama disana sambil mengecek ponsel, baru kemudian bergegas membersihkan diri. setelah itu menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri sambil menonton acara kesukaannya.

Yoo Mi memilah barang-barangnya untuk masuk kedalam kotak dan koper. Lagi pula barang-barangnya tidak terlalu banyak. Semua furnitur yang ia pakai adalah milik apartment. Hanya beberapa pasang pakaian, buku-buku, dan beberapa foto yang ia sematkan di sebagian dinding.

***

Chanyeol melihat mobil yang ditumpangi Yoo Mi tadi telah pergi. Itu artinya Yoo Mi ada di sana sendirian. Terpikir oleh Chanyeol menghampirinya.

Tapi bukan itu maksudnya. Bukan untuk membuatnya merasa takut akan dirinya. Ia tau, gadis itu akan lari ketakutan jika melihat wajahnya ini. Ia masih ingat mimik ketakutan dan kebencian gadis itu saat didekatnya. Ia tau gadis itu benci setengah mati padanya mengingat kelakuan yang telah dilakukannya. Chanyeol mengakui atas kesalahannya itu. hanya saja ia tidak sedikit pun ada niat untuk meminta maaf.

Chanyeol hanya ingin menghampirinya sebentar, atau sekedar melihatnya dari dekat. Namun sepertinya itu tidak mungkin. Chanyeol sudah meredam semua masa lalunya waktu itu, waktu kejadian di gedung bulan lalu. Ketika calon pengantinnya melarikan diri dengan pria lain. Miris kedengarannya. Ditinggalkan calon pengantin yang melarikan diri dengan pria lain? Seperti drama saja. Tapi bukan itu yang membuat Chanyeol meredam kemarahannya selama ini. dia tersadar bahwa ia melakukannya sampai sejauh itu. melakukan pembalasan dendamnya yang terlampau kelewatan menurutnya. Ia tesadar bahwa semuanya itu hanya membuang waktu berharga dalam hidupnya. Ia telah membuktikan itu, sekarang waktu yang telah digunakannya selama ini tidak sia-sia, perusahaannya melambung tinggi sampai kelangit ketujuh karena kegigihannya, dan karena kesadarannya pula.

"jalankan mobilnya"

Chanyeol memutuskan untuk pergi setelah pikiran dan hatinya berkecamuk. Walau hati kecilnya ingin melangkah, sebesar apapun kemauannya itu dia akan membuat hal itu tak akan terjadi.

***

"Ji, aku sudah dapat pekerjaan". Yoo Mi berteriak pada ponselnya. Jisoo bisa merasakan begitu senangnya gadis itu saat ini.

"benarkah? Waah itu benar-benar berita bagus. Kalau begitu nanti malam datanglah kerestoranku, aku yang traktir. Ah tidak, aku yang akan menjemputmu"

"benarkah? Call" Yoo Mi mengangguk riang walau sebenarnya Jisoo tidak bisa melihatnya.

Jisoo sebenarnya adalah seorang Chef muda yang terkenal. Beberapa fotonya dimuat di majalah. Ia tenar akhir-akhir ini karena prestasinya dan juga wajah tampannya yang berperan banyak. Tak heran restorannya kini bisa dibilang salah satu restoran terkenal dan selalu ramai pengunjung sampai rela mengantri demi hanya sekedar melihat Chef tampan itu. Herannya selama tinggal di rumah, Jisoo tidak pernah memasakkan makanan untuk Yoo Mi. Gadis itulah selama ini yang berperan dalam mengenyangkan perutnya.

***

Chanyeol mengemudikan mobilnya sendiri ke sebuah restoran untuk menghadiri jamu makan malam oleh ibunya kemarin. Sebenarnya ia sangat malas apalagi ibunya sudah mengingatkannya kemarin, mengenai perjodohannya. Dan satu hal lagi yang paling membuatnya malas adalah ia akan malam di restoran Jisoo. Ia tahu, pasti akan berjumpa dengannya. Tapi demi perusahannya ini harus dilakukan.

Chanyeol memarkirkan mobilnya dan keluar dari sana. Ia masih bersetelan kantoran karena belum sempat pulang kerumah. Kakinya dipacu cepat berharap bisa mengakhiri pertemuan ini.

Sudut bibirnya tersenyum ramah sambil membungkukkan dirinya 90 derajat begitu ia menyapa tamu ibunya. Seorang gadis memakai dress hitam tanpa lengan tengah menatapnya malu-malu. Padahal angin musim dingin mulai merebak, tapi gadis itu kelihatan tidak merasa kedinginan.

Mereka menikmati makan malam dengan khidmatnya. Ini hanyalah masalah bisnis tidak lebih. Demi perusahaan kecintaan ayahnya Chanyeol tidak masalah melakukan hal konyol ini. sekali lagi ini hanya masalah bisnis.

Jisoo memilih tempat VVIP di lantai atas. Sebenarnya ia ingin mengosongkan restorannya demi makan berdua dengan Yoo Mi. Tapi malam ini restorannya ramai pengunjung dan tidak ada waktu untuk membuat hal itu.

"kau melakukan ini semua untukku? ". Yoo Mi terpukau setelah melihat isi mejanya dipenuhi bunga dan lilin.

"kau pasti sangat terkesan kan?" ucap Jisoo sambil menggurat senyuman menggoda.

"yah, sedikit. Kalau begitu aku mulai percaya bahwa dulu kau playboy kelas atas. Pasti banyak sekali gadis-gadis yang kau buat begini kan, ini pasti akal lamamu." Yoo Mi menatap Jisoo dengan tatapan mengejek.

"hahaha terserah kau saja. Silahkan duduk tuan putri". Ucap Jisoo setelah menggeser kursi Yoo Mi.

Diujung sana, tepat disisi meja mereka, ada tatapan tidak senang yang sedang melihat keduanya. Yang sedang makan malam bersama dengan tiga orang paruh baya dan satu orang gadis yang yang menatapnya. Mengapa disaat seperti ini ia harus menatap kedua orang itu? disaat ia sudah mulai bisa meredam rasa dendamnya yang membuat hatinya lama kelamaan termakan olehnya. Kalau begini, monster yang telah tidur lama di hatinya itu bisa akan kembali lagi.


I'm Not Yours (Complete)Where stories live. Discover now