"Ahjumma, aku pesan sebotol soju dan sup". Teriak Jung Yoo Mi sembari menyeret kursi plastik kemudian mendudukinya.
Yang jelas saat ini ia hanya ingin menenangkan pikirannya dengan sebotol soju. Walau sebenarnya ia tahu nanti akibatnya. Ia kemudian meneguk soju dengan sekali teguk dan mengeluarkan suara "aghhh" dari mulutnya karena rasa pahit. Sudah lama sekali rasanya ia tidak merasakan minuman beralkohol ini. seingatnya terakhir kali ia minum bersama Jisoo waktu itu.
Matanya memandang kearah jari manis disebelah kirinya. Ingatannya masih bisa merekam dengan jelas kejadian waktu itu. Saat Chanyeol memegang tangannya lembut sambil menyematkan cincin berlian di jari manisnya, sungguh terdengar romantis sekali. Walaupun tidak dipungkiri ia sedikit merasa senang, ada harapan disana, ada sedikit harapan bahwa ini benar-benar terjadi, maksudnya dengan cara yang benar-benar. Tapi bukankah aneh jika ia merasa senang seperti ini? terlintas dipikirannya sedikit bahwa dia agak bodoh. Bagaimana bisa ada perasaan seperti itu pada orang yang pernah memperlakukanmu tidak manusiawi seperti itu? ini tidaklah wajar.
Kalau Chanyeol sudah bertunangan mengapa Chanyeol malah menjadikan tunangannya di Jepang waktu itu?. Terngiang kembali ucapan Hyeri siang tadi yang membuat hatinya serasa dihantam bongkahan batu. Percaya diri sekali wanita itu?
Walau soju ini terasa pahit ditenggorokannya, Yoo Mi enggan menyudahinya. Padahal pandangannya sudah mulai berputar dan perutnya sudah mual setengah mati. Lantas Yoo Mi menggelengkan kepalanya beberapa kali berharap masih diambang kesadaran. Ia harus menelepon Jisoo kalau sudah seperti ini.
***
Yoo Mi merasakan dadanya sesak sekali, seperti ada yang menyumpal hidungnya dengan sebuah bantal. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Pandangannya masih terasa gelap, ia hanya bisa mendengar suara deruan napas dan detak jantung yang stabil. Yoo Mi mengedipkan matanya beberapa kali. kenapa Jisoo tidur disini? Bukankah biasanya ia tidur dibawah? Lagi pula aroma Jisoo tidak seperti ini. Masih dengan separuh nyawa Yoo Mi berpikir keras dengan apa yang terjadi.
TAP
Seketika matanya membelalak dan langsung mendorong keras makhluk yang ada di sebelahnya dengan kedua tangannya dan tendangan satu kakinya. "kyaaa" Seketika pagi itu menjadi riuh karena teriakan Yoo Mi menggelegar seisi ruangan dan suara "aduh" setelahnya.
"YA! kenapa tiba-tiba menendangku sih? Agh... punggungku".
Ia mendengar suara berat itu. Seluruh tubuh Yoo Mi meremang sempurna. Serasa mendengar suara hantu yang baru keluar dari kuburnya. Tiba-tiba kepala Yoo Mi pusing setengah mati dan rasanya isi perutnya akan keluar sekarang.
"Hei, jangan muntah disana".
Chanyeol sudah terlambat karena Yoo Mi telah mengeluarkan seluruh isi perutnya di kasur mewah Chanyeol.
Setelah mendengarkan omelan Chanyeol yang tidak ada habisnya di meja makan, Yoo Mi hanya bisa terdiam sambil mengunyah sup yang dihidangkan oleh ahjumma waktu itu. Ahjumma itu masih teringat dengan Yoo Mi dilihat dari ekpresi terkejutnya ketika ia menghidangkan sup untuknya.
"bagaimana bisa aku ada dirumahmu?" tanya Yoo Mi setelah Chanyeol menyelesaikan omelannya.
"kenapa kau bertanya? Bukankah kau sendiri yang menelponku?". Yoo Mi diam sejenak. Bukankah ia menelepon Jisoo?
Yoo Mi segera merogoh saku bajunya berniat mengecek panggilan tadi malam.
"hanphonemu kuletakkan di nakas kamar tidur". Yoo Mi langsung bergegas ke kamar tidur untuk mengambil hanphonenya.
Chanyeol ingat betul tadi malam Yoo Mi meneleponnya. Hanya saja ia memanggilnya dengan nama Jisoo.
***
YOU ARE READING
I'm Not Yours (Complete)
FanfictionSemua berubah ketika Yoo Mi menjadi sandera seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Yoo Mi mencoba beberapa kali cara melarikan diri. dia tidak akan diam sebelum semuanya jelas. apa sebenarnya hubungan Yoo Mi dengan lelaki itu? lalu mengapa tiba-tiba...