Yoo Mi terbangun dari tidurnya. Rasanya baru pertama kali ia benar-benar merasakan tidur malam yang sebenarnya. Tidak ada suara dengkuran Jisoo, tidak ada seseorang yang diam-diam memeluk pinggangnya, tidak ada yang membuatnya terbangun tiba-tiba. Semuanya terasa nikmat sekali.
Kamar di lantai lima yang baru 2 minggu ditinggali Yoo Mi ini adalah syurga yang sebenarnya. Kalau saja waktu itu Jisoo tidak sok keibuan kepadanya ia sudah bisa merasakan ketenangan seperti ini dari dulu. Lantas ia turun dari kasurnya dan meneguk segelas air putih sambil melihat pemandangan kota pagi itu. terlihat jalanan hiruk pikuk dengan deretan mobil dan orang-orang yang sibuk bekerja.
"Burrrrr" Yoo Mi hampir menyemprotkan seluruh isi mulutnya kalau saja tidak cepat-cepat ia tahan dengan tangannya.
"sial. Aku terlambat!"
~~~
Untungnya jarak kantor ke apartmennya tidak terlalu jauh. Ia hanya harus menaiki satu kali bus dan langsung sampai di depan apartmennya, kebetulan haltenya juga tidak cukup jauh dari gedung itu. Hari sudah malam, Yoo Mi duduk di tengah kursi halte yang sudah sepi. Tumitnya, lagi-lagi ia harus menahan rasa sakit diujung tumitnya karena heels yang ia pakai. Seharusnya ia tidak banyak berjalan tadi. Tak beberapa, terdengar bunyi decitan mobil di depannya. kemudian seseorang membuka kaca mobilnya sambil melambaikan tangan padanya.
"masuklah, aku akan mengantarmu pulang."
Orang ini, sudah lama sekali ia tidak melihatnya. Tiba-tiba saja dia muncul dengan wajah sumringah seperti itu. Kalau boleh, ia benar-benar sangat merindukan orang itu. Yoo Mi memandangani Chanyeol sambil tersenyum.
"Hey, kalau kau mau memandangiku lebih lama masuklah," ucap Chanyeol sambil satu irisnya mengerling gemas.
Sontak saja Yoo Mi langsung terdiam kaku tidak berani menatapnya.
"YA! kalian mau terus-terusan seperti itu hha? Yoo Mi-ya, masuklah sebelum aku memuntahkan seluruh isi perutku diwajah kalian berdua, aish." Teriak Jisoo yang sudah menimbulkan kepalanya di jendela.
Yoo Mi langsung masuk ketika mengetahui Jisoo ada didalam sambil terkikik malu.
"kenapa kalian bisa pergi berdua?" tanya Yoo Mi ketika mobil sudah dijalankan.
"kami sedang menikmati kencan yang selama ini tak pernah tersampaikan. Benarkan sayang." Ucap Jisoo sambil menyikut bahu Chanyeol yang sedang mengemudi, dan Jisoo mendapatkan tatapan jijik dari Chanyeol.
Jisoo dan Chanyeol memang baru saja menikmati liburannya di Italia. Walaupun mereka tidak benar-benar sedang liburan. Chanyeol dan Jisoo tidak sengaja punya urusan disana dan akhirnya mereka bisa menikmati waktu bersama. Hubungan keduanya sudah baik sekarang, konflik yang terjadi sekian tahun lamanya yang sudah membuat hubungan persahabatan mereka menjadi permusuhan sengit akhirnya terkuak sudah. Gadis yang telah menjadi titik konflik mereka juga sudah tenang disana. Keesokan harinya setelah Hyeri mengakui kesalahannya pada Chanyeol, ia memutuskan bunuh diri di kamarnya dengan menyayat kedua pergelangan tangannya.
Kini kisah-kisah itu hilang sudah dimakan waktu, yang tersisa adalah kenangan manis antara Chanyeol, Yoo Mi dan Jisoo.
"Kau tidak lupa membawanya kan Chanyeol?" tanya Jisoo sambil melirik bingkisan putih yang di sembunyikan Chanyeol dibawah kakinya.
"tentu saja, mangkanya aku mengantarmu pulang dulu, setelah itu aku akan pergi dengannya." Jawab Chanyeol.
Gadis yang tidak tahu arah perkataan mereka hanya manggut-manggut saja. Melihat mereka berdua akur begini membuatnya senang dan sekarang sikap Chanyeol berubah 180 derajat. Ia tidak lagi kasar seperti dulu dan ucapannya sangat lembut. Mungkin beginilah tatapan teman-teman mereka di sekolah dulu, membuat siapapun yang melihat mereka akan iri dengan keakraban mereka. Dan nilai plusnya adalah keduanya sama-sama tampan.
"sepertinya gadis yang kita bicarakan tidak mengharapkan apa-apa darimu. Lihatlah, sedari tadi ia terus melamun sepanjang jalan. Yoo Mi-a, kenapa tiba-tiba kau jadi pendiam seperti ini hha? Kau kemasukan roh Hyeri atau apa hha? Jangan menakuti seperti itu". teriak Jisoo sambil berbalik menatap Yoo Mi yang duduk di belakangnya.
"tentu saja aku baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba membicarakannya sih? Kau yang membuatku takut". Balas Yoo Mi.
Tak beberapa lama mobil mereka berhenti di depan restoran Jisoo.
"cepat keluar!" ucap Chanyeol dengan sedikit bentakan pada Jisoo.
Jisoo melirik Chanyeol dengan tatapan 'kau mau mati hha?' sembari membuka pintu. Diikuti Yoo Mi yang juga akan keluar dari sana.
"kenapa kau keluar? memang ini rumahmu hha?" tanya Chanyeol.
"kukira kita akan singgah kesini sebentar. lagi pula aku sudah la-"
"tidak, masuklah. Masih ada tempat yang lebih bagus lagi daripada restoran Jisoo".
PLAK~
Terdengar suara bantingan pintu mobil yang sengaja dibanting oleh Jisoo sambil berkata "kudoakan semoga acara lamaranmu tidak lancar". Kemudian berlalu pergi.
Jisoo masih bisa tersenyum tipis walau cairan bening mulai menggenangi matanya. Melihat Yoo Mi begitu senang bertemu dengan Chanyeol tadi seharusnya ia merasa senang. Ya, dia merasa senang dengan sedikit senyuman yang tersisa. Rela, ia harus merelakan wanita yang disayanginya bahagia bersama orang yang juga disayanginya. Selama mereka berdua bahagia itu tidaklah apa-apa.
YOU ARE READING
I'm Not Yours (Complete)
Fiksi PenggemarSemua berubah ketika Yoo Mi menjadi sandera seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Yoo Mi mencoba beberapa kali cara melarikan diri. dia tidak akan diam sebelum semuanya jelas. apa sebenarnya hubungan Yoo Mi dengan lelaki itu? lalu mengapa tiba-tiba...