Part 4

1.4K 66 1
                                    



Selama kejadian kemarin Yoo Mi menjadi pendiam dan penurut. Ketika Chanyeol memintanya untuk datang menemaninya makan malam. Tanpa ada kata bantahan Yoo Mi langsung menurut. Ketika Chanyeol tidur disebelahnya dan memeluknya. Yoo Mi diam saja. Tidak, dia tidak suka dengan sikapnya yang seperti ini. mudah sekali untuk ditaklukkan. Yoo Mi gadis yang kuat dan tegas. Dia akan sangat marah kalau seseorang melakukan seenaknya padanya. Tapi kali ini pikirannya kosong. Ia sudah putus asa.

***

Sudah dua minggu Yoo Mi berdiam diri di rumah besar ini. Tidak ada yang ia lakukan selama ini. Dia bosan. Benar-benar bosan. Bagaimana bisa dia bisa menikmati kemewahan yang terlihat dari rumah itu. Hampir di setiap langkahnya Yoo Mi selalu diawasi. Mungkin sekitar dua puluhan orang suruhan Chanyeol yang menjaga rumah itu. Sudah dua hari ini Yoo Mi tidak melihat lelaki brengsek itu. Apakah masih ada cara untuk melarikan diri lagi kali ini?

***

"chogi.... mm apakah ahjumma tau dimana tasku?" tanya Yoo Mi pada wanita paruh baya yang sedang menata meja makan. wanita itu terdiam. Kemudian ia melirik ke atas dan menggelengkan kepalanya.

"ahjumma. Apa kah kau tau aku sedang jadi korban disini. Apakah kau tidak kasihan padaku? Bisakah kau menolongku? Bukankah kau juga seorang anak? Apa jadinya jik-" perkataan Yoo Mi terpotong ketika ahjumma itu meninggalkannya begitu saja.

Huuh Yoo Mi membuangnya napasnya kasar. Sekarang apa? Sampai kapan Yoo Mi terus merasakan bosan seperti ini?

Langkah Yoo Mi terhenti ketika ia melihat sebuah pintu yang terbuka sedikit. Yoo Mi masuk kedalam ruangan itu. Disana ada banyak sekali buku-buku. Mungkin segala jenis buku ada disana. Rak-rak buku ada di setiap dindingnya. Yoo Mi masuk kedalam ruangan yang tepat. Karena disini ia bisa membuang rasa bosannya dengan membaca buku. Yoo Mi mulai mencari buku yang membuatnya tertarik. Ia mengambil buku dan duduk di meja baca yang berada disudut. Yoo Mi memperhatikan bingkai foto yang terjatuh. Ia melihat dua orang anak remaja memakai kaos yang sama sambil saling merangkul. Ia tau itu adalah foto Chanyeol ketika remaja. Namun foto disebelahnya tidak terlihat begitu jelas karena telah dicoreti tinta merah. Yoo Mi memperhatikannya lagi dengan seksama. Ia membulatkan matanya. Apa mereka saling mengenal?

***

Chanyeol masuk kedalam kamar Yoo Mi dan mendapatinya sedang tertidur dengan pulas. Chanyeol mendekatinya. "Wajah ini kenapa sangat mirip?" Chanyeol bergumam dalam hati. Malam ini ia tidak tidur dengan Yoo Mi karena banyak kesibukan yang akan ia selesaikan mengenai perusahaan. Chanyeol sedikit lega karena gadis ini tidak lagi berbuat gegabah seperti biasanya.

Yoo Mi terbangun ketika tirai kamarnya dibuka oleh wanita paruh baya itu. Tidak biasanya dia membangunkannya. Biasanya Yoo Mi akan bangun sendiri.

"nona, tuan muda sudah menunggu untuk sarapan." Wanita itu kemudian berlalu pergi.

Yoo Mi datang menemui Chanyeol yang sedang menunggunya di meja makan. Yoo Mi tidak ingin melihat wajahnya. Dia rasanya ingin marah dan berontak ketika menatapnya. Terutama mata tajamnya itu.

"apa kau merasa bosan?" Chanyeol melontarkan pertanyaan ketika melihat ekspresi Yoo Mi yang mengisyaratkan seperti itu.

Kenapa? Apa kalau aku merasa bosan dia akan melepaskanku? Untuk apa dia bertanya seperti itu. tidakkah dia punya sedikit rasa iba padaku.

"aniya. Aku baik-baik saja. Hmm kheunde... handphoneku ap-"

"tidak akan ku berikan".

"lalu bagaimana dengan barang-barangku yang lain?"

"tidak akan kuberikan juga".

"lalu, bisakah kau jelaskan kenapa kau melakukan hal ini padaku? Apa sebenarnya yang kau inginkan?" Yoo Mi meninggikan suaranya. Ia sudah tidak tahan. Keinginan Yoo Mi untuk pergi kembali lagi setelah melihat wajah lelaki ini.

"mau berulah lagi? Baiklah aku siap menunggunya dan lihatlah apa yang akan terjadi padamu setelahnya."

Tidak. Perkataan Chanyeol ini tidak menggetarkannya lagi. Malah membuatnya bertambah semangat untuk terus melawannya.

"kalau kau tidak mau menjelaskannya. Bisakah kau menjelaskan hubunganmu dengan Jisoo?".

Chanyeol tercekat. Dari mana gadis ini tau mengenai teman brengseknya itu.

"ternyata selama ini kau berusaha mencari sesuatu. Diam dan ikuti saja perintahku. Selama kau melakukannya kau akan baik-baik saja."

"Aku hanya ingin keluar dari sini. Aku tidak mengenalmu dan tidak pernah berurusan dengan orang sepertimu".

"aissh dasar gadis keras kepala. Sial. Kau benar-benar membuatku emosi". Chanyeol menarik Yoo Mi ke dalam kamarnya dengan paksa.

"apalagi yang akan kau lakukan? Lepaskan tanganku. Pergilah kau keneraka brengsek."

Chanyeol sudah tidak tahan lagi, ia terus menarik Yoo Mi dan mendorongnya masuk kedalam kamarnya.

"nikmatilah hari-harimu di tempat ini". Chanyeol kemudian mengunci Yoo Mi di kamarnya. Ia kan mengurung Yoo Mi sampai Yoo Mi tunduk padanya. Gadis keras kepala itu benar-benar sulit untuk ditaklukkan.

"drrrt" hanphone Chanyeol bergetar.

"apa? Bagaimana bisa terjadi? Sial. Aku akan segera kesana". Chanyeol segera pergi ke kantornya setelah mendengar ada kegaduhan yang terjadi disana.

Ketika dalam perjalanan Chanyeol mendapatkan telepon lagi dari seseorang.

"lepaskan wanita itu sebelum aku habisi semua anak buahmu!" ucapnya dengan suara lantang.

"lakukan saja. Aku tidak akan takut. Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskannya sebelum kau merasakan hal yang sama sepertiku."

***

Yoo Mi sudah berhenti menangis. Matanya sembab dan ia tidak makan seharian ini. Bodoh, bodoh. Kenapa dia menjadi wanita yang lemah begini. Yoo Mi takut dia akan frustasi dan mempengaruhi mentalnya. Apa dia bunuh diri saja. Pikiran itu sesekali singgah dihatinya. Bukankah bunuh diri adalah jalan keluar yang paling mudah dan sangat mudah dilakukan.

"BRAK!" Yoo Mi tersentak ketika mendapati Chanyeol yang menendang pintu kamarnya. Terlihat amarah yang membara dari matanya.

"persiapkan dirimu. Besok kita akan menikah."

I'm Not Yours (Complete)Where stories live. Discover now