6

1K 35 1
                                    

Judul cerita sebelumnya adalah Cold Girl, tapi sekarang aku ganti menjadi Two Poles. Aku minta maaf untuk part2 sebelumnya yang judul masih menggunakan judul sebelumnya karena aku nggak sempet buat ganti judul.

Aku kembali lagi setelah sekian lama hehe... Maaf ya teman-teman.
Luv u all❤

---

Jangan lupa Vote dan Coment :D

Happy Reading ^^

***

Namanya Alesya Velonica. Gadis cuek, jutek, tapi cantik. Itu singkat cerita yang ada di pikiran Aldo setelah tadi Aldo mendengarkan Hendri panjang lebar  menceritakan sosok Alesya. Dan yang pasti dia menarik, jarang-jarang ada perempuan ketemu Aldo tidak terpesona sedikitpun, justru Aldo di jutek-in.

Sebenarnya tidak masalah sih bagi Aldo, mau itu perempuan terpesona atau tidak selagi tidak mengganggunya Aldo akan cuek. Tapi entah kenapa perempuan bernama Alesya tadi mengganggu pikirannya hingga sekarang, rasa penasaran menghantuinya membuat Aldo ingin sekali mengenal lebih jauh kehidupan Alesya.

Aldo sedang berbaring di ranjangnya dengan earphone di kedua telinga dan mata terpejam tapi pikirannya masih berkelana ke sosok Alesya, entah apa yang ada di pikirannya itu. Padahal jam sudah lewat tengah malam.

Tiba-tiba Aldo membuka matanya, penasaran kenapa dirinya dari tadi memikirkan Alesya. Biasanya orang yang tidak terlalu penting baginya pasti akan Aldo lupakan tanpa sadar. Tapi entah kenapa setelah tadi Aldo bertemu Alesya pertama kalinya, ada rasa getaran halus di dadanya.

"Kenapa gue kepikiran tuh cewek sih?" gumam Aldo.

Karena Aldo tau pertanyaannya pasti tidak ada yang menjawab, Aldo pun memutuskan menutup mata dan mengistirahatkan badan sampai nanti pagi setelah terlebih dahulu mematikan musik yang didengarnya tadi.

***

Kelas terdengar ramai sampai ke luar. Aldo pun masuk ke kelas dan langsung menuju ke tempat duduknya. Terlihat teman sebangkunya yang tak lain adalah Hendri sudah datang dan sedang asik bermain game di ponselnya.

"Pagi Do," sapa Hendri ketika melihat Aldo sudah masuk ke kelas.

Yang disapa pun hanya berdehem malas tanpa melihat ke arah Hendri. Aldo langsung mendudukan dirinya ke bangku dan mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, tidak menemukan sosok yang dicarinya Aldo pun bertanya kepada Hendri.

"Lo tau Alesya dimana?" Tanya Aldo.

"Hah lo nyariin Alesya bro? Gila," Hendri geleng-geleng kepala terkejut.

"Emang masalah?" Ketus Aldo masih dengan muka datarnya.

"Ya enggak, terserah lo sih hehe." Hendri hanya cengengesan menanggapi kata Ketus dari Aldo.

"So?" Kata Aldo.

"Alesya jam segini belum berangkat, dia kalo berangkat suka mepet bel masuk, jadi nggak heran bila warga sekolah di sini suka liat Alesya masuk terlambat. Syukur-syukur tuh anak nggak bolos." Terang Hendri sambil bermain game.

Aldo hanya terdiam tidak menanggapi Hendri. Pikirannya tertuju kepada Alesya. Selain cuek dan jutek, ternyata Alesya juga bar-bar. Aldo jadi semakin penasaran, apa lagi yang akan diketahuinya tentang Alesya.

***

Alesya sebenarnya malas berangkat  sekolah hari ini. Sekolah yang isinya hanya orang-orang yang penuh kemunafikkan dan kepalsuan. Tapi dari pada Alesya bolos lagi, lebih baik Alesya berangkat ke sekolah tapi tujuannya yaitu kantin. Biar deh dia tidak masuk pelajaran jam pertama. Malas. Paling-paling nanti dia juga tertidur di kelas.

"Mbak Indah?" Panggil Alesya kepada penjual langganannya.

"Iya Neng Alesya?" Jawab Mbak Indah dan menghampiri meja yang di duduki oleh Alesya.

"Biasa ya Mbak," kata Alesya.

"Ahsiap Neng," balas Mbak Indah dengan  menirukan kata yang lagi hits.

Setelah menunggu beberapa menit pesanan Alesya datang, dan Alesya langsung memakannya. Alesya membayar makanannya, lalu pergi meninggalkan kantin. Tujuan selanjutnya adalah rooftop. Alesya ingin tidur sebentar sebelum mengikuti jam pelajaran berikutnya.

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran berganti. Alesya pun segera meninggalkan rooftop dan menuju ke kelas sebelum guru masuk. Memasuki kelas, Alesya langsung menuju bangkunya. Teman-teman sekelasnya pun sudah terbiasa melihat Alesya yang sering bolos pelajaran jadi tidak terkejut, mereka hanya diam dan tidak berani menegur.

Di bangku sebelah Aldo memperhatikan Alesya yang sekarang sedang menelungkupkan kepalanya di meja. Aldo ingin sekali menyapa Alesya dan mengajak berkenalan, tapi situasi tidak mendukung. Jadi Aldo hanya bisa menghelas nafas pelan kemudian memusatkan pandangannya kepada guru yang sudah memasuki kelas dan memulai pelajaran.

Aldo hanya ingin berkenalan langsung dengan Alesya. Walau Aldo sudah mengetahui nama Alesya, tapi Aldo merasa kurang. Jadi Aldo akan bertindak sebagai laki-laki gentle dengan bertemu langsung dan berkenalan, karena laki-laki seharusnya begitu. Tidak perlu malu, karena itu bukan hal yang memalukan. Walaupun sifat Aldo datar dan dingin.

Nanti. Aldo yakin pasti ada waktu yang tepat.

***

Weekend. Adalah hari yang di tunggu-tunggu kaum pelajar, selain bebas sementara dari buku dan tetek bengeknya mereka bisa pergi seharian atau bahkan bermalas-malasan di rumah. Termasuk Alesya.

Alesya ingin mencari udara di luar setelah itu dia akan bermalasan di atas kasur kesayangannya seharian. Sebenarnya Alesya diajak oleh Cecil untuk menginap di rumahnya, tapi Alesya menolak. Dia ingin menikmati liburnya sendiri saja dari pada bersama Cecil yang hanya akan mengoceh tidak jelas.

Saat ini Alesya mengendarai motor nya menuju cafe yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Cafe Today's. Nama cafenya saja aneh pasti orang-orang berfikir, tempat itu tidak terkenal atau apalah. Tapi seperti kalimat Don't judge a book by it's cover sangat cocok untuk orang-orang yang menilai sesuatu hanya dari luarnya.

Memasuki cafe, Alesya disuguhkan pemandangan anak-anak remaja sedang duduk bareng atau istilahnya nongkrong sambil berbincang-bincang. Ada juga yang bersama pasangannya, dan yang sendiri pun juga ada termasuk Alesya.

Interior cafe membuat pengunjung merasa tenang dan rileks. Dengan cat berwarna coklat dan sedikit sentuhan berwarna hitam, pot-pot tumbuhan kecil menghiasi sudut-sudut cafe dan ada yang ditaruh dimeja, lampu gantung berwarna kuning menambah kesan hangat. Orang-orang pasti betah berlama-lama di cafe itu.

Alesya duduk di bangku dekat jendela, dia ingin menyendiri tanpa ada gangguan. Alesya memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya, sambil menunggu pesanannya datang Alesya menatap keluar jendela memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Ketika tiba-tiba seseorang menghampiri Alesya dan dengan santai duduk di depannya. Membuat Alesya mengerutkan kening dan menatapnya datar.

***
.


.
.

Vote dan Comentnya ya Guyssss :**

TBC


-50120-

Two PolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang