CG-4

2K 84 0
                                    


Happy Reading! ;-)

*****

Alesya POV

Hari-hari ku jalani seperti biasa. Tidak ada yang menarik di hidupku.

Tadi pagi saat gue turun untuk sarapan, gue udah gak liat mereka di rumah. Gue tau mereka berangkat pagi karena pekerjaan yang sedang menunggu mereka. Bahkan mereka sampai lupa kalau mereka masih mempunyai seorang anak yang pingin dibangunin saat pagi dan di buatkan sarapan.

Tapi apa? Tadi pagi gue sengaja bangun siang cuma buat nunggu di bangunin sama mereka, tapi setelah gue tunggu-tunggu ternyata harapan gue sirna. Justru yang bangunin gue Bi Ani yang udah gue anggap sebagai ibu gue sendiri.

Tok tok tok

"Non Velo, bangun Non. Udah siang, nanti terlambat sekolahnya." Ucap Bi Ani.

"Sebentar Bi." Balasku setelah menyesuaikan cahaya yang masuk melalui korden yang setengah terbuka.

Dengan kesadaran yang belum terkumpul, gue turun dari ranjangnya dan menuju pintu.

"Apa Bi?" Tanyaku bingung.

"Sudah hampir jam 7 lho Non. Non Velo tidak ke sekolah?" Tanya Bi Ani sama bingungnya setelah melihat gue belum bersiap-siap untuk ke sekolah.

"Sekolah." Balasku.

'Iya ya. Kenapa gue bisa bangun kesiangan. Oh iya gue lupa.' Batin gue.
"Kemana mereka Bi?" Tanyaku dengan ketus setelah mengingat apa yang membuat gue bangun siang.

Mengerti maksud perkataan gue, Bi Ani langsung gugup dan bingung harus menjawab apa. "Emm.. itu.., mereka.. mereka sudah berangkat tadi pagi Non. Saat Non Velo masih tidur." Jawab Bi Ani sedikit gugup.

Mendengar jawaban dari Bi Ani, gue langsung merubah raut wajahku menjadi datar.

"Oh. Makasih Bi." Balasku datar.

"Iya Non. Ya sudah Bi Ani kedapur dulu ya Non. Dan jangan lupa Non Velo sarapan." Jawab Bi Ani sedikit iba.

Dan mengerti dengan raut perubahan wajah Nonnya Bi Ani langsung pamit pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai.

BRAKK

Terdengar suara pintu di banting setelah Bi Ani pergi. Gue langsung menuju ke kamar mandi untuk berangkat ke sekolah.

Setelah mandi dan sarapan, Gue menuju ke garasi rumah untuk mengambil motor gedhe kesayangan gue dan langsung tancap gas menuju ke sekolah.

-----

Sampai di sekolah, gue langsung menuju ke parkiran sekolah. Gue tau, kalau gue telat. Gue bukan kayak murid-murid lainnya yang ketika telat langsung masuk ke kelas dan meminta maaf ke guru. Itu bukan gaya gue.

Gue langsung beranjak dari parkiran sekolah dan menuju ke kantin. Karna gue masih laper dan gue juga malas mengikuti pelajaran kelas hari ini.
Sambil bermain ponsel gue jalan di koridor sekolah yang sepi. Iyalah sepi, 'kan semua murid lagi dengerin guru lagi dongeng. 'Males banget.' Batinku.

Author POV

Alesya dengan santainya berjalan di koridor sekolah dan bermain ponsel, tidak takut dengan hukuman dari guru yang akan melihat kelakuannya.

Dari arah depan terlihat seorang cowok yang memakai seragam persis dengan Alesya, 'cowok' itupun juga tidak memperhatikan depan dan sekitarnya, karena fokus dengan buku yang sedang di bacanya.

BUGH

Tiba-tiba tubuh Alesya terhuyung ke belakang dan pundak Alesya merasa sakit seperti tertabrak tiang. Langsung saja Alesya memegang pundaknya yang sakit. Sedangkan 'cowok' itu mengambil bukunya yang terjatuh. Dan menatap Alesya dengan datar.

Merasa di perhatikan Alesya pun mendongakkan wajahnya dan terlihatlah orang yang sudah menabraknya dan membalas tatapan 'cowok' itu tidak kalah datar.

"Lo kalau ja--"

Belum selesai 'cowok' itu bicara, Alesya langsung memotong perkataan 'cowok' itu.

"Apa?" tanya Alesya datar, "Lo mau bilang, kalau jalan itu pake mata? Lo pernah liat orang jalan pake mata? Apa lo jalan pake mata? Punya otak tapi gak buat berfikir." sambung Alesya ketus.

Setelah mengucapkan kalimat pedasnya, Alesya langsung meninggalkan 'cowok' itu dan dengan sengaja Alesya menyenggol pundak 'cowok' itu dengan keras sambil berjalan dengan santai.

Alesya sudah menduga, kalau kalimat yang akan keluar dari mulut 'cowok' itu sangat tidak logis menurutnya.

Itu adalah kalimat panjang yang pernah di ucapkan oleh Alesya. Alesya tidak sadar telah mengucapkan kalimat panjang lebar kepada orang yang baru dikenalnya dan Alesya pun tidak peduli.

"Sial." umpat 'cowok' itu setelah Alesya pergi dari hadapannya.

Dengan mengusap pundaknya yang tadi sengaja di senggol oleh Alesya, 'cowok' itu menyeringai dengan wajah dinginnya.

"Menarik." gumam 'cowok' itu dan melanjutkkan jalannya yang tertunda menuju ruang Kepala Sekolah.

TBC
Jangan lupa Vote & Comment!

-070617-

Two PolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang