Ayo teman2 jangan lupa VOTE, kalian tinggal pencet bintang di bawah pojok.
Karena VOTE itu gratis.
Comment nya juga jangan lupa yaa :D
Happy Reading❤
***
"HELLO EVERYBODY. Yuhuu," teriak Cecil di depan pintu kamar Alesya.
Tadi tiba-tiba Alesya menelpon meminta Cecil untuk datang ke rumahnya, tanpa ada alasan yang jelas membuat Cecil selalu menggerutu di jalan, dan akhirnya Cecil hanya bisa menuruti keinginan sahabatnya itu.
Tok
Tok"Adakah orang di dalam?" Tanya Cecil sembari cekikikan sendiri.
Sepertinya Cecil salah bercanda dengan Alesya. Lihat saja, tiba-tiba pintu di buka dari dalam dengan memperlihatkan wajah judes Alesya yang merasa kesal dengan tingkah tidak jelas Cecil.
"Apaan sih lo, alay!" Sarkas Alesya.
Cecil yang mendengar ucapan Alesya pun mengerucutkan bibirnya sembari melangkahkan kakinya dengan menghentak memasuki kamar Alesya.
Selalu seperti biasa. Perkataan Alesya pasti langsung jleb, bagi Cecil. Alesya itu kalo ngomong udah kayak pisau, tajam.Tanpa mau mefilternya terlebih dahulu, membuat beberapa orang sakit hati sama ucapannya termasuk Cecil.
Tapi itulah Alesya. Dia selalu suka menjadi dirinya sendiri, dan tidak akan pernah mendengarakan perkataan orang-orang yang menjudeg dirinya karena sifatnya.
Mau itu perkataan yang keluar dari mulutnya akan menyakiti orang lain, atau ketika orang merasa tidak terima dengan sifatnya, masa bodo bagi Alesya. Dan bila Alesya tidak suka dengan orang maka Alesya akan berterus terang, dia tidak pernah munafik dengan pura-pura suka demi menjaga perasaan orang itu.
Karena prinsip Alesya adalah Inilah aku, bukan mereka bukan siapa-siapa. Tidak suka? Silahkan pergi, dan jangan bersikap pura-pura baik di depan tapi di belakang munafik.
"Ihh, Velo mah suka gitu. Sakit tau hati eneng," balas Cecil dengan mata di kedip-kedipkan.
Yang di ajak bicara pun hanya memasang muka datar. Alesya sebenarnya malas menanggapi perkataan Cecil yang selalu gaje, tapi mau bagaimana lagi Cecil itu temannya yang selalu siap berlapang dada menerima ke sinisannya setiap hari dan bentakannya.
"Kenapa tuh mata? Minta di culek?" Tanya Alesya.
"Huaaaa, Velo kok lo jahat banget sih?!" Rengek Cecil sembari menjatuhkan tubunya di kasur Alesya.
"Gue emang jahat. Lo gak suka? Sana pergi!"
Mendengar balasan ketus dari Alesya yang tak berperasaan, Cecil pun memaki Alesya yang hanya bisa dia lakukan di dalam hati. Kalau sampai Alesya mendengar Cecil memaki dirinya bisa tamat si Cecil.
Alesya yang mendudukkan tubuhnya di kursi belajar tidak merasa bersalah dengan ucapannya. Justru Alesya dengan cuek memainkan ponsel.
"Yeee~ kalo gue pergi nanti lo sama siapa? Lo kan jomblo," dengan santainya Cecil tertawa tanpa takut akan sosok yang akan siap membalas perkataannya.
BUKK!
Tiba-tiba ada buku terbang menghantam wajah Cecil. Cecil yang tadinya asik tertawa tiba-tiba terdiam dengan tubuh yang tidak bergerak sedikit pun.
"VELO!! Ihh lo tuh jahat deh sama gue. Nggak tau apa aku tadi udah pakek skincare tahu. Masak wajah glowing gue di timpuk sama buku sih. Sakitt," rengek Cecil sambil mengusap-usap wajahnya yang menjadi korban.
Bagaimana tidak sakit, Cecil di timpuk sama buku yang tebalnya lumayan sama sosok kejam yang sekarang malah menyeringai karena berhasil balas dendam.
"Terus gue peduli?" jawab Alesya yang tidak merasa bersalah.
"Whatever. Semakin gue balas perkataan lo, semakin sakit telinga gue Vel,"
"Btw, kenapa lo suruh gue ke sini?" Lanjut Cecil.
"Nggak."
"Hah? Apaan dah, lo kalo ngomong pake bahasa manusia lah Vel. Nggak ngerti gue sama bahasa alien," jawab Cecil terkekeh.
"Bangsat lo," ucap Alesya dengan mata melirik sinis ke arah Cecil.
"Ampun My Queen," balas Cecil dengan memperagakan tangannya seolah-olah sedang menyembah sesuatu.
"Gue pengen lo nginep di sini," kata Alesya.
"Lahh, why coba? Kan your parent's di rumah kan, tadi gue liat mobil mereka ada di garasi," cerocos Cecil penasaran.
"Emang."
"Terus?"
"Males," jawab Alesya masa bodo.
"Okelah. Sebagai your friend yang baik, aku akan mengikuti perintah My Queen dengan senang hati. Yeyyy," sorak Cecil dan langsung loncat-loncat di atas kasur.
"Apa sih lo alay!" Seru Alesya.
Sedangkan Cecil yang masih asik loncat-loncat di kasur tidak menghiraukan Alesya yang akan marah, Cecil justru tertawa keras.
"Minta di tabok lo ha! Sini lo!"
"AAAAA."
***
Di lain tempat juga di sebuah perumahan elit, Aldo menatap malas ke arah adiknya yang sedang merengek. Padahal dirinya sedang lelah karena tadi habis main basket bersama teman-temannya.
"Kakak~," rengek Viby-adik perempuan Aldo yang berumur lima tahun- kepada kakaknya.
"Apa sih dek?" Tanya Aldo malas yang sudah menghentikan langkahnya yang akan ke dapur untuk minum.
"Ayo main barbie sama Piby," kata Viby dengan gaya cadelnya.
"Gak mau," jawab Aldo yang berusaha lembut kepada adiknya.
"Kok enggak mau kenapa?" Tanya Viby heran sambil mengikuti Aldo yang menuju dapur.
Sambil menuang minum ke gelas Aldo menjawab, "Ya kan kakak laki-laki, kamu perempuan."
"Emang kalau laki-laki kenapa?" Tanya Viby yang masih heran.
"Enggak boleh main berbie," balas Aldo.
"Kata siapa?" Tanya Viby lagi.
Aldo yang sudah merasa gemas dengan pertanyaan yang di lontarkan adiknya, hanya bisa menghela nafas kasar.
Sabar, sabar. Batin Aldo.
"Kakak," jawab Aldo. Aldo yang sudah tidak haus lagi, melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamarnya.
"Ma-"
"Terserah lah dek. Kakak capek," potong Aldo karena adiknya tidak berhenti bertanya dan meninggalkan Viby di dapur.
Viby yang di tinggalkan pun merasa sedih karena kakaknya tidak mau main barbie bersamanya.
Tiba-tiba Viby ingat Rizky, tetangga di sebelah rumah yang seumuran dengan Viby. Wajah yang tadi terlihat murung pun sekarang berubah menjadi senang, karena Viby yakin Rizky pasti mau di ajak main berbie bersama.
"Berbie cantik tapi lebih cantikan aku, ayo kita main," sorak senang Viby yang langsung berlari keluar rumah.
***
TBC
VOTE COMMENT NYA JANGAN LUPA YA GAESSS.
TINGGALKAN LAH JEJAK, KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI PENULIS.THANK YOU, Sampai jumpa di next chapter...
-090620-
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Poles
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Attention: Judul Awal Cold Girl diganti Two Poles . Mereka itu sama. Dingin. Datar. Yang membuat orang-orang heran adalah mereka berdua bisa bersama dengan sifat mereka yang sebelas duabelas. . . Ini adalah cerita tenta...