CG-3

2.4K 87 1
                                    

Happy Reading ;-)

-----

Author POV

KRING!!

Akhirnya bel yang selalu dinantikan para siswa-siswi telah dibunyikan. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Ada juga yang ingin kencan dengan pacarnya, jalan-jalan bersama teman-temannya, pergi ke toko buku, bahkan masih ada yang berada di sekitar sekolahan, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, Alesya sedang memasukkan buku-bukunya kedalam tasnya.

"Vel, lo mau gak gue ajak lo ke mall,  sebentar aja?" Tanya Cecil dengan penuh harap kepada sahabatnya yang masih asik memasukkan buku ke dalam tas.

"Yakin, cuma sebentar?" Tanya Alesya dengan nada sinis.

"Hehehe, lo kan tau gue Vel." Jawab Cecil cengengesan.

Tanpa memperdulikan jawaban dari Cecil, Alesya langsung pergi keluar kelas dan meninggalkan Cecil sendirian di kelas yang sudah sepi.

Cecil yang tiba-tiba ditinggal sendiri di kelas langsung merinding, karena banyak gosip kalau kelas yang ditempatinya ada penunggu yang sedang mencari tumbal untuk dimakan. Langsung saja Cecil lari terbirit-birit sambil memanggil nama Alesya yang sudah jauh.

"Huhh, lo kok ninggalin gue sih Vel? Gue kan takut. Nanti kalau sahabat lo yang cantik kayak princess ini di makan sama penunggu kelas gimana? Terus nanti lo nangis kejer. Terus lo minta maaf sama gue karena udah ninggalin gue. Terus hmppfttt-" Langsung saja Alesya membekap mulut cerewet Cecil dengan tangannya, tanpa memperdulikan rontaan dari Cecil yang sedang dia bekap dengan nafas yang belum teratur karena berlari.

"Lo jadi cewek kebanyakaan bacot. Pantesnya mulut lo itu di jahit biar gak ganggu pendengaran gue!" Kata Alesya sadis.

Mendengar kata-kata sadis dari Alesya, Cecil langsung membelalakan matanya sambil menunjuk tangan Alesya yang masih setia membekap mulut Cecil.

Mengerti dengan arah yang ditunjuk Cecil, Alesya langsung melepaskan bekapannya. Setelah Alesya melepaskan bekapan yang berada di mulutnya, Cecil langsung menghirup udara dengan rakus.

"Lo hampir aja bunuh gue Vel." Ucap Cecil dengan ngos-ngosan.

Alesya hanya mengangkat satu alisnya mendengar ucapan dari Cecil.

"Jadi gak? Gak jadi ya udah." Tanya Alesya acuh dan melangkah pergi.

"Eitt, jadi dong." Tahan Cecil dan langsung menarik Alesya ke parkiran sekolah.

Setibanya di parkiran Alesya dan Cecil menuju ke mobil Cecil dan berdiri di sebelah mobil yang berwarna mencolok menurut Alesya, yaitu pink tumblr warna kesukaan Cecil. "Lo apa gue yang bawa?" tanya Cecil sambil memegang kontak mobil.

"Lo aja." Jawab Alesya dan memutar tubuhnya ke bagian penumpang depan dan langsung duduk manis dengan novel yang selalu menemaninya.

Alesya dan Cecil langsung tancap gas menuju ke mall pusat, karena waktu hampir sore.

-----

Alesya POV

Sampai dirumah sekitar jam 19.00 WIB lebih.

Di mall gue cuma nemenin Cecil yang lagi ngeborong barang-barang diskon. 'Dasar katanya orang kaya, beli aja nunggu diskon.'

BOSAN!

Satu kata yang lagi gue rasain saat itu. Sumpah saat di mall tadi gue ditarik kesana-ditarik kesini, masuk kedalam ruko itu-masuk ke dalam ruko ini. Cuma nuruti tuh makhluk jadi-jadian. Padahal, ditangan kanan-kirinya udah penuh semua sama barang belanjaannya yang menurut gue banyak banget. Dan akhirnya gue pulang juga walau pulangnya malam.

Saat melewati ruang tamu, tiba-tiba gue mendengar suara yang familiar ditelinga gue. "Dari mana saja kamu?"

Kalian tahu siapa yang bertanya barusan? Ya dia bokap gue. Bokap yang sok sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan gue males banget denger suaranya apalagi liat wajahnya, bikin muak. Nyokap gue juga, sama-sama bikin muak.

Oke, kalian boleh bilang gue anak durhaka, gak tau diri, atau apalah. Gue terlalu kecewa sama mereka, yang bisanya cuma bikin gue marah berujung ke egois dan nangis.

Andai mereka tau perasaan gue. Apa mereka tau kalau gue selalu nge-doain mereka? Apa mereka tau kalau gue nangis setiap ingat kelakuan mereka terhadap gue? Apa-? Apa-? Apa-?

Jawabannya adalah Tidak. Tidak mungkin. Dan tidak akan pernah.

"Bukan urusan anda!" Jawab gue sinis dan langsung menaiki tangga menuju ke kamar gue.

"VELO!!" Bentak ayah gue, setelah gue masuk ke kamar dan langsung membanting pintu dengan suara yang cukup nyaring.

Di kamar gue langsung merebahkan diri di atas kasur dan merenung. Merenungkan hidup. Bahkan gue sempat kaget karena tiba-tiba air mata gue netes.

Tanpa melepas baju seragam yang tadi gue pakai dan mandi, gue langsung terlelap sampai kegelapan menelan gue. 'Gue berharap semoga gue bisa menjalani hidup ini.' Batin gue sebelum seluruh kegelapan pekat menarik gue.


TBC
Jangan lupa Vote & coment!!


-130517-

Two PolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang