7. Ketahuan

1.1K 91 6
                                    


Suara itu?

"Cantik." Serunya melanjutkan ucapan orang itu, seraya menoleh kebelakang dan menemukan sosok laki-laki jangkung yang sangat dikenalnya menatap tersenyum. Tanpa aba-aba ia langsung menerjang orang itu dengan pelukan erat.

"Ah... Aji nomoto kenapa disini?" Nanda terus memeluk orang itu erat seakan tidak ada hari esok.
"Tau aja sih gue kangen penyedap rasanya gue?" tambahnya lagi.

"Iyalah, gue mah orangnya ngangenin." Balas cowok itu, melepas pelukannya sebentar dan mengambil gaya memukul dadanya bangga kemudian kembali memeluk Nanda takkalah eratnya.

"Pede gila lo Aji nomoto." Nanda terkekeh dan memukul pelan punggung cowok itu.

"Kebiasaan banget sih lo manggil gue merek penyedap rasa mulu. Nama gue itu Muhammad Aji Hartanto, bukan nomoto Nada!" jelas Aji sambil melepaskan pelukannya, lalu mengapit kedua pipi Nanda dengan gemas.

Nada, adalah panggilan kesayangan dari Aji untuk Nanda sejak mereka masih duduk di taman kanak-kanak dulu, terlebih lagi Aji adalah sepupu, sepupunya, sepupunya lagi, adiknya sepupu, anaknya sepupu, sepupunya, susah ngejelasinnya intinya mereka sepupu jauh, tapi anehnya mereka bisa dekat.

"Aji, gue kebelet." Nanda menggeliat, menahan sesuatu untuk dikeluarkan.

"Yaudah sana ke toilet, gue tunggu disini."

"Gue ke toilet dulu ya, jangan kemana-mana lo!" ancamnya sambil buru-buru menuju toilet.

Setelah lima menit berlalu, Nanda dengan cepat mencari sepupunya itu dan menemukan Aji yang sedang bersandar ditembok koridor.

"Aji, masih kangen!" ucap Nanda kembali memeluk Aji, dan sepupunya itu menerimanya dengan senang hati.

"Oh iya, gue punya surprise buat lo." Nanda melepaskan pelukannya, setelah mendengar ucapan sepupunya tersebut.

"Alah sok inggris! Makan masih sama oncom aja belagu." ledek Nanda yang membuat Aji menghela napas sabar atas ejekan penuh fakta tersebut.

"Yaudah, gue punya kejutan buat lo."

"Apps tu."

"Hah, lo ngomong apa?"

"Apa itu, Aji! Masa gitu aja nggak ngerti."

"Lagian bahasa lo aneh-aneh aja. Nih gue mau ngasih tau. Kalau gue..." Aji menggantungkan ucapannya, yang membuat Nanda semakin penasaran dibuatnya.

"Gue apa si ji!"

"Gue..."

"Gue." Nanda mengulang kembali ucapan Aji karna saking penasarannya dengan kelanjutan ucapan darinya.

"Gue akan pindah ke sekolah ini."

Hening.

"Kenapa? Lo nggak seneng?" tebak Aji, melihat respon Nanda yang hanya diam entah karna tidak senang jika ia sekolah disini atau memang Nanda lagi berusaha mencerna ucapan darinya. Didetik berikutnya ia kaget, karna Nanda loncat-loncat kegirangan seperti orang yang memenangkan lotre. Ia pun mengerutkan dahinya, heran.

"Lo nggak sakit kan?" Sambil memegang kening Nanda dengan kening yang berkerut "Tapi nggak panas?" Sekarang dahi Nanda yang berkerut, bingung. Ia mendongak melihat tangan Aji yang berada dikeningnya, seakan sadar ia segera menepis tangan Aji.

"Ishh... Sakit tau bep!" ringis Aji sambil mengusap tangannya.

"Lo kata gue gila apa! Gue tuh seneng. Sebentar lagi gue nggak perlu pulang naik Ojol lagi, yeay." wajah gadis itu sangat berseri-seri, bahkan saking senengnya ia sampai loncat-loncat kaya kodok.

IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang