8. Sengaja terlambat

844 73 8
                                    


"Awss... sakit, pelan-pelan Sagam!" pekik Nanda sambil mengigit bibir bawahnya menahan rasa ngilu.

"Inilah akibatnya, karna lo bohong sama gue." karna gemas Sagam menekan luka tersebut, yang membuat Nanda kembali mengaduh kesakitan.

"AWW... sakit tau!" Nanda mendelik melihat aura Sagam yang sangat senang ia sengsara.

"Karma sih. udah ketahuan, malah lari. Jatoh kan jadinya! Untung sekolah udah sepi, jadi nggak ada yang lihat lo!" Sagam terus menatap tajam gadis itu tanpa berkedip.

"Yaa... Maap, tapi gue kan nggak tau bakal jatoh juga Gam." tutur Nanda membela diri.

"Terserah, dibilanginnya jawab terus.."

"Bukan begit-" ucapan Nanda terpotong "APA, masih mau jawab lagi?" Gadis itu menggeleng lemah karna takut cowok itu akan semakin marah padanya.

Setelah itu terjadi keheningan

Kalau bukan karna si Aji-Aji itu yang mendadak pergi disuruh ibunya untuk membeli lauk matang di warteg dekat rumahnya. Pasti ia tidak akan disini bersama cewek tengil itu. Ia masih punya hati dan rasa tidak tega jika harus meninggalkannya sendiri.

"Oh iya, terus Sari gimana?" Sagam mengalihkan pandangannya ke Nanda.

"Gue suruh pulang." jawabnya singkat.

"Yah, pasti dia kekcewe?" Nanda memberenggut, disituasi seperti ini ia masih saja sempat bercanda.

"Kekcewe?"

"Kecewa maksudnya." setelah itu terjadi keheningan diantara mereka berdua.

Sesaat, Sagam melirik Nanda yang sedang sibuk meniup lututnya sendiri berupaya agar Salep yang telah ia olesi segera kering, lukanya memang sedikit ngilu, memar dengan kulit yang hampir mengelupas, rok panjang abu-abunya juga sobek karna terbentur batu yang cukup runcing saat terjatuh tadi, menambah kesan kasihan di-diri Sagam. Entah kasihan atau justru sebaliknya.

"Kakinya, jangan lu tekuk bodoh. Entar makin lama sembuhnya!" perlahan diluruskan kaki Nanda, setelah tidak mendengar ringisan atau apapun darinya ia membantu meniup luka memar tersebut dengan hati-hati.

Nanda mengernyit bingung.

"Eee.. eh lo ngapain?" ia berusaha mensejajarkan tubuhnya dengan Sagam, walaupun ia sedikit meringis karna tak sengaja menekuk kembali lututnya.

"Niup luka lo." jawabnya santai.

Nanda terpana.

Dan Sagam, ia juga bingung dengan apa yang dia lakukan barusan.

Hatinya sempat tergoyah.

••••

Hari minggu adalah hari yang menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi Nanda, pasalnya setiap kali ia libur sekolah orang tuanya tidak memberinya jatah uang jajan yang katanya'sekolah libur? Uang jajan juga libur' tapi baginya liburan juga menyenangkan ia bisa bermalas-malasan dengan kasur di kamarnya tanpa di ganggu siapapun.

kecuali...

"Adek!" seru seorang pria yang langsung menubruk tubuh Nanda yang terselimuti selimut tebal hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Cowok itu menarik selimut Nanda berupaya menganggu tidur cewek itu.

"Apaan sih bang? Ganggu aja sih lo!"

"Ih... Gue kan kangen adeknya aku." dipeluknya tubuh Nanda, dan mengusiknya.

"Lu ganggu gue hibernasi aja si bang!" Nanda menyibak selimutnya sampai sebatas dada, dan menatap orang itu tajam.

IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang