10. Gagal ngerayu

709 69 2
                                    


Tak terasa hari ini adalah ulangan terakhir, betapa senangnya seluruh siswa Mandala akan hal tersebut. Yang berarti mereka akan libur dua minggu setelah satu minggu untuk perbaikan nilai di semua mata pelajaran. Beruntung hari ini, ulangan penjaskes jadi menurutnya asal jawab juga nggak masalah. Nggak bikin tinggal kelas juga, kan?

Nanda secepat mungkin mengerjakan soal ujian itu seperti kilat saat datang petir, dengan percaya diri ia terus menjawab tanpa harus membaca soal terlebih dahulu. Misalnya : Ada berapa jumlah pemain sepak bola? ia menjawab 10x20 m , dan Berapa ukuran lapangan sepak bola? Nanda menjawab wasit, benar-benar ngasal bukan?. Pikirannya saat ini hanya pulang, pulang dan pulang. Ia tersenyum sangat lebar saat kertasnya sudah terisi penuh dengan jawaban, ia memamerkan kertas ulangannya dengan anak ipa disebelahnya. "Eh, gue udah selesai dong!" orang itu hanya melirik sekilas, dan kembali berkutat mengerjakan soal tersebut.

"SELESAI." teman-teman Nanda langsung menoleh saat Nanda teriak, kebetulan pengawas lagi berbicara di depan pintu jadi tidak mendengar ucapannya.

"Eh, Nan bagi dong. Nih... nih tulis di sini." kata salah satu temannya, Jeje namanya. Sambil memberi kartu ulangannya yang kemudian di oper ke Nanda, begitu juga teman2 yang lainnya.

Nanda menyunggingkan senyum miring. Setelah semua kartu ulangan teman-temannya terkumpul, ia segera meremukkan semua kartu itu. Orang-orang diruangan itu cengo seketika.

"Nanda kartu gue!!"

"Nan, lo mah di remukin! Kan mau gue tempel di belakang papan gue!"

"Anjing, lu Nan."

"Bangsul."

"Tai."

Banyak sumpah serapah yang tertuju kepada Nanda, tapi ia menanggapinya dengan cuek sambil berkata "Ulangan terakhir cuy," kemudian ia melengos pergi begitu saja, kedepan mengumpulkan kertas ulangannya duluan. Sagam melirik kedepan, ke arah Nanda dan setelah melihat orang itu jalan menuju pintu ia segera menyilang jawaban yg tinggal tersisah satu lagi dan segera mengumpulkanya untuk buru-buru keluar, mengejar cewek itu.

"NANDA, TUNGGU!" napasnya memburu karna mengejar Nanda yang sudah menjauh. Beruntung suaranya terdengar menggema di koridor yang sepi, sehingga Nanda pun menghentikan langkahnya. "Ada apa cinta." ia berucap seakan-akan Rangga di film AADC.

"No kidding please. Gue cuma mau bilang. Selama liburan nanti, lo tetep jadi babu gue." sebelum menyelesaikan ucapannya Nanda terlebih dulu menyela. "Tapi kan gu-"

"Nggak ada penolakan! Dan selama liburan nanti lo dateng ke rumah gue, titik pake dua." setelah itu, Sagam melengos begitu saja dari hadapan Nanda yang masih melongo.

••••

Privat Chat 'LINE'

GAM

P

P

???

Ngebabunya jgn pas libur ya?😊

G

Kok gitu:(

Bdo

Lo kan katanya baik, ganteng dan ramah tuh? msa gue minta keringanan aj kg boleh 😫😭

Katanya?

Eh,,, bukan katanya maksud gue 'kataku'

Sejak kapan? Aku-kamu

Yailah Gam gitu doang pake dibahas😒
Boleh ya? Ngebabunya pas selesai liburan😊

Perjanjian

Ngancem mulu💩

Read

"ahjkjsn." Nanda mendengus kesal, percuma saja ia merayunya sampai menurunkan harga dirinya dengan menyebut kata 'ngebabu' dan terpaksa memujinya, ujung-ujungnya juga perjanjian, perjanjian, dan perjanjian. Ia sampai muak mendengar kata-kata itu. Dari pada ia kesal nggak jelas, lebih baik ia mengambil guling dan terlelap pergi ke alam mimpi.

Lain halnya dengan yang dilakukan Nanda. Sagam saat ini tengah menatap layar ponselnya sambil berbaring di king size miliknya dan sesekali tertawa kecil melihat chat yang dikirim Nanda, ia menggelengkan kepalanya berusaha menghapus sekelebat bayangan cewek itu, tapi semakin ia berusaha semakin terlihat nyata bayangan itu di dalam kepalanya.

Ia segera menepis pikiran tentang cewek aneh itu, tapi kalau dipikir-pikir sikapnya akan berbeda bila dihadapkan dengan Nanda dan ia jadi bingung sendiri, sebenarnya ada apa dengan dirinya.

Cinta, tiba-tiba kalimat itu muncul diotaknya. Sungguh mustahil jika ia jatuh cinta dengan Nanda dalam kurun waktu yang sangat singkat bahkan hanya dalam waktu dua minggu, bukan perasaan deg-degkan pada umumnya. Tapi rasa nyamanlah yang ia rasakan, moodnya juga terkadang berubah-ubah tidak jelas. Kadang dingin, kadang juga ia ketus padahal sikapnya dengan semua orang tidak seperti itu. Ia melakukan itu semata-mata untuk membatasi dirinya untuk tidak keluar dari zona nyamannya sendiri, ia terlalu takut dan pengecut menghadapi sesuatu yang belum tentu terjadi. Benar kata Nanda hidupnya penuh dengan pencitraan dan kebohongan, ia pengecut.

"Ah tau ah, pusing gue." kemudian ia menutup matanya dan segera terlelap pergi ke alam mimpi.

Untung bukan tutup usia.

••••

Assalamuala'ikum para calon JENAZAH.

Komen/vote?

IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang