13.1 Capek

438 34 9
                                    


Allahuakbar

Allahuakbar

Suara azan dzuhur berkumandang mengusik kedua pasangan yang sedari tadi tertidur pulas, dengan posisi sang perempuan memeluk kepala sang laki-laki tanpa disadari. Sang perempuan yang lebih dulu menyadari hal itu terlonjak kaget yang berhasil membuat sang laki-laki terusik dan bangun seketika.

"Astaghfirullah." Dan Nanda-lah orang yang kaget itu, ia secara refleks berdiri menjauhkan pahanya dari kepala Sagam yang membuat sang empu terkatuk bantalan sofa yang untung saja empuk.

Sagam melotot tak terima dan menarik paha Nanda kembali seperti semula, Nanda yang tak siap jatuh kembali dan terduduk. Ia tentu saja sangat kaget dan kesal of course saat pahanya lagi-lagi harus menahan beban kembali, ia menatap Sagam tajam karna kepala cowok itu berada dipangkuannya lagi.

Sagam kembali memejamkan matanya seolah tidak terjadi apa-apa Nanda mendengus melihat itu, "Sagam, kaki gua kesemutan oy!" Ia menggerakkan kedua pahanya agar cowok itu tak nyaman untuk tidur kembali, bukannya berhasil ia malah dikejutkan dengan tangan yang melingkar di pinggangnya dengan kepala yang dihadapkan keperutnya ia sangat merutuki keintiman ini.

Fix, ia sangat ingin meninju cowok ini sekarang dan kalau kalian pikir ia akan menyerah begitu saja kalian salah, Nanda menunduk untuk melihat wajah cowok yang sangat diidam-idamkan di sekolah itu ia merutuki melihat betapa polosnya cowok itu saat tidur ia jadi tidak tega untuk melancarkan aksinya, tapi ia segera menggelengkan kepalanya ia tidak boleh terkecoh dan ia pun bersiap-siap untuk..

"Aaawww." Ia tersenyum bahagia setelah sekian lama akhirnya ia bisa menggagalkan rencana cewek itu.

Yap, niat Nanda ingin mengigit pundak Sagam gagal karna cowok itu lebih dulu mengigit perutnya. Ia menarik kepala cowok itu paksa agar ia bisa mengecek keadaan perutnya. Nanda meringis saat cetakan jelas bentuk gigi dengan bekas air liur masih menempel di bajunya, ia mendesis jijik sambil menggosokkan tangan ke perut yang sakitnya itu dan menatap cowok itu tajam yang dilihat hanya nyengir tanpa dosa.

Cewek itu memukul apa saja pada tubuh cowok itu "Ish, sakit babi." Sagam yang mendapat serangan bertubi-tubi tersebut memegang kedua tangan Nanda mereka tatap-tatapan tidak berkedip sampai salah satu dari mereka meneteskan air mata karna perih dan orang itu..

"Cengeng!" Nanda mendengus  menghentakkan tangannya melihat cowok itu menyeka air matanya.

Sagam mendelik kesal karna diejek "Perih bego."

Pletak

Nanda menjitak kepala Sagam dan mengangkat kepala cowok itu agar menyingkir dari pangkuannya "Udah ah gua mau sholat, minggir!" Sagam melotot karna untuk pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh perempuan selain bundanya.

"Eee.. eh maen tinggal aja lo, abis jitak gue. Gantian ga mau tau!" Nanda yang merasakan atmosfir yang berbeda segera berlari menjauhi cowok itu.

"Woy, kena abis lo!" Sagam mengejar Nanda yang hampir tak terlihat dan terus mengikuti langkah kaki cewek itu. Tanpa mereka sadari mereka  sudah merasakan rasa yang pasti dirasa setiap orang.

Rasa enggan untuk berlari menjauh satu-sama lain.

Rasa yang akhirnya membuat keduanya berhenti berlari.

Yaitu rasa..



























Capek.

Mereka capek woy, abis lari-larian.

•••••••••

Siapa yang tadi mikirnya rasa CINTA? ayo jangan ngaku.

Guys, sebelumnya gua mau terima kasih sedeng ga banyak jg ga dikit kekalian nih, udah kasih bintang ama tulisan di cerita yang bagus ini (of course).

Votement sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup cerita ini, gua ga maksa Votement!! Beneran dah.

Ga maksa Votement!!!!

Tuhkan ga, maksa!!

IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang