4. Senjata Makan Sagam

1.1K 106 4
                                    


"Nih, gope buat satu angkatan," tukas Nanda cepat sebelum orang itu menyelesaikankan ucapannya, seraya menyerahkan uang lima ratus perak kepada orang yang meminta amal absen pagi ini. Ucapannya itu langsung ditimpali tawaan dan komentar dari teman sekelasnya.

"Enggak salah lo, gope buat satu angkatan?" ucap orang yang meminta amal tersebut, sambil memegang dan memperhatikan secara detail dengan serius uang lima ratus perak yang diberikan Nanda.

"Kan yang penting guanya ikhlas." jawabnya acuh.

'bhahahaha'

'segala satu angkatan'

'weits, boleh juga tuh kata-kata lo nan'

'mantap jiwa'

'cewek koret'

'eh ini amal loh, enggak boleh main-main'

Begitulah kira-kira komentar dari teman-teman sekelasnya dan Nanda memilih untuk mengacuhkan mereka dan beralih kepada ponsel yang berada di genggamannya untuk sekedar sebagai penghibur saat jam kosong seperti ini.

••••

"Eh, mau kemana lo?" sergah Sagam  menghalangi jalan Nanda dengan merentangkan kedua tangannya, Nanda yang mengerti memutar bola matanya malas. Untung saja ia hanya sendiri bila ada Sari, habis sudah dirinya bisa dicap gomeh, eh dicap penghianat maksudnya. Karna Nanda memberitahu Sari bahwa Sagam memang dari dulu ingin dekat dengannya, walaupun dengan alasan bohong tapi minimal Nanda sudah berusaha membantu temennya, sampai rela memjadi pesuruh cowok itu.

"Nih, beliin gue mie goreng sedap sama teh yang nipu" perintah Sagam, memberi uang lima ribuan kepada Nanda.

"Segini mana cukup? Terus teh yang nipu maksudnya apa coba?" tanya Nanda, pasalnya uang lima ribu paling cukup untuk beli tempe tepung dan air mineral saja. Ini sih sudah jadi babu diperas juga duitnya. Dan ia bingung teh yang nipu itu apa? Ia berpikir bahwa cowok dihadapannya sedang mengajaknya bermain teka-teki.

Baiklah gue sambut dengan senang hati. Pikirnya senang

"Pake duit lo dulu, kapan-kapan gue ganti, kalo masalah teh itu teka-teki yang harus lo tebak!" ucap Sagam sambil menyunggingkan senyum miring.

"Ck, iyadah nurut gue mah," ucap Nanda mencebikan bibirnya, dan melangkah menjauhi Sagam untuk melaksanakan perintahnya tadi.

"Hai, sagam apa kabar?" sapa salah satu orang dari kerumunan perempuan yang mengidolakan sosok Sagam. Dan dibalas ramah olehnya "iyaa.. baik kok." balas Sagam sambil melemparkan senyum hangat padanya, yang membuat kerumunan perempuan itu memekik tertahan melihat senyumnya.

'Aaaa dia senyum'

'gantengnya'

'cekek gue kek gam, biar gue kehabisan napas dan nanti lo kasih napas buatan buat gue'

'Kyaa, mupeng lo'

Sagam hanya menggelengkan kepalanya tak percaya, dirinya merasa tersanjung dengan celotehan yang barusan ia dengar dan semakin membuatnya besar kepala.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Nanda datang menghampirinya sambil membawa tampah yang berisi makanan dan minuman yang diperintahkan tadi, ia menyodorkan pesanan itu kepada Sagam setelah bertatap muka dengannya layaknya seperti seorang pembantu dan majikan.

Babu again. Batin Nanda.

"Kok teh yang ini?" tanya Sagam setelah mendapati minuman yang dipesannya tidak sesuai dengan harapannya.

Sebenarnya teh yang nipu itu maksudnya adalah mereknya Teh gelas, tapi dalam kemasan botol. Dia nyebutnya teh nipu. Tapi Nanda malah membelikan teh yang tidak terkenal mereknya.

"Et dah, terima aja sih gam! kan kata lo teh yang nipu? Nah gue udah kasih lo teh, dan gue yang nipu. Lagian udah gue yang bayarin, kaga tau terima kasih banget dah!" oceh Nanda panjang lebar, Sagam berusaha mencerna semua ucapannya dan sial ia kena batunya, niat ingin menipu malah dirinyalah yang tertipu.

"Kenapa mau angry yaudah gue bird nya!" tambahnya sambil melipat kedua tangannya didada. Sagam mendelik tak suka sambil menyedot minuman yang dipegangnya hingga kandas tak tersisa dan mulai menyendokkan mie ke mulutnya.

"Ish, ini mah bukan mie sedap kesukaan gue!" sambil menaruh lagi sendok itu dengan kesal. Semua yang dikerjakan Nanda enggak ada yang becus sama sekali.

"Emang bukan! Itukan mie sakura, so pasti bedalah!" jawab Nanda santai yang membuat Sagam naik darah.

Seharusnya dia yang kesel! Kenapa jadi kebalik gini?. Batin Sagam.

"Emang tadi gue nyuruhnya mie apa?"

"Mie sedap," dengan nada polosnya.

"Terus kenapa bisa beda?"

"Semua mie mah sama aja kali Gam! Semua mie pasti sedap kan? Nah mangkanya gue beli mie sakura yang harganya murah meriah."

••••

Sorry part ini sedikit:(
Tolong komen bila ada kesalahan dicerita ini.

Vote guys!!


IPS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang