Pertemuan yang semu

215 7 2
                                    

'Assholaatukhoirum minannaum..'
~~~~~~~~~

Gelap Subuh tak dapat menghentikan kaki kaki yang ingin menggapai surga.
Mereka memenuhi panggilan Allah. Sholat lebih baik dari pada tidur.

Hingga akhirnya sholat selesai dan kaki-kaki itu melangkah keluar penuh semangat untuk memulai harinya. Dzul duduk bersandar di sudut masjid. Matanya memandang langit-langit ruangan yang penuh dengan gemerlap lafadz Allah dan rosulnya, Muhammad.

tit..tit..tit...

Dzul segera mengambil hp di kantongnya. Terlihat satu pesan masuk.

"Dzul, nanti malem joint kuy. Ustad Haidar ngisi ceramah di khitanan anaknya haji Ali." -Rene

Dzul membalasnya dengan cepat.

"Oke, aku ikut Rin. Ajak Hanif sama Ikhsan juga."

Tak perlu menunggu lama Rene membalasnya dengan balasan mengejutkan.

"Stop panggil Arini, panggil Rene aja biar kekinian! 😡 Yang lain udah join kok, tinggal kamu aja."

Dzul memilih untuk mengakhiri chatnya. Dzul berjalan gontai mengambil al-qur'an yang ada di rak masjid.

'Kalo akunya ga hafal-hafal gini, gimana mau halalin dia.' batin Dzul.

📈📉

Rene memilah pakaian yang akan ia gunakan malam nanti. Gadis dengan nama asli Arini Kumar ini sangat mengagumi Dzul. Ia terus mendekati Dzul dengan alih-alih menjadi sahabat.

'Agamamu yang bikin aku suka, suka.. banget.'

📈📉

Matahari sudah bertengger tinggi di langit timur. Sedangkan jam tangan Sarah sudah menunjukkan pukul 6.20. Sarah sabar menanti barisan mobil yang tertata rapi di depannya. Dari kejauhan terlihat di spion, seorang lelaki jangkung dengan almamater UIN melajukan motornya ugal-ugalan. Laki-laki itu terlihat berusaha naik ke trotoar. Sarah geram melihat ulah anak kuliahan itu. Sarah membuat jarak yang lumayan jauh dengan mobil di depannya, terlihat genangan air siap menelan ban mobil Sarah. Tak menghiraukan klakson kendaraan di belakangnya. Sarah bersiap menginjak gas dengan tetap memantau spion.

Byurr...

Akhirnya Sarah menginjak gas dan membuat cipratan tinggi dari genangan air di bawah mobilnya. Banyak orang tertawa dan memberikan jempol di dekat kaca mobil Sarah. Lelaki beralmamater itu basah kuyup dengan air bercampur lumpur. Lelaki itu memarkir motornya tepat di atas trotoar, di samping mobil Sarah.

Lelaki itu mengetuk kaca mobil Sarah tanpa melepas helm teropongnya. Sarah membuka kaca seraya berkata, "Kenapa mas?" dengan wajah tak berdosa. Laki-laki itu memberikan isyarat untuk keluar. Sarah pun turun dari mobilnya.

"Kenapa mas?" laki-laki itu menatap Sarah tajam dengan menyilangkan tangannya.

"Masih tanya? Emang mbak ga ngeliat ya? Almamater saya jadi basah."

"Gitu ya? Lah masnya tau trotoar buat kaki bukan buat ban juga masih nekat." ketus Sarah.

Lelaki itu melepas helmnya. "Assalamualaikum mbak, maaf masalah itu. Kan bisa dengan cara baik-baik. Mbak ga harus ngotorin almamater saya!" ketusnya.

Kekasih seperti YusufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang