‼ 📚 *JAUHILAH RIYA’*
✍ Oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
*IKHLAS SYARAT DITERIMA AMAL*
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama bahwa ikhlas dan mutâba’ah(mengikuti tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) merupakan dua syarat diterimanya amal seorang Mukmin. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١﴾ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
_*Maha suci Allâh yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.*_[
Al-Mulk/57:1-2]Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, _*“yang lebih baik amalnya” yaitu yang lebih ikhlas dan lebih benar. Suatu amal tidak akan diterima sehingga menjadi amal yang ikhlas dan benar. Ikhlas, jika amal itu karena Allâh Azza wa Jalla , dan benar, jika amal itu di atas Sunnah (ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam )”.*_
(Tafsir al-Baghawi, 1/175)Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَل إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni untuk–Nya dan untuk mencari wajah–Nya. [HR.An-Nasâ’i, no: 3140. Lihat: Silsilah Ash-Shahîhah, no: 52; Ahkâmul Janâiz, hlm. 63]
Oleh karena itu, sangat amat penting untuk memperhatikan, apakah amal kita memenuhi dua syarat ini?
*RIYA’ PERUSAK IKHLAS*
Banyak hal yang dapat merusakkan ikhlas, sehingga ibadah seseorang menjadi sia-sia, tanpa pahala. Perusak ikhlas itu antara lain adalah riya’, dan riya’ termasuk dosa besar sebagaimana dinyatakan oleh Imam adz-Dzahabi rahimahullah di dalam kitab al-Kabâ-ir.
*MAKNA RIYA’*
Riya’ diambil dari kata ru’yah (melihat), secara bahasa riya’ artinya memperlihatkan kepada orang lain sesuatu yang berbeda dengan yang ada padanya.
Adapun menurut istilah syara’ (agama), maka para ulama memberikan definisi-definisi yang berbeda, namun intinya sama. Yaitu: Seorang hamba yang melakukan ibadah yang seharusnya untuk mendekatkan diri kepada Allâh Azza wa Jalla , tetapi dia tidak meniatkannya untuk Allâh Azza wa Jalla , bahkan untuk tujuan duniawi.
Al-‘Izz bin Abdus Salam rahimahullah mengatakan, “Riya’ adalah menampakkan amal ibadah untuk meraih tujuan dunia, mungkin mencari manfaat duniawi, atau pengagungan, atau penghormatan”. [Qawa’idul Ahkâm 1/147]
Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, _*“Hakekat riya’ adalah mencari apa yang ada di dunia dengan ibadah, asalnya mencari kedudukan di hati manusia”.*_
[Tafsir al-Qurthubi 20/212]Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Riya’ adalah menampakkan ibadah karena niat dilihat manusia, lalu mereka akan memuji pelaku ibadah tersebut”. [Fathul Bari 11/136]
*BAHAYA RIYA’*
Riya’ merupakan dosa besar dan memiliki berbagai bahaya-bahaya, antara lain:
_*1. Menggugurkan Pahala Amal*_
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
![](https://img.wattpad.com/cover/127942843-288-k442404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Majmuah Ahlussunnah 7
SpirituellesSilakan disalin tanpa merubah isi artikel. ~ Semoga bermanfaat. Bila ada kekurangan, afwan jiddan, karena hanya seorang manusia biasa. Jazakumullah khairan katsiran.