Part 10

3.1K 333 26
                                    

Bass POV

sebelumnya aku sudah meyakinkan diriku sendiri untuk melakukan ini, aku tahu ini berlebihan dan melewati batas yang sewajarnya tapi.. tapi... aku juga manusia yang berhak marah dan bisa sakit hati, apalagi ini menyangkut soal perasaan.

Beberapa kali kuperhatikan setiap sudut ruangan dari celah pintu kamar, berharap P'God tidak disana.. tak terlihat sedikitpun batang hidungnya, hanya saja aku terlalu takut.. takut dia muncul saat aku keluar kamar. Namun semua ini tidak akan pernah jelas jika aku tidak bisa memberanikan diri.

Baiklah, ini yang terbaik, dan aku selalu yakin bahwa inilah jalan yang paling bisa aku tempuh untuk menyelesaikan masalah rumahtangga kami. Jika P'God tidak bisa mengatakan apapun, dia selamanya akan seperti itu tapi aku akan mencari cara lain untuk mengetahui semuanya.

Setelah kukumpulkan keberanian itu, aku mulai menyelundup didalam apartemenku sendiri.. biarlah jika terlihat seperti pencuri, toh~ tidak akan ada yang melihat. Dan akhirnya aku bisa keluar tanpa diketahui P'God.. sebenarnya keberadaannya saja aku tidak tahu, mungkin dia di kamar sebelah, kamar mandi atau pergi keluar.. yang jelas sosoknya benar-benar tidak ada dan itu yang kuharapkan.

Tap..

Tak sampai disitu saja, sekarang aku harus berhati-hati jika nantinya aku bertemu P'God sebelum menemukan kamar gadis itu, Ya~ aku memang sedang mencarinya.. malam-malam begini aku yakin dia tidak keluyuran apalagi P'God tidak pergi kemanapun.

Sial~ aku tidak tahu dia dikamar nomor berapa, yang jelas dulu P'God pernah mengatakan akan mengajar salah satu murid privatnya dilantai 4 dan itu pasti bae... tidak salah lagi, masalahnya setiap lantai ada sekitar 5 kamar.. apa aku harus mengetuk satu persatu dan menanyakan 'maaf apakah ini kamar bae? '  sungguh memalukan~

Tak disangka-sangka ternyata gadis yang kucari keluar dari salah satu kamar, berpakaian rapih dengan tas selempang yang ia gantungkan pada pundak kananya. Otakku berpikir cepat, apa dia mau pergi dengan P'God? Jadi itu sebabnya P'God tidak ada didalam apartemen? Brengsek!

Kulangkahkan kaki ini dengan pasti, dia masih saja bergulat dengan kunci kamar yang tampak susah dilepaskan dari lubangnya. Tepat saat tubuhku berada dibelakang bae, dia berbalik.. terlihat terkejut namun hanya beberapa saat. " Bass.. ada apa? " kenapa wajah polosnya selalu diperlihatkan didepanku, seolah dia tidak pernah melakukan suatu hal yang buruk pada kehidupanku.

" aku ingin berbicara denganmu, masalah P'God " ucapku to the point,karena aku tidak pernah suka bertele-tele pada orang sepertinya. Mungkin hal ini juga akan menghambat kepergian bae dengan P'God.

" Phi belum mengatakannya padamu? Kalau kau tidak percaya kami kencan, ya terse- "

Aku segera memotong cepat, tak ingin mendengar apapun soal acara kencan mereka kemarin, yang lalu biarlah berlalu.. ini masalah sekarang yang mungkin akan ada kejadian lainnya dimasa yang akan datang, tentu saja aku harus mencegahnya, aku akan mempertahankan hubungan kami " bukan itu, ini masalah yang lain "

" baiklah, kalau begitu kita bicara didalam " fyuuhhh~ akhirnya dia mau, untung saja..

" kau mau minum? " dia menawarkan setelah aku duduk di sofa ruang tamunya, sangat nyaman dan tidak berantakan namun aku tidak akan melihat semua tataan apartemennya lebih jauh.

Terlebih dahulu kuhembuskan napas secara perlahan " ada hubungan apa kau dengan Phi? " kemudian berbicara, lebih tepatnya bertanya.

" kami hanya teman "

Hanya itu? Wajah bae memang tenang tapi siapa yang tahu kalau gadis dihadapanku ini berbohong, aku tidak bisa menjamin semua perkataan dan raut wajahnya.

AS LONG AS YOU LOVE ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang