Start again

6.9K 476 141
                                    

.

.

.

Terlalu pagi untuk mendapati sosok pria menawan di harinya. Luhan bahkan tidak tahu menahu bagaimana bisa pria ini mendatangi rumahnya. Sepagian ini pula dengan tampilan selalu menawan di mata.

Yang Luhan ketahui saat ini hanya keberadaan nyata pria tersebut bersama kedua orang tuanya. Ikut sarapan di pagi hari begitu tenangnya.

"Luhan, mau sampai kapan kau hanya berdiri di sana?" Suara ibunya menyadarkan segera.

Ia tak bersahut hanya berjalan mendekati pria lain tengah mengambil duduk di kursi yang kosong.

"Bagaimana bisa kau ada di sini Sehun?" Ia bertanya sengaja dalam bahasa korea lancar kepada pria tersebut.

Pria itu saja cukup menarik tipis sudut bibirnya, masih bertahan di kursi meja makan ia tempati. Tanpa berniat menjawab apa pun sekadar memberi penjelasan sedikit. Dan Luhan agak sebal namun diam menyerah.

"Tuan Oh, silahkan menikmati sarapannya!" Nyonya Xi kembali berkata untuk mempersilahkan sang tamu menyantap hidangan terbaiknya.

"Bibi cukup panggil saya Shixun saja!" Pria itu memberi balasan.

Hanya Luhan satu-satunya kaku di tempat dengan segala pertanyaan di kepala. Ia benar tidak tahu apa saja yang telah pria Oh itu katakan kepada kedua orang tuanya. Meski alamat tempat tinggal keluarga bukanlah hal sesulit apapun agar si dominan ini bisa mengetahuinya.

"Hao, nak Shixun anggap seperti rumah sendiri hm!" Luhan bahkan heran bagaimana senyuman penuh makna sang ibu berikan kepada pria di sebelahnya.

Pria itu lalu balas dengan tatapan menang padanya.

Astaga...Luhan mendadak bodoh di pagi hari seperti ini. Dan ia menyimpan segala tanda tanya banyak di otak dan mungkin ia serang si pria Oh usai sarapan kali ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu padaku? Sekarang memintaku untuk berganti pakaian?"

Percuma menahan segala pertanyaan banyaknya, jika sekarang ketika ia ingin mengeluarkannya yang ditanya balas memerintah.

"Tidak ada waktu, sekarang ganti pakaianmu!"

Luhan rengutkan wajahnya berpura-pura sebal walau sebenarnya ia benarlah sebal. Bukan hal pertama si dominan suka memerintah, lagipula memang begitulah adanya si penguasa satu ini. Tetap saja Luhan sempat tak suka dengan hal itu, karena dirinya berada di kendali yang suka memerintah. Dan ia jelas harus menerima segala baik-buruknya.

Ia baru membuka belahan bibirnya untuk protes, tetapi kalah cepat saat suara husky favoritnya menyela lebih dulu.

"Bertanyalah setelah aku bisa menculikmu dari sini, jadi lekas bersiap sebelum aku yang turun tangan dan menelanjangimu di sini?!"

Pemaksa!

"Baiklah tuan pemaksa!"

Masih sebal Luhan tetap masuk ke dalam kamar untuk menjalankan perintah Sehun. Pria itu pun akan menunggu di luar. Berdiri bersandar pada dinding kamar Luhan dengan ponsel di tangan.

Fifty Shades of OH II [ COMPLETED! ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang