Fifty Shades of OH II [ COMPLETED! ]

Every time with you

[ Mulmed : Capital Letters by Hailee Steinfeld ft Bloodpop ost Fifty shades freed ]

.

.

.

Bukan sekadar kejutan biasa pada umumnya. Mungkin untuk orang umum pada dasarnya, adalah hal biasa jika mereka melihat sebuah Jet ski di depan mata.

Kali ini tidak untuk Luhan. Sebab seumur hidup dirinya tidak sama sekali menduga akan mendapati salah satu kendaraan air itu dihadapannya.

Terdengar berlebihan? Aha, Luhan tidak peduli untuk saat ini. Memang pada dasarnya ia tidak pernah.

Sekarang lupakan itu semua. Yang terpenting saat ini adalah di mana Sehun dengan penuh kejutan sedang mengajaknya untuk bermain. Bermain ditengah-tengah laut dan siang hari yang cukup terik.

Jelas usai acara berenang mereka dan juga makan siang beberapa waktu yang lalu.

Dengan satu Jet ski hitam itulah menjadi kejutan bagi Luhan. Mata beningnya masih terbuka lebar, memandang antara kendaraan kecil dan sosok Sehun.

Kembali, Luhan menetapkan jika seorang Oh Sehun memang penuh kejutan tak terduga.

Terlalu lama menunggu Sehun berkata menyadarkan Luhan dari rasa kejut.

"Ingin mencoba?" Tanyanya.

Pun Luhan berpaling kepadanya dalam raut lucu. Si pria kecil itu hanya memandang bengong, cukup menghibur. Sesaat saja baru kemudian membuat satu senyuman antusias.

"Tentu..."

Dari itu Sehun tak tanggung menyelinap tangan guna menggandeng Luhan agar mendekat pada Jet ski tersebut.

Pria Oh memberi isyarat kepada anak buahnya agar memakaikan mereka sebuah pelampung di tubuh. Berjaga-jaga untuk keselamatan tentunya. Selesai, Sehun kembali pada Luhan guna menatapnya sesaat. Lalu dirinya lebih dulu menaiki Jet ski yang sudah di atas air.

Tangannya kini menjulur pada Luhan, agar pria kecil itu mau menyambutnya dan ikut naik. Luhan tentu menerima walau dalam rasa berdebar. Meraih tangan pria Oh dan berhati-hati menaiki Jet ski mereka.

Ketika sudah menempatkan diri duduk di belakang Sehun. Luhan lekas memeluk erat pinggang pria didepannya. Ia hanya takut jatuh, meskipun jatuh sekali pelampung di tubuh tidak membuatnya tenggelam begitu saja.

Sehun mengulum senyum mendapati kedua tangan Luhan memeluk erat pada pinggangnya. Ia menoleh pada belakang untuk sekadar bertanya, siapkah Luhan?

"Sudah siap?"

Ada keraguan, tapi Luhan tidak ingin menyiakan setiap waktunya terlebih bersama Sehun. Apa pun situasinya, Luhan rela dan harus tetap bersama Sehun seorang.

Senyumnya kembali mengembang lebih lebar pada si pria Oh.

"Yes, Sehun..."

.

.

.

.

.

.

Membuka mata, pada saat itu serpihan cahaya laut menyapa. Luhan dibuat terpukau. Awalnya ketika Sehun mulai melajukan Jet ski mereka, selama itu Luhan mampu menutup mata dalam rasa takut kentara. Bahkan ia berteriak mengatakan segala hal atas rasa takutnya.