Mendung putih mendominasi langit pagi ini,dengan guyuran hujan deras.
Membuat seorang gadis berdiri gelisah diteras rumah. Ia sudah rapi dengan seragam SMA nya.Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah menengah atas,ia tidak mau sampai terlambat hanya karena hujan yang tak kunjung reda."Sya bareng sama mas Tris aja,sekalian nganterin Septa,tapi tunggu sampai hujannya reda ya!"teriak seorang wanita dengan senyum ramah, dari rumah samping yang hanya berjarak dua meter dari rumah yang ditempati gadis itu.
Gadis itu menoleh kearah sumber suara dan menemukan mbk Sri anak pertama pemilik kosan yang ia tempati.Gadis bernama Alisya itu mengangguk seraya tersenyum dan mengangkat tangannya membentuk tanda 'ok' sebagai jawaban.
Setelah mendapat respon dari Alisya, mbk Sri masuk kembali kedalam rumahnya.Alisya Agustin nama lengkap gadis itu,ia adalah gadis yang cukup cantik dengan rambut hitam sepunggung,berwajah oval,alis tebal dan bulu mata lentik alami dan kulit putih. Alisya memilih tinggal di kos-kos an karna ia ingin bisa mandiri,meski awalnya orang tuanya tidak mengizinkan,tapi ia mengancam tidak mau sekolah jika keinginan nya tidak di turuti.
Akhirnya dengan berat hati orang tuanya melepas anak semata wayang mereka.Alisya bukan gadis pembangkang,bukan. Gadis itu ingin mencoba hal baru dalam hidupnya tanpa selalu diawasi orang tuanya. Ia tidak ingin selalu bergantung pada orang tuanya. Gadis itu ingin hidup mandiri dan mencari pengalaman untuk bekal masa depan nya.
Orang tua Alisya tentu tidak melepaskan Alisya begitu saja. Mana tega orang tuanya membiarkan anak semata wayangnya tinggal dilingkungan tidak dikenal sendirian. Alisya dititipkan di kos-kosan sahabat orangtua nya agar mudah diawasi.Bude Rahmi itu adalah nama pemilik kosan ini,sekaligus sahabat orangtua Alisya.
Bude Rahmi adalah seorang single parent,suaminya meninggal dunia dua tahun lalu karena sakit. Bude Rahmi memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Sri ia mempunyai dua orang anak,Satria dan Septa . Anak kedua bernama Anton ia juga sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan. Dan yang terakhir adalah Dito ia sekarang masih kuliah diluar kota berkat beasiswa. Alisya kagum pada anak terakhir bude Rahmi,meskipun ia belum pernah bertemu secara langsung sejak dia tinggal disini.
*****
Sentuhan ditangan dan suara sapaan Septa, mengalihkan perhatian Alisya yang sedang memperhatikan tirai air yang tak kunjung reda.
"Hai kak ... Hujannya kok gak berhenti ya kak. Padahal kita mau berangkat sekolah." celoteh anak kelas tiga SD itu, dengan tangan memeluk lengan Alisya. Meskipun baru kenal beberapa hari Septa sudah akrab dengan Alisya.Keluarga bude Rahmi sangat baik dan ramah pada Alisya.
Alisya menghela napas pelan."Iya nih Sep, kakak baru masuk masa telat kan gak bagus banget kesannya."
"Apa mau di terobos aja pake payung?? Soalnya gak ada jas hujan. Ini kayaknya bakal lama hujannya mendung nya putih begitu." tawar mas Kris suami mbk Sri. Yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang mereka.Mungkin karena terlalu sibuk berbincang tentang hujan Alisya dan Septa tidak menyadari kehadiran mas Kris.
Alisya mendongak menatap langit.Suami mbk Sri benar, mendung putih memang biasanya membuat hujan lama berhenti,itu pendapat sebagian orang dan Alisya adalah salah satunya. Meskipun ia tidak tau itu fakta atau hanya anggapan masyarakat .
"Bener kata ayah kak,terobos aja yuk nanti kita telat loh." sahut Septa meyakinkan Alisya.
"Yaudah ayo kita berangkat!"seru Alisya bangkit berdiri dan menggandeng tangan Septa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BoyFriend Or Friend?
Teen FictionPaling susah itu kalo harus milih antara sahabat sama pacar ~Alisya Agustin~ Alisya seorang anak tunggal. Gadis yang sedang mencoba mandiri, dengan cara ngekos. Ditengah perjuangan nya untuk mandiri,hadir sosok yang dianggap nya sahabat meski mulut...