Hujan

118 12 0
                                    

Happy Reading!😊

*****

Mendung putih dengan udara yang terasa dingin menusuk tulang.Tetes-tetes air berjatuhan pelan namun lama-kelamaan menjadi guyuran air deras. Menambah dinginnya pagi hari ini. Alisya bergerak gelisah, karena hujan yang tak kunjung reda. Gadis itu sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya. Tak lupa pula payung biru bermotif doraemon sudah dalam genggamannya. Alisya mengeratkan jaket jeans nya untuk mengahalau udara dingin.

Setelah tiga menit menunggu hujan tak kunjung reda ,meski tak sederas tadi. Alisya tidak mau menunggu lagi ,ia bisa telat kesekolah bila menunggu hujan yang tak kunjung reda. Gadis itu melangkah keluar dari teras menerobos hujan, namun baru sampai tepi jalan depan kosan nya Alisya berhenti.

Sebuah motor Ninja berwarna hitam berhenti didepan Alisya. Pemilik nya menggunakan jaket hitam dan helm hitam, dan memakai celana SMA.

Alis Alisya mengkerut ,gadis itu bertanya-tanya didalam hati siapa dia? Saat kaca helm full face laki-laki itu di buka Alisya baru tahu siapa laki-laki itu. Bahkan  ia tak menyangka bahwa pengendara itu adalah Dicky. Untuk apa berhenti di depan nya? Gadis itu bertanya-tanya lagi dalam hati. Gak mungkin ngasih tumpangan kan? pikirnya.

"Ayo bareng gue " Kata Dicky setelah membuka kaca helmnya.

"Hah?" Alisya hanya melongo layaknya orang bodoh. Mulut nya sedikit terbuka, dengan alis mengkerut bingung. Pasalnya selama ini Dicky tidak pernah memberi nya tumpangan. Tidak heran jika Alisya kaget dengan pernyataan Dicky.

"Cepetan naik , gue keburu basah nih." seru Dicky.

Alisya mengerjap ,tanpa pikir panjang gadis itu langsung naik ke boncengan. Yang ada di dalam benak Alisya adalah segera naik sebelum Dicky bertambah basah. Alisya sudah tak mau ambil pusing mengapa Dicky mau memberinya tumpangan. Anggap saja Dicky ingin berbuat baik, positive thinking lebih baik bukan?

Dicky ternyata memilih jalan dengan rute memutar. Bukan jalan seperti yang dilaluinya seperti biasanya saat berjalan kaki. Lewat jalan ini akan melewati sekolah dasar Septa. Memang lebih jauh lewat jalan ini,tapi jalan ini lebih mulus tanpa cela. Sedangkan jika melewati jalan yang biasanya dilewati Alisya dengan jalan kaki disana banyak aspal yang berlubang ,mungkin Dicky menghindari jalan berlubang-lubang itu pikir Alisya.

Ternyata semakin jauh jarak yang mereka tempuh hujan makin deras. Tangan kiri Alisya menggenggam erat ujung jaket Dicky,sedangkan tangan kanan nya menggenggam erat payung biru nya. Dicky semakin mempercepat laju motornya,membuat Alisya susah payah menahan payung karena terpaan angin.

"Dik jangan ngebut dong,gue takut nih." Alisya tidak bohong ia memang takut. Gadis itu semakin mencengkram erat ujung jaket Dicky. Sedangkan payung nya sudah ia lipat ,dengan kondisi ngebut begitu bagaimana payung nya bisa bertahan? Bisa-bisa ia ikut terbang terbawa payung layaknya orang terjun payung bedanya ia akan mendarat di aspal. Membayangkan saja sudah membuat Alisya ngeri.

Dicky membuka kaca helm nya kemudian menoleh kearah samping " Kalo kita gak ngebut malah makin basah ntar. Pegangan yang erat aja ok!" Dicky sedikit berteriak agar Alisya dapat mendengar suaranya diantara deras nya hujan. Alisya hanya mengangguk dan mempererat cengkeraman nya pada jaket hitam Dicky.

Ada yang bilang ini romantis ? Alisya pikir mah tidak ,kalo begini bareng pacar mungkin bisa romantis karena Alisya bisa memeluk erat dan menyandarkan kepalanya ke punggung cowok di depannya. Sayangnya cowok di depannya bukan pacar nya jadi,ini tidak romantis sama sekali bagi Alisya.

BoyFriend Or Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang