"Sya ikut main voli yuk." ajak Sherly yang sudah mengenakan baju olahraga. Hari ini sekolah sedang mengadakan class meeting seperti biasa setelah melaksanakan ujian semester. Seperti biasa selalu ada perlombaan antar kelas dan kali ini lomba voli dan basket yang akan dimainkan hari ini.
Alisya yang sedang bermain Helix jump menoleh menatap Sherly aneh.
"Lo ngingo Sher? Lo udah tau gue nggak bisa segala macem olahraga paling mentok lari-lari doang." jawabnya cuek kemudian kembali bermain gamenya.Sherly berdecak kemudian duduk disamping Alisya, "Iya gue tau banget itu Sya, tapi masalahnya si Devi lagi di UKS, dia sakit. kita kurang satu orang lagi." jelasnya panjang lebar. Sedangkan Alisya masih sibuk bermain game di ponselnya.
"Sya! Lo dengerin nggak sih!" seru Sherly kesal karena sikap acuh tak acuh gadis disampingnya.
"Iya-iya denger kok, jangan sensi deh. Buat main voli ajak yang lain aja gue nggak bisa Sher bikin malu aja ntar." jawab Alisya karena memang diantara Sherly, Yani , dan Okta hanya Alisya yang payah dalam olahraga.
"Yang lain juga nggak bisa Sya.."
"Apa bedanya sama gue?"
"Sya please deh, lo tau sendirikan sebagian dari kita mau lomba basket. Yang tersisa cuma lo sama geng cabe." Yang dimaksud geng cabe adalah Refi , Lala dan Nita kerjaan mereka poles bedak dan bibir melulu bikin Sherly suka gedek sama mereka, bukan hanya Sherly sebagian anak kelas juga banyak yang tidak suka dengan tingkah mereka.
"Sher sepuluh menit lagi kita tanding udah dapet pengganti Devi belom?" tanya Okta yang baru masuk kelas bersama Yani.
"Tuh temen lo susah banget diajak solid." jawab Sherly seraya mengedikkan dagunya kearah Alisya dengan kesal.
"Ck kalian ini! Tapi jangan salahin gue kalo ntar nggak bisa apa-apa dilapangan. Jangan maki , hina dan cemooh." balas Alisya dengan tidak rela.
"Siap, nggak akan ada yang hina lo! Sampai ada, gue tabok ntar mulutnya!" seru Sherly semangat. Membuat Alisya memutar bola matanya jengah.
"Gue ganti baju dulu, ayo temenin." ujar Alisya yang diangguki dengan semangat 45 oleh Sherly dan Okta. Sedangkan Yani geleng-geleng kepala melihat semangat berlebih Sherly dan Okta.
*****
Setelah berganti baju Alisya dan ketiga sahabatnya langsung menuju lapangan. Disana sudah tampak ramai oleh penonton membuat Alisya gugup sekali takut mempermalukan kelasnya.
"Sher gue takut, jangan gue yaa? Gue nggak bisa apa-apa." bisik Alisya memasang wajah memelas. Sherly sebenarnya juga kasihan melihat wajah memelas Alisya tapi mau bagaimana lagi, tidak cukup orang akan didiskualifikasi hal itu akan lebih memalukan ketimbang kalah dalam permainan.
"Jangan gugup Sya, rileks. Ini cuma permainan kalah nggak papa yang penting kita maju." ucap Sherly menenangkan.
Sambil menunggu gilirannya kelasnya bermain Alisya memperhatikan dengan intens para pemain ia harap dengan begitu ia bisa tau cara bermain bola voli walau hanya sedikit.
Kalau dilihat sih sepertinya mudah cuma tangkis sana-tangkis sini. Tapi kenyataannya bagi si benci olahraga seperti Alisya itu susahnya naudzubillah.
"Sya..." sapa seseorang ditelinganya tiba-tiba membuat Alisya berjengkit kaget.
"Dicky! bikin kaget lo." ucap Alisya seraya mengelus dadanya menenangkan degub jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BoyFriend Or Friend?
Teen FictionPaling susah itu kalo harus milih antara sahabat sama pacar ~Alisya Agustin~ Alisya seorang anak tunggal. Gadis yang sedang mencoba mandiri, dengan cara ngekos. Ditengah perjuangan nya untuk mandiri,hadir sosok yang dianggap nya sahabat meski mulut...